Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DINAS Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen, Jawa Tengah, terus menggiatkan program vaksinasi terhadap sapi untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) atau lato-lato.
Kepala Distapang Kebumen, Teguh Yuliono, menjelaskan bahwa pada awal tahun 2025, pihaknya menerima bantuan 1.100 dosis vaksin PMK dan LSD dari pemerintah pusat. Vaksin ini telah didistribusikan dan disuntikkan secara bertahap kepada sapi milik peternak maupun kelompok ternak hingga akhir Januari 2025.
“Sebagai langkah pencegahan, kami masih fokus pada program vaksinasi. Untuk awal tahun ini, kami menerima total 1.100 dosis vaksin bantuan dari pusat, dan sudah didistribusikan secara bertahap hingga akhir bulan ini,” ujar Teguh.
Teguh mengungkapkan, hingga saat ini, kasus PMK di Kebumen masih nihil. Namun, kasus LSD masih tergolong tinggi. Berbagai langkah terus dilakukan agar virus LSD tidak menyebar lebih luas ke sapi milik peternak.
“Selain vaksinasi, kami memberikan vitamin, melakukan pemantauan rutin bersama dokter hewan, melarang pembelian sapi dari luar daerah, serta mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan kandang dan ternaknya,” tambahnya.
Koordinator Puskeswan Kebumen, Wahyu Eri Setyawan, meminta masyarakat tetap tenang menghadapi wabah LSD dan PMK. Ia menyarankan agar peternak tidak menangani sapi sakit secara mandiri, melainkan segera melapor ke Puskeswan.
“Jika ada sapi yang sakit, laporkan ke Puskeswan. Jangan ditangani sendiri. Kami siap melayani 24 jam, kapan pun ada masalah, langsung laporkan. Jangan ragu, kami akan menangani secepat mungkin,” ujar Wahyu.
Ia menegaskan bahwa vaksinasi masih menjadi metode paling efektif untuk mencegah penularan virus PMK dan LSD. Ia juga mengimbau peternak untuk aktif mengikuti program vaksinasi yang wajib dilakukan dua kali setahun.
“Bagi yang belum divaksin, kami harap segera melaksanakan vaksinasi terhadap ternaknya. Tidak perlu takut atau ragu. Vaksin adalah langkah paling efektif untuk melindungi hewan ternak dari virus,” katanya.
Menurut dr. Wahyu, meski virus ini tidak menular ke manusia, dampaknya dapat dirasakan secara psikologis oleh peternak.
“Psikis peternak pasti terganggu saat melihat sapinya lesu, lumpuh, tidak mau makan, terkena bentol-bentol, bahkan menghadapi risiko kematian. Belum lagi makelar yang menawar dengan harga rendah. Ini pasti membuat peternak pusing,” jelas Wahyu.
Untuk mencegah penyebaran virus, selain vaksinasi dan pemberian vitamin, Distapang juga melakukan pemeriksaan reproduksi hewan, desinfeksi kandang, serta menggunakan disinfektan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
“Kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang virus ini, cara penularannya, gejalanya, bahaya yang ditimbulkan, serta langkah-langkah penanganannya. Intinya, kami selalu memberikan pendampingan kepada peternak agar mereka paham dan siap menghadapi ancaman virus ini,” tandas Wahyu.(H-2)
Dinas KKP DKI Jakarta memastikan tidak ada hewan kurban yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), lumpy skin disease (LSD), dan Peste Des Petits Ruminants (PPR).
Kasus dengan jumlah tertinggi di provinsi Jawa Timur sebanyak 114.921 kasus, NTB sebanyak 43.282 kasus.
PENANGANAN Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Barat mendapatkan apresiasi.
SATUAN Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melaporkan sebanyak 1.121.879 ekor sapi telah menjalani vaksinasi PMK hingga Senin (8/8).
SATUAN Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melaporkan sebanyak 1.531.397 sapi telah menjalani vaksinasi PMK hingga Rabu (16/) pukul 12.00 WIB.
Biosekuriti adalah tindakan untuk mencegah penularan penyakit atau kontaminasi ke dalam atau keluar dari suatu tempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved