Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

257 Hektare Kebun Sawit Disiapkan Kalsel Dukung Program Integrasi Sapi-Sawit

Denny Susanto
05/2/2025 09:45
257 Hektare Kebun Sawit Disiapkan Kalsel Dukung Program Integrasi Sapi-Sawit
Ilustrasi(MI/DENNY SUSANTO)

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan 257 ribu hektare kawasan perkebunan kelapa sawit guna mendukung target swasembada daging pada 2029 melalui program Integrasi Kelapa Sawit dan ternak Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Inti-Plasma (Siska Ku Intip). 

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Suparmi, Rabu (5/2). "Ada sekitar 257 ribu hektare lahan perkebunan sawit yang sudah diverifikasi dan bisa untuk mendukung program integrasi sapi-sawit (Siska Kuintinp)," ungkap Suparmi. 

Luas lahan ini mencapai separuh dari total luas perkebunan sawit di Kalsel. Dikatakan Suparmi jika dalam satu hektare lahan ada satu ekor sapi maka Kalsel akan mendapatkan tambahan populasi sapi yang sangat besar. Saat ini populasi sapi di Kalsel tercatat sekitar 180 ribu ekor, dimana kebutuhan daging sebagian masih harus didatangkan dari luar daerah.

Kebutuhan daging sapi di Kalsel setiap tahunnya sebanyak 7.135 ton atau setara 57 ribu ekor sapi. Suparmi menambahkan diperlukan populasi sapi 260 ribu ekor lebih untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat.

"Kita perlu indukan sapi baru 57 ribu ekor lebih. Saat ini indukan tersedia 37 ribu ekor lebih. Melalui pengembangan program Siska Kuintip kita menargetkan swasembada daging pada 2029 mendatang," ujarnya.

Pengembangan program Siska Ku Intip yaitu sistem integrasi kelapa sawit sapi berbasis kemitraan usaha ternak inti plasma di Kalsel sudah terbentuk 26 Cluster di sejumlah daerah dengan populasi sapi lebih dari 4000 ekor. Sebanyak 13 perusahaan perkebunan terlibat dalam program yang sudah menjadi percontohan nasional ini.

Selain daging sapi, Kalsel juga menargetkan swasembada daging unggas melalui program Siti Hawalari yaitu sistem integrasi ternak itik di lahan rawa dan lahan kering. Program ini terbukti mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan peternak di sejumlah daerah.

"Saat ini sudah terbentuk 699 cluster ternak itik dan tentunya diikuti dengan peningkatan populasi dan produksi dan pendapatan peternak itik sangat signifikan peningkatannya lebih dari 50%," kata Suparmi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya