Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Menteri Wihaji Luncurkan Pelayanan KB Serentak untuk Wilayah 3T

Palce Amalo
23/6/2025 21:03
Menteri Wihaji Luncurkan Pelayanan KB Serentak untuk Wilayah 3T
Menteri Dukbangga meluncurkan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Serentak untuk wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), Senin (23/6/2025).(MI/Palce Amalo)

MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Dukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji meluncurkan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Serentak untuk wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), Senin (23/6).

Peluncuran dipusatkan di Lapangan di Ba'a, Ibu Kota Kabupaten Rote Ndao dirangkai dengan pelepasan Kirab Hari Keluarga Nasional (Harganas), serta teleconference dengan sejumlah wilayah 3T yakni Miangas, Sabang, dan Merauke.

"Rote menurut saya, bagian terpenting dalam kita melayani. Kenapa? Salah satunya stunting agak lumayan, 32%. Tentu harapannya nanti kita bisa turunkan bersama-sama karena kita juga kerja sama dengan 15 perguruan tinggi negeri dan swasta punya program tidak hanya stunting tapi juga pengentasan kemiskinan," kata Wihaji kepada wartawan seusai peluncuran tersebut.

Menurutnya, alasan Pulau Rote dijadikan tempat peluncuran kegiatan ini karena selain persentase stunting yang tinggi, juga pulau ini perbatasan dengan Australia sekaligus pulau paling selatan Indonesia.

"Untuk menyelesaikan masalah harus kita ketahui sebabnya. yaitu pernikahan jini, kemudian air bersih, kemudian sanitasi, dan asupan gizi," kata dia.

Di Desa Persiapan Teuesa, Kecamatan Rote Barat, lanjutnya, Kementerian Dukbangga memberikan bantuan sumur bor untuk menyiapkan air bersih bagi warga serta nutrisi untuk minimal 20 orang.

"Kita pastikan enam bulan ke depan supaya seribu hari pertama kehidupan yang kita layani harus konkret, yakn pemerintah hadir di sana," katanya.

Di desa yang sama, juga dilakukan bedah rumah bagi satu keluarga setempat. Untuk pelayanan yang terkait dengan keluarga berencana di wilayah 3T tersebut, ditargetkan mencapai 1 juta akseptor, di luar program Gerakan Orang Tua Asuh (Genting). Terkait prevalensi stunting di Indonesia, menurutnya, rata-rata 19,8%, kecuali prevalensi stunting di Papua dan NTT masih tergolong tinggi.

"Karena itul kita hari ini ke Rote untuk program-program yang berkenaan dengan atasi stunting termasuk di dalamnya mencegah pernikahan dini, air bersih, sanitasi dan asupan gizi. Empat hal itu mau kita kerjakan step by step," jelasnya.

Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma yang menyampaikan sambutan pada kegiatan ini, menyebutkan paa 2024 prevalensi stunting di daerah ini tercatat sebesar 37%, turun dari tahun sebelumnya 37,9%.

"Tapi tetap saja jauh di atas rata-rata nasional yang sudah berada di angka 19,8%. Itu artinya, dari setiap 10 anak balita di NTT. Ini wajah anak-anak kita. Masa depan generasi yang sedang kita perjuangkan bersama," kata Johni Asadoma.

Sedangkan, angka kemiskinan umum di NTT masih 19,02%, dan kemiskinan ekstrem 2,82%.

"Saya bersyukur bahwa tren penurunan ini adalah buah dari kerja keras semua pihak. Tapi saya juga sadar, ini belum cukup. Kita masih harus bekerja lebih keras lagi, dan yang lebih penting bekerja bersama," ujarnya. (PO/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik