Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banjir di Demak Meluas, Jalur Alternatif Semarang-Demak Juga Terendam

Akhmad Safuan
02/2/2025 21:44
Banjir di Demak Meluas, Jalur Alternatif Semarang-Demak Juga Terendam
Banjir merendam jalur alternatif di Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Minggu (2/2( sore membuat banyak kendaraan mogok.(MI.)

BANJIR merendam Kabupaten Demak kian parah, tidak hanya jalur Pantura Semarang-Demak di Kecamatan Sayung terendam banjir, tetapi juga jalur alternatif Genuk (Semarang)-Bulusari (Demak) terendam banjir di Kalisari dengan ketinggian air capai 50 centimeter.

Pemantauan Media Indonesian Minggu (2/2) petang, akibat hujan lebat mengguyur Kabupaten Demak dan air laut pasang (rob) sejumlah sungai dan anak sungai tidak mampu menampung volume air sehingga melimpas di merendam perkampungan penduduk dan jajan utama di daerah di Pantura Jawa Tengah ini dengan ketinggian air mencapai 70 centimeter.

Selain jalur Pantura Semarang-Demak di Kecamatan Sayung terendam banjir dengan ketinggian capai 50 centimeter, jalur alternatif Genuk-Bulusari juga terendam banjir di Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, sehingga kendaraan berukuran kecil dan sedang serta sepeda motor harus berjibaku menembus banjir, bahkan tidak sedikit yang mogok.

"Banjir mulai datang merendam kawasan ini sejak siang, bahkan semakin sore air meninggi hingga banyak kendaraan melintas di jalur alternatif ini terjebak banjir," ujar Iyah,50, warga Kalisari, Kecamatan Sayung, Demak.

Hal serupa juga diungkapkan Khoris,45, warga Onggorawe, Kecamatan Sayung, Demak, akibat banjir merendam jalur Pantura dan jalur alternatif menjadikan warga semakin kesulitan untuk berangkat dan pulang kerja yang rata-rata di pabrik di daerah Semarang, bahkan tidak sedikit terpaksa memutar melalui Mranggen yang jaraknya dua kali lebih jauh.

Sementara itu Kepala Desa Kalisari Sugijono mengungkapkan banjir merendam di desa ini karena berada di hilir sungai dan merupakan daerah cekungan, meningkatnya volume Sungai Dombo menjadikan air berasal dari hujan lebat dan rob tidak dapat masuk ke sungai, bahkan air hujan dari Ungaran, Rowosari, Batursari, Jamus, Penggaron, Sembungharjo, Kudu, Jetaksari, Wringinjajar  masuk ke Desa Kalisari.

"Air yang tertumpuk di Desa Kalisari tidak dapat dibuang atau di alirkan, karena Sungai Dimbo juga penuh hingga banjir bertahan lama," imbuhnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Haris Wahyudi Ridwan, mengatakan hingga saat ini banjir di daerah ini telah merendam tujuh desa di dua kecamatan yakni Desa Batu, Wonoagung, Rejosari, Wonokerto, Wonowoso (Kecamatan Karangtengah) dan Desa Sayung, Kalisari (Kecamatan Sayung).

"Banjir di Demak ini mengakibatkan, 4.919 keluarga (12.870 jiwa) terdampak, selain itu ada tujuh perkantoran, 12 sekolah, 350 hektare lahan pertanian, 30 tempat ibadah, dua  pasar tradisional serta satu fasilitas kesehatan terendam banjir," ujar Haris Wahyudi Ridwan.

Selain buruknya drainase menjadi penyebab banjir, menurut Haris Wahyudi Ridwan, derasnya hujan ditambah air laut pasang (rob) menjadi pemicu banjir di Demak semakin tidak terkendali, bahkan melihat kondisi cuaca saat ini dikhawatirkan akan semakin membuat banjir semakin tinggi dan meluas, apalagi volume air sejumlah sungai dan anak sungai sudah mencapai bibir tanggul.

Kekhawatiran paling mendominasi di Kabupaten Demak ini, ungkap Haris Wahyudi Ridwan, adalah jebolnya tanggul sungai seperti terjadi beberapa waktu lalu, hal ini terjadi ketika di hulu sungai (Kabupaten Sebarang) terjadi hutan lebat hingga tanggul tidak mampu menahan gelontoran air dari atas seperti Sungai Tuntang dan sejumlah sungai lainnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya