Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ini Evaluasi Pelatih Ganda Putri di Thailand Terbuka 2019

Despian Nurhidayat
03/8/2019 13:25
Ini Evaluasi Pelatih Ganda Putri di Thailand Terbuka 2019
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu(MI/Ramdani)

GREYSIA Polii/Apriyani Rahayu merasakan kekalahan pahit di laga perempat final Thailand Open 2019. Dalam duel melawan Chang Ye Na/Kim Hye Rin dari Korea, Greysia/Apriyani harus takluk setelah berjuang tiga gim dengan skor akhir 21-9, 21-23, 19-21. Kekalahan ini pun mendapatkan evaluasi dari kepala pelatih ganda putri, Eng Hian.

"Ada perubahan pola permainan yang tidak mereka sadari, bisa jadi dikarenakan sudah terlalu yakin menang," ungkap Eng Hian yang mendampingi Greysia/Apriyani, Sabtu (8/3).

Eng Hian mengatakan permainan yang mendesak membuat Greysia/Apriyani kehilangan kontrol. Keduanya pun banyak melakukan kesalahan akibat hilangnya kontrol diri.

"Pada saat poin lawan mendekat, mereka jadi bingung, tidak bisa mengembalikan pola permainan dan feeling pengontrolan pukulannya. Akibatnya semua otot jadi tegang dan takut salah dan akhirnya ya malah membuat banyak kesalahan-kesalahan sendiri," lanjutnya.

Padahal, Eng Hian sempat mengingatkan Greysia/Apriyani untuk tetap mempertahankan pola permainan. Namun, lawan main memanfaatkan kelemahan mereka ini.

"Waktu saya lihat pola mereka berubah dan kehilangan satu poin, langsung saya ingatkan lagi untuk main dengan pola seperti di awal," imbuhnya.

Selain itu, Eng Hian juga mengevaluasi pasangan ganda putri lain yakni Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris yang tak dapat menghentikan perlawanan pasangan Jepang, Koharu Yonemoto/Shiho Tanaka, di babak pertama. Rizki/Della dikalahkan dengan skor 20-22, 9-21.

Baca juga: Indonesia Kehilangan Asa Di Ajang Thailand Terbuka 2019

Eng Hian menyatakan kekalahan Rizki/Della disebabkan karena faktor non-teknis terkait motivasi.

"Saya lihat ada masalah dengan motivasi mereka untuk mau jadi lebih baik. Evaluasi setiap turnamen hampir selalu sama, kekurangan dan kelemahannya di mana saja. Tetapi saya tidak melihat usaha keras dari mereka untuk memperbaiki," tutur Eng Hian.

Eng juga mengultimatum Rizki/Della, jika tak berhasil memperbaiki penampilan mereka dan tak dapat menembus peringkat sepuluh besar dunia, keduanya terancam kehilangan kesempatan untuk memperebutkan tiket olimpiade tahun depan.

"Saya akan memberikan kesempatan sampai akhir tahun ini. Kalau sampai akhir tahun ini tidak bisa menembus Top 10, maka saya akan stop memberikan kesempatan mereka untuk dapat tiket ke olimpiade. Lebih baik kesempatan itu saya berikan kepada pemain-pemain muda," tukasnya.

Sementara itu, pasangan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto juga dinilai Eng belum menunjukkan performa yang menggembirakan. Di Thailand Open 2019, Yulfira/Jauza terhenti di babak pertama dari Chang Ye Na/Kim Hye Rin (Korea) dengan skor 21-12, 12-21, 14-21. Sedangkan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto dihentikan Greysia/Apriyani dengan skor tipis 22-24, 24-26.

"Kalau Yulfira/Jauza permasalahannya hampir sama dengan Rizki/Della, dari awal tahun sudah diberikan kesempatan tetapi progresnya jalan di tempat. Kejuaraan Dunia mungkin akan jadi turnamen terakhir pasangan ini kalau mereka tidak bisa menunjukan hasil yang luar biasa," tambahnya.

Yulfira/Jauza mendapat kesempatan untuk bertanding di World Championships 2019 pada 19-25 Agustus di Basel, Swiss. Hanya tiga pasangan ganda putri Indonesia yang mendapat undangan berlaga di kejuaraan bergengsi ini yakni Greysia/Apriyani, Rizki/Della dan Yulfira/Jauza.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya