Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
WIDYA Nusantara (WIN) School resmi menggelar acara grand opening pada Sabtu, (26/t) dengan tema Embracing the WIN Spirit. Sekolah ini hadir sebagai lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang memadukan kurikulum internasional Cambridge dan kearifan budaya lokal Bali.
Acara peresmian dibuka secara simbolis oleh Wali Kota Denpasar yang diwakili oleh Plt. Kabid PAUD, I Nyoman Handika. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen Pemerintah Kota Denpasar untuk terus mendukung setiap inisiatif yang mendorong peningkatan mutu pendidikan anak usia dini.
“WIN School adalah wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, yayasan, dan masyarakat dalam membangun layanan pendidikan yang unggul. Kehadirannya diharapkan mampu mencetak generasi masa depan yang cerdas dan berkarakter,” ujar Handika.
Rangkaian acara diisi dengan pementasan fragmen tari yang dibawakan oleh perwakilan siswa WIN School dan Griya Wika Entertainment, prosesi pemotongan pita, penandatanganan prasasti peresmian gedung, serta school tour yang memperkenalkan berbagai fasilitas unggulan. Para tamu juga menerima souvenir berupa bunga Jempiring—maskot Kota Denpasar—sebagai simbol cinta lingkungan dan dukungan terhadap praktik sustainable living.
Ketua Yayasan Dharma Widya Ulangun, I Nyoman Gede Astina dalam sambutannya, menyampaikan bahwa rencana pendirian WIN School sudah digagas sejak 10 tahun lalu, namun baru terealisasi tahun lalu melalui pembangunan bertahap.
“Kami ingin WIN School menjadi sekolah terbaik, tidak hanya di Denpasar, tapi juga di seluruh Bali. Dengan pendekatan holistik dan kurikulum yang kuat, kami yakin WIN School akan mencetak generasi yang sopan, mandiri, dan berjiwa tangguh,” ungkap Astina.
I Nyoman Gede Astina juga menyampaikan bahwa WIN School yang berada di bawah naungan yayasan ini telah bergerak di bidang pendidikan sejak tahun 2000, sehingga saat ini sudah berusia 25 tahun.
“Kami mengabdikan diri di bidang pendidikan. Jadi mulai dari pelatihan, tenaga kerja, kemudian ada D2, D3, D4, S1, S2 dan termasuk S3. Kami sekarang berpikir untuk turun ke bawah, mulai dari yang PAUD, juga Penitipan Anak yang kita lakukan di tempat ini,” ungkap Astina.
“Sekitar ada 79 anak sudah siap untuk didik di tempat ini, tetapi saya yakin di tahun depan ini akan banyak sekali anak-anak yang akan datang, karena ya mereka sudah melihat fasilitas kita, kita ingin ya selalu yayasan itu mengedepankan kualitas ya. Jadi kami ingin mendorong teman-teman apapun yang dilakukan di tempat kita ini, harus mengedepankan kualitasnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah WIN School, Imroatun Nafi’ah, menjelaskan bahwa saat ini WIN School telah mengantongi izin resmi dan membuka tiga layanan utama, yaitu Daycare (beroperasi sejak Maret 2025), serta Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang mulai berjalan sejak 21 Juli 2025.
“WIN School bisa dibilang sebagai sekolah anak usia dini terbesar di Bali. Kami memiliki ruang bermain eksploratif, perpustakaan dengan koleksi buku yang lumayan banyak, school clinic, conference room, dan kafetaria. Semua dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang aman, menyenangkan, dan bermakna,” terang Imroatun.
WIN School juga memiliki program unggulan seperti home reading, yang memungkinkan anak membawa pulang buku untuk dibacakan bersama orang tua guna mempererat ikatan emosional keluarga. Selain itu, sekolah menanamkan tujuh pembiasaan Anak Indonesia Hebat, termasuk cuci tangan mandiri, doa dan sembahyang sesuai keyakinan, serta pelatihan kemandirian sehari hari.
Demi keamanan, sekolah menerapkan sistem penjemputan dengan kartu khusus dan verifikasi identitas yang ketat. Setiap minggu, orang tua juga menerima laporan perkembangan anak disertai dokumentasi kegiatan. Yang membedakan WIN School dari sekolah lainnya adalah penerapan kurikulum Cambridge untuk Early Years yang dipadukan dengan pelestarian budaya lokal. Setiap Kamis, anak-anak mengenakan pakaian adat dan belajar bahasa serta budaya Bali—termasuk tarian, permainan tradisional, hingga bahasa Bali dan Indonesia. Di hari-hari lainnya, pembelajaran menggunakan bahasa Inggris.
“Di Widya Nusantara School, kami percaya bahwa setiap anak berhak merasa menjadi ‘pemenang’ dalam proses belajarnya—bukan karena nilai tertinggi, tetapi karena mereka merasa dihargai, didengar, dan diberi ruang untuk tumbuh sesuai potensinya. Inilah yang kami sebut The WIN Spirit,” ujar Imroatun. (E-2)
Program TPBIS ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menjalankan peran dan fungsi perpustakaan.
Keduanya tersesat ketika memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan memisahkan diri dari rombongan.
GELARAN Munang Maning Sport Enthusiast (MMSE) Fun Run 5K dan 10K yang digagas oleh komunitas Munang Maning Sport Enthusiast (MMSE) Denpasar mendapat apresiasi.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menekankan pentingnya festival ini sebagai ruang ekspresi bagi generasi muda.
Ibis Styles Bali hadirkan program "City Heritage Tour: Denpasar Has Stories" yang ajak tamu selusuri sejarah dan kehidupan lokal di Denpasar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved