Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANJIR dengan ketinggian 10-70 centimeter masih merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang dan Pekalongan, Jumat (31/1). Banjir mengakibatkan arus lalu lintas tersendat dan ratusan warga terdampak masih bertahan di pengungsian.
Banjir juga merendam sejumlah kawasan di Jalur Pantura seperti di ruas Kecamatan Sayung (Demak), Genuk, Kaligawe dan Mangkang (Semarang), Brangsong dan Kendal Kota (Kendal), Tulus, Warungasem, Batang Kota (Batang) dan sejumlah ruas di Kota Pekalongan mengakibatkan lalulintas tersendat karena sejumlah sungai dan saluran drainase yang meluap.
Selain akibat cuaca ekstrem yang melanda sejak Rabu (29/1) malam, banjir air laut pasang (rob) memperparah kondisi banjir di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Akibatnya, sejumlah kendaraan pribadi dan sepeda motor baik dari arah barat (Semarang) maupun dari arah timur (Kudus) memilih menghindari banjir di Pantura tersebut dengan melintas di jalur alternatif.
"Banjir sejak dini hari merendam Pantura Semarang-Demak dengan ketinggian capai 20-40 centimeter, sehingga kendaraan harus berjalan merambat menyebabkan arus lalulintas tersendat," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Demak Ajun Komisaris Thoriq Aziz.
Kepala Urusan Binops Satuan Lalulintas Polres Kendal Iptu Joko Santoso mengatakan untuk mengatasi kemacetan lalulintas sejak dini hari telah diturunkan petugas di sejumlah titik genangan banjir di jalur Pantura. "Kita menyarankan agar kendaraan dari arah Jakarta menuju ke Semarang melalui jalur alternatif di Weleri, Kendal," imbuhnya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal Huda Kurniawan mengatakan banjir di daerah Pantura ini merendam di puluhan desa dan kelurahan di sejumlah kecamatan seperti Kendal Kota, Patebon, dan Brangsong dengan ketinggian air 20-70 centimeter. Bahkan sejumlah kantor termasuk Kantor Bupati Kendal juga kebanjiran karena meluapnya sejumlah sungai seperti Sungai Kendal dan Sungai Buntu.
Sementara itu, banjir di Pekalongan juga masih merendam sejumlah kelurahan dan ruas jalan, sehingga jumlah pengungsi terus bertambah di sejumlah tempat pengungsian seperti Aula Kecamatan Pekalongan Barat dan Musala Al Munir Kampung Baru, Kelurahan Tirto dan Panti Asuhan Arrabitoh Klego karena rumah mereka terendam banjir hingga lebih dari 50 centimeter.
"Banjir diakibatkan meluapnya Sungai Bremi dan sejumlah drainase ini, kita siapkan posko pengungsian dan mulai dioperasikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Aprilyanto Dwi Purnomo.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki juga turun ke sejumlah wilayah terendam banjir di daerah ini untuk memeriksa penanganan banjir. Ada 500 lebih warga yang mengungsi akibat banjir tersebut. "Kami ingin memastikan pelayanan kepada warga terdampak banjir berjalan baik, terutama masalah kesehatan dan tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Selain memeriksa layanan kesehatan gratis, termasuk trauma healing, Lani juga memastikan distribusi logistik dan obat-obatan untuk warga terdampak berjalan lancar. Dia menyatakan bersyukur karena bantuan dari Dinas Sosial, Desa, Kecamatan serta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) serta pihak lain terus mengalir hingga tidak sampai kekurangan.
Bekali Cat Semprot
Dampak banjir melanda sejumlah daerah ini, juga mengakibatkan jalur Pantura Jawa Tengah mendalami kerusakan cukup parah. Di sejumlah ruas jalan mulai muncul lubang-lubang menganga berdiameter 10-100 centimeter akibat terendam banjir dan beratnya beban tonase kendaraan angkutan barang hingga membahayakan pengguna jalan terutama pada malam hari.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Batang Ajun Komisaris Ahmad Zainurrozaq mengatakan munculnya lubang menganga di sepanjang jalur Pantura dan jalan alternatif terjadi karena hujan lebat dan banjir merendam selama beberapa hari terakhir serta beban kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL), sehingga cukup membahayakan kendaraan melintas terutama sepeda motor.
Selain berkoordinasi dengan satuan kerja (Satker) jalan nasional untuk segera diperbaiki, lanjut Ahmad Zainurrozaq, seluruh anggota Satuan Lalu Lintas Polres Batang dibekali cat semprot untuk memberikan tanda pada lubang di jalan yang rusak tersebut. "Dengan diberi garis cat semprot warna putih, akan mudah terlihat di jarak 50 meter, sehingga pengendara dapat menghindari lubang lebih awal," tambahnya.
Langkah preventif dilakukan ini, demikian Ahmad Zainurrozaq, cukup efektif karena dalam beberapa hari terakhir ini tidak ada kecelakaan di wilayah Batang akibat jalan berlubang baik itu terperosok maupun jatuh.
Kondisi kerusakan jalan akibat cuaca ekstrem ini, juga telah diperkirakan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah - DI Yogyakarta, bahkan PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah Christanto Yudha. Dia mengatakan kemunculan lubang jalan saat musim penghujan cukup masif yakni setiap hari muncul 109-200 lubang di jalur Pantura.
"Kita telah menyiapkan sekitar 2.000 ton aspal untuk menambal lubang jalan yang terus bermunculan, sedangkan jangka panjang diusulkan rigid beton di area Pantura Batang-Pekalongan pada 2026-2027 sepanjang 9,28 kilometer," kata Christanto. (N-2)
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Arus lalu lintas di depan pabrik Polytron, tepatnya dari arah Semarang menuju Demak, sudah relatif lancar, tidak tersendat seperti hari-hari sebelumnya.
Banjir rob tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga merusak infrastruktur, mengancam kesehatan, dan berdampak pada perekonomian lokal.
Hujan deras dengan interval waktu yang cukup lama selalu mengakibatkan banjir hingga ke permukiman warga.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengakui kemacetan di Jakarta bisa bertambah parah akibat adanya kejadian khusus, seperti iring-iringan tamu negara
Penyebab utama dari bencana ini adalah tingginya curah hujan yang berlangsung cukup lama sejak sore hingga malam hari, dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 1 - 1,5 meter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved