Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sedimentasi dan Sampah Jadi Pemicu Bencana Banjir di Kalsel

Denny Susanto
02/2/2025 22:01
Sedimentasi dan Sampah Jadi Pemicu Bencana Banjir di Kalsel
Banjir di Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto)

TINGGINYA curah hujan, merosotnya daya dukung serta daya tampung lingkungan aliran sungai yang dipicu sedimentasi dan sampah menjadi penyebab bencana banjir di Kalimantan Selatan. Hingga kini banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kalsel masih berlangsung.

"Hulu Sungai Utara menjadi daerah yang rawan banjir saat penghujan. Berdasarkan pengamatan kami, selain tingginya curah hujan kondisi pendangkalan dan banyak sampah kayu dan plastik di badan sungai menjadi penyebab banjir," kata Pj Bupati Hulu Sungai Utara Zakli Aswan, Minggu (2/2).

Menurut Zakli, Pemkab Hulu Sungai Utara beberapa waktu lalu telah melakukan pengerukan/normalisasi aliran sungai sepanjang tiga kilometer dan mendapati banyak sampah terutama kayu dan plastik serta lumpur yang menutup badan sungai.

"Karena itu langkah penting adalah melakukan pengerukan aliran-aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga sungai tidak meluap saat hujan," ujarnya.

Kabupaten Hulu Sungai Utara yang wilayahnya di dominasi rawa juga merupakan daerah pertemuan tiga sungai besar yaitu Sungai Tabalong, Sungai Balangan dan Sungai Nagara. Pada akhir 2024 hingga awal Januari 2025 sebagian besar wilayah Hulu Sungai Utara terendam banjir akibat meluapnya sungai dan rawa.

Senada Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III I Putu Eddy Purna Wijaya, mengatakan banjir atau genangan bisa terjadi karena berkurangnya kapasitas sungai, topografi lahan yang relatif datar dan pengaruh pasang surut air laut ke arah hulu sungai. Kondisi ini sering terjadi di dataran-dataran rendah, seperti daerah bantaran banjir sungai, rawa, dan sejenisnya.

Secara historis, menurutnya, dengan memperhatikan topografi, lahan, curah hujan dan banyaknya sungai di Kalsel, masalah banjir harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. "Bukan hanya penanganannya tetapi juga upaya pencegahan, pengurangan risiko serta mitigasi. Pengendalian banjir, penanganannya tergantung penyebabnya, bisa melalui normalisasi, pembuatan tanggul, pintu air, pompa, pembuatan kolam retensi atau bendungan dan lainnya," kata Putu Eddy.

Gubernur Kalsel Muhidin, saat meninjau kondisi banjir bersama Dirjen Bina Marga, Kementerian PU Roy Rizalie Anwar, berharap dukungan pemerintah pusat terkait strategi dan penanganan bencana banjir baik jangka pendek maupun jangka panjang di Kalsel.

Pantauan Media, sejak beberapa hari terakhir hujan tidak turun di wilayah Kalsel. Beberapa daerah dilanda banjir berangsur surut. Meski demikian sejumlah lokasi banjir terparah masih terendam seperti Kecamatan Sungai Tabuk, Martapura Barat dan Martapura Timur di Kabupaten Banjar. Serta Kecamatan Bati-bati dan Kurau di Kabupaten Tanah Laut.

"Ada penurunan air 10 cm hingga 20 cm, di beberapa lokasi terparah rumah-rumah warga masih terendam. Dapur umum pun masih kita dirikan seperti di Kurau dan Martapura Timur," kata Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinas Sosial Kalsel  Ahmadi.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya