Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Angka Kematian Ibu dan Anak di Bengkulu Meningkat pada 2024

Marliansyah
14/1/2025 20:28
Angka Kematian Ibu dan Anak di Bengkulu Meningkat pada 2024
ilustrasi(Marliansyah/MI)

 

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mencatat angka kematian ibu meningkat menjadi empat kasus dan angka kematian bayi naik signifikan dari 65 kasus menjadi 82 kasus pada 2024 lalu.

 

Pemkot Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mencatat angka kematian ibu meningkat  menjadi empat kasus dan angka kematian bayi naik signifikan dari 65 kasus menjadi 82 kasus pada 2024 lalu.

 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Bengkulu, Dewi Dharma, di Bengkulu, mengatakan, angka kematian ibu dan anak di Kota Bengkulu, meningkat jika dibandingkan pada 2023 lalu.

 

"Salah satu faktor utama penyebab tingginya angka kematian bayi adalah usia ibu yang masih sangat muda. 

 

Banyak kasus ibu melahirkan, lanjut dia, di bawah usia produktif, misalnya usia 16 tahun, yang belum siap secara fisik dan mental untuk menjadi ibu dan hal ini menjadi salah satu penyebab utama angka kematian bayi yang tinggi.

 

Selain itu, faktor lain seperti penyakit degeneratif, hipotensi, eklampsia, dan komplikasi persalinan seperti perdarahan akibat riwayat operasi sebelumnya juga menjadi penyebab kematian ibu. 

 

Ada kasus ibu meninggal karena tekanan darah tinggi yang menyebabkan kejang-kejang saat persalinan, serta perdarahan akibat placenta yang lengket pada persalinan sebelumnya.

 

"Banyak bayi yang meninggal karena lahir prematur atau sebelum usia kehamilan cukup bulan. 

 

Bayi yang lahir di usia kandungan kurang dari tujuh bulan, kata dia, memiliki paru-paru yang belum matang, sehingga sulit untuk bertahan hidup

 

Untuk itu, pentingnya edukasi dan persiapan sebelum menjadi ibu, khususnya untuk remaja putri. 

 

Remaja di bawah usia 20 tahun belum matang secara reproduksi sehingga pernikahan di usia dini perlu dicegah melalui peran keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan semua pihak terkait.

 

DP3AKB mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga pemerintah, untuk mempersiapkan remaja putri menjadi ibu yang sehat secara fisik dan mental.

 

Usia reproduksi terbaik untuk seorang ibu adalah 20–30 tahun karena diusia ini, alat reproduksi sudah matang untuk persalinan dan peran sebagai ibu 

 

Sebelumnya, pada 2023, kasus angka kematian ibu sebanyak tiga orang dan pada 2024 meningka. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya