Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PAPUA memutuskan mundur dari tuan rumah Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dan Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) 2019 yang akan diadakan Oktober mendatang.
Plt Kepala Dispora Provinsi Papua Alexander Kapisa menyatakan Papua tidak mendapatkan kerugian pascabatal menjadi tuan rumah Popnas dan Peparpenas 2019. Ia menegaskan Pemerintah Provinsi Papua ingin fokus persiapan PON 2020.
"Kami fokus menggenjot kesiapan PON. Karena PON adalah harga diri bagi kami,” kata pria yang karib disapa Alex kepada Media Indonesia, Sabtu (24/8).
Alex melihat ada sisi positif yang bisa dipetik dari batalnya Papua menjadi tuan rumah. Menurutnya, peserta dari daerah lain tak perlu merogoh ongkos besar untuk berlaga di Papua.
“Daerah-daerah peserta yang jauh dari Papua mungkin senang karena adanya perpindahan tuan rumah, karena kalau dipindah ke daerah lain ongkosnya lebih murah,” ujar Alex.
Perihal pengganti Papua sebagai tuan rumah masih menggantung. Pihak Kemenpora masih terus mencoba berkoordinasi dengan Dispora lainnya untuk menentukan siapa yang siap menjadi tuan rumah pesta olahraga para pelajar itu.
“Untuk tuan rumah pengganti belum ada kabar hingga saat ini dari Kemenpora,” tutur Alex.
Baca juga: Cabang Olahraga PON 2020 belum Diputuskan
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe mengirim surat pengunduran diri sebagai tuan rumah kepada Kemenpora. Isi suratnya menyebutkan pembatalan ini tercetus lantaran pihak pemerintah Papua mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan para atlet yang akan bertanding.
Rentan waktu aksi demonstrasi masyarakat Papua cukup berdekatan dengan jadwal digelarnya Popnas dan Peparpenas pun menjadi alasan. Selain itu, kenyamanan atlet menjadi salah satu faktor pembatalan Papua sebagai tuan rumah.
"Aspek kenyamanan dan keamanan para atlet adalah yang terpenting. Maka kami memilih mundur jadi tuan rumah karena dinamika yang terjadi di Papua," ujar Plt Kepala Dispora Provinsi Papua Alexander Kapisa kepada Media Indonesia pada Jumat (23/8).(OL-5)
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
makanan khas Papua yang terbuat dari bahan-bahan asli Papua, juga terdapat makanan ekstrem yang tidak lazim ditemukan di daerah lain
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
Eston berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) dan Progran Magister (S2) pada Program Studi (prodi) Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
NASIB Tanah Papua tidak seindah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Ironis memang, sumber daya alam begitu melimpah, tetapi kesejahteraan masyarakat Papua nyaris stagnan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved