Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hingga Akhir Januari, Pemkab Kebumen Lakukan Vaksinasi untuk Ternak 1.100 Dosis

Lilik Darmawan
17/1/2025 20:26
Hingga Akhir Januari, Pemkab Kebumen Lakukan Vaksinasi untuk Ternak 1.100 Dosis
: Dokter hewan menyuntikkan vaksin kepada ternak sapi milik warga di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Rabu (8/1/2025).(ANTARA/AMPELSA)

DINAS Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen, Jawa Tengah, terus menggiatkan program vaksinasi terhadap sapi untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) atau lato-lato.

Kepala Distapang Kebumen, Teguh Yuliono, menjelaskan bahwa pada awal tahun 2025, pihaknya menerima bantuan 1.100 dosis vaksin PMK dan LSD dari pemerintah pusat. Vaksin ini telah didistribusikan dan disuntikkan secara bertahap kepada sapi milik peternak maupun kelompok ternak hingga akhir Januari 2025.

“Sebagai langkah pencegahan, kami masih fokus pada program vaksinasi. Untuk awal tahun ini, kami menerima total 1.100 dosis vaksin bantuan dari pusat, dan sudah didistribusikan secara bertahap hingga akhir bulan ini,” ujar Teguh.

Situasi Kasus di Kebumen

Teguh mengungkapkan, hingga saat ini, kasus PMK di Kebumen masih nihil. Namun, kasus LSD masih tergolong tinggi. Berbagai langkah terus dilakukan agar virus LSD tidak menyebar lebih luas ke sapi milik peternak.

“Selain vaksinasi, kami memberikan vitamin, melakukan pemantauan rutin bersama dokter hewan, melarang pembelian sapi dari luar daerah, serta mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan kandang dan ternaknya,” tambahnya.

Koordinator Puskeswan Kebumen, Wahyu Eri Setyawan, meminta masyarakat tetap tenang menghadapi wabah LSD dan PMK. Ia menyarankan agar peternak tidak menangani sapi sakit secara mandiri, melainkan segera melapor ke Puskeswan.

“Jika ada sapi yang sakit, laporkan ke Puskeswan. Jangan ditangani sendiri. Kami siap melayani 24 jam, kapan pun ada masalah, langsung laporkan. Jangan ragu, kami akan menangani secepat mungkin,” ujar Wahyu.

Ia menegaskan bahwa vaksinasi masih menjadi metode paling efektif untuk mencegah penularan virus PMK dan LSD. Ia juga mengimbau peternak untuk aktif mengikuti program vaksinasi yang wajib dilakukan dua kali setahun.

“Bagi yang belum divaksin, kami harap segera melaksanakan vaksinasi terhadap ternaknya. Tidak perlu takut atau ragu. Vaksin adalah langkah paling efektif untuk melindungi hewan ternak dari virus,” katanya.

Menurut dr. Wahyu, meski virus ini tidak menular ke manusia, dampaknya dapat dirasakan secara psikologis oleh peternak.

“Psikis peternak pasti terganggu saat melihat sapinya lesu, lumpuh, tidak mau makan, terkena bentol-bentol, bahkan menghadapi risiko kematian. Belum lagi makelar yang menawar dengan harga rendah. Ini pasti membuat peternak pusing,” jelas Wahyu.

Untuk mencegah penyebaran virus, selain vaksinasi dan pemberian vitamin, Distapang juga melakukan pemeriksaan reproduksi hewan, desinfeksi kandang, serta menggunakan disinfektan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.

“Kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang virus ini, cara penularannya, gejalanya, bahaya yang ditimbulkan, serta langkah-langkah penanganannya. Intinya, kami selalu memberikan pendampingan kepada peternak agar mereka paham dan siap menghadapi ancaman virus ini,” tandas Wahyu.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya