Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
CIVITAS akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan keprihatinan mendalam atas terjadinya gelombang unjuk rasa hingga mengakibatkan korban yang terjadi beberapa hari ini.
Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof Ova Emilia.
"Eskalasi kekerasan terhadap massa maupun aksi anarkis telah mengarah kepada perusakan fasilitas umum, penjarahan, dan gangguan terhadap kegiatan masyarakat umum," kata Ova di Balairung Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada, Minggu (31/8).
Bahkan, pada beberapa peristiwa merenggut korban nyawa serta luka-luka begitu banyak. Dikhawatirkan jika tindakan anarkis terus terjadi dan tidak terkendali, maka situasi ini dapat membawa kehancuran sebagai bangsa dan tragedi kemanusiaan.
"Dilandasi kesadaran dan keprihatinan itulah, maka, satu, UGM menyampaikan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam rangkaian aksi massa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dan UGM mengimbau semua pihak untuk menghentikan tindakan kekerasan dan anarkisme yang dapat merugikan siapapun demi menjaga nilai kemanusiaan dan kemartabatan," terang Ova.
Kedua, UGM mendukung gerakan damai (nonkekerasan) atas tuntutan masyarakat untuk mendorong pemerintah melakukan perbaikan menyeluruh, khususnya dalam penegakan hukum, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Ketiga, UGM mengingatkan pemerintah dan DPR agar/membatalkan kebijakan-kebijakan, yang tidak berpihak pada keadilan, menambah kesenjangan di antara elite politik dan rakyat, telah mengancam keberlangsungan demokrasi dan supremasi sipil, serta menguntungkan kepentingan para elit politik dan kelompok oligarki.
Empat, UGM mendorong mahasiswa, khususnya mahasiswa UGM, untuk terus menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara yang konstruktif, disertai kesadaran untuk menjaga diri serta kehati-hatian dalam setiap tindakan.
"Dan lima, UGM mengimbau penyelenggara negara dan pihak berwenang (Polri/TNI) untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara saksama, memperhatikan prinsip responsif dan akuntabilitas dalam mengambil langkah strategis dan taktis agar situasi terkendali, korban tidak lagi berjatuhan, dan ketertiban serta keamanan masyarakat segera pulih," ungkap Ova.
"Demikian kami sampaikan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral guna tetap menjaga keutuhan bangsa dan cita-cita kemanusiaan. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Kuasa senantiasa memberkahi dan melindungi Republik kita tercinta," tutup Ova. (AT/E-4)
AKSI demonstrasi yang berlangsung di sejumlah daerah sejak Jumat hingga Minggu (31/8) dini hari menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan masyarakat.
PULUHAN anggota Satuan Lalulintas Polres Tasikmalaya Kota melakukan penyekatan di Jalur nasional tepatnya di Pos Letter U lingkar Gentong, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.Â
Terkena gas air mata saat demo? Kenali bahaya dan cara mengatasinya dengan cepat—mulai dari basuh tubuh, ganti pakaian, hingga segera mandi
Demo hari ini di DPR memanas. Komisi I percepat rapat revisi UU Penyiaran di tengah aksi protes publik terkait kenaikan tunjangan perumahan anggota dewan.
SEBANYAK 611 personel gabungan TNI/Polri disiagakan di sekitar Patung Kuda dekat kawasan Istana Negara Jakarta untuk mengamankan jalannya demontrasi penolakan PPN 12 persen.
ANALIS politik senior sekaligus Direktur Eksekutif LPI, Boni Hargens, mengingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba membenturkan rakyat dengan aparat keamanan.
Kehilangan satu nyawa dalam kondisi yang tragis tentu menjadi pengingat bagi kita semua, betapa pentingnya menjunjung tinggi keselamatan, kemanusiaan.
PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketertiban dan keamanan negara.
Di samping itu, Faisal juga menegaskan bahwa pemerintah harus mengeluarkan pernyataan yang menenangkan, bukan justru menantang atau provokatif.
AKSI demonstrasi yang berlangsung di sejumlah daerah sejak Jumat hingga Minggu (31/8) dini hari menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved