Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DINAS Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen, Jawa Tengah, terus menggiatkan program vaksinasi terhadap sapi untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) atau lato-lato.
Kepala Distapang Kebumen, Teguh Yuliono, menjelaskan bahwa pada awal tahun 2025, pihaknya menerima bantuan 1.100 dosis vaksin PMK dan LSD dari pemerintah pusat. Vaksin ini telah didistribusikan dan disuntikkan secara bertahap kepada sapi milik peternak maupun kelompok ternak hingga akhir Januari 2025.
“Sebagai langkah pencegahan, kami masih fokus pada program vaksinasi. Untuk awal tahun ini, kami menerima total 1.100 dosis vaksin bantuan dari pusat, dan sudah didistribusikan secara bertahap hingga akhir bulan ini,” ujar Teguh.
Teguh mengungkapkan, hingga saat ini, kasus PMK di Kebumen masih nihil. Namun, kasus LSD masih tergolong tinggi. Berbagai langkah terus dilakukan agar virus LSD tidak menyebar lebih luas ke sapi milik peternak.
“Selain vaksinasi, kami memberikan vitamin, melakukan pemantauan rutin bersama dokter hewan, melarang pembelian sapi dari luar daerah, serta mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan kandang dan ternaknya,” tambahnya.
Koordinator Puskeswan Kebumen, Wahyu Eri Setyawan, meminta masyarakat tetap tenang menghadapi wabah LSD dan PMK. Ia menyarankan agar peternak tidak menangani sapi sakit secara mandiri, melainkan segera melapor ke Puskeswan.
“Jika ada sapi yang sakit, laporkan ke Puskeswan. Jangan ditangani sendiri. Kami siap melayani 24 jam, kapan pun ada masalah, langsung laporkan. Jangan ragu, kami akan menangani secepat mungkin,” ujar Wahyu.
Ia menegaskan bahwa vaksinasi masih menjadi metode paling efektif untuk mencegah penularan virus PMK dan LSD. Ia juga mengimbau peternak untuk aktif mengikuti program vaksinasi yang wajib dilakukan dua kali setahun.
“Bagi yang belum divaksin, kami harap segera melaksanakan vaksinasi terhadap ternaknya. Tidak perlu takut atau ragu. Vaksin adalah langkah paling efektif untuk melindungi hewan ternak dari virus,” katanya.
Menurut dr. Wahyu, meski virus ini tidak menular ke manusia, dampaknya dapat dirasakan secara psikologis oleh peternak.
“Psikis peternak pasti terganggu saat melihat sapinya lesu, lumpuh, tidak mau makan, terkena bentol-bentol, bahkan menghadapi risiko kematian. Belum lagi makelar yang menawar dengan harga rendah. Ini pasti membuat peternak pusing,” jelas Wahyu.
Untuk mencegah penyebaran virus, selain vaksinasi dan pemberian vitamin, Distapang juga melakukan pemeriksaan reproduksi hewan, desinfeksi kandang, serta menggunakan disinfektan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
“Kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang virus ini, cara penularannya, gejalanya, bahaya yang ditimbulkan, serta langkah-langkah penanganannya. Intinya, kami selalu memberikan pendampingan kepada peternak agar mereka paham dan siap menghadapi ancaman virus ini,” tandas Wahyu.(H-2)
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
Sapi yang terjangkit PMK dan mulai berangsur membaik terdapat di Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka
Dinas PKH juga mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang rentan menyerang hewan ternak saat musim hujan.
Saat ini realisasi vaksinasi PMK ternak sapi milik petani sudah mencapai 3.173 dosis atau 79,3 persen dari target 4.000 dosis vaksin.
Cuaca ekstrem berisiko mempercepat penyebaran PMK serta penyakit lain seperti Septicaemia Epizootica atau sapi ngorok dan Jembrana.
Jumlah kasus PMK dari Desember 2024 sampai 23 Januari 2025 sebanyak 28.725 ekor sapi dan yang mati 858 ekor di 18 provinsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved