Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bos Formula E Sayangkan Kepergian Honda dari F1

Basuki Eka Purnama
03/10/2020 07:27
Bos Formula E Sayangkan Kepergian Honda dari F1
Bos Formula E Alejandro Agag(AFP/Anthony WALLACE)

KEPERGIAN Honda dari Formula 1 setelah akhir tahun depan dipandang pendiri Formula E Alejandro Agag sebagai kabar buruk bagi dunia olahraga balap.

Honda pernah menyudahi keikutsertaannya sebagai konstruktor F1 pada 2008 sebelum kembali sebagai pemasok mesin pada 2015.

Pabrikan asal Jepang itu menyatakan, setelah tahun depan, mereka akan fokus ke pengembangan teknologi emisi nol seperti sel bahan bakar dan baterai mobil listrik.

Baca juga: Red Bull Hargai Keputusan Honda Tinggalkan Formula 1

Agag, yang menggagas seri balap mobil elektrik yang mendapat status kejuaraan dunia FIA itu, tidak memandang anggapan yang menyebutkan
keputusan Honda itu justru akan memperkuat Formula E.

"Saya melihatnya sebagai kabar buruk bagi motorsport secara umum. Saya tidak melihat ini sebagai kabar baik bagi Formula E dan kabar buruk bagi Formula 1," kata Agag.

"Kami di Formula E juga membutuhkan Formula 1 agar sukses karena kami tidak saling melihat sebagai kompetitor. Kami melihat masing-masing seperti di satu perahu dan berkompetisi dengan tenis, sepak bola, dan olahraga lainnya," lanjut pria yang akan meluncurkan ajang offroad mobil listrik bertajuk Extreme E itu.

"Jika satu pabrikan meninggalkan motorsport, bukan berarti dia akan memasuki pintu lain menuju kami. Dia mungkin sama sekali tidak masuk motorsport, jadi itu bukan kabar baik," imbuhnya.

Formula 1 dan Formula E terkait melalui perusahaan media Amerika Serikat milik John Malone.

Liberty Media memegang hak komersial F1 sedangkan Liberty Global pemilik saham terbesar Formula E.

Agag, yang juga memiliki rencana meluncurkan seri balap powerboat iti mengatakan elektrifikasi adalah tren yang tidak bisa dihentikan namun itu bukan berarti tidak ada tempat untuk Formula 1 di masa depan.

Dia membandingkan situati tersebut dengan balapan kuda yang terus ada meski hewan itu tidak lagi menjadi sarana transportasi reguler.

"Akan selalu ada balapan mesin pembakaran tapi itu tidak akan terkait dengan industri. Saya rasa industri akan pada akhirnya fokus ke balapan elektrik," pungkasnya. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya