Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anggota DPR Sebut Implementasi UU KIA dengan Tepat Tekan Angka Kematian Bayi

Indrastuti
05/9/2024 20:08
Anggota DPR Sebut Implementasi UU KIA dengan Tepat Tekan Angka Kematian Bayi
Petugas menimbang berat badan balita saat pelaksanaan Bulan Timbang Balita dan Bulan Vitamin A di Madiun, Jawa Timur, Selasa (6/8/2024)(ANTARA/SISWOWIDODO)

ANGGOTA Komisi IX DPR RI Kris Dayanti menilai implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan (UU KIA) secara baik dapat menekan tingginya angka kematian bayi.

Menurut wanita yang akrab disapa KD itu, UU KIA mampu menekan tingginya angka kematian bayi karena di dalamnya mengatur sejumlah langkah kunci yang dapat mengurangi angka kematian bayi, yakni memberikan dukungan secara menyeluruh bagi kesejahteraan ibu dan anak, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari).

"UU KIA mengatur tumbuh kembang anak adalah tanggung jawab kolektif, termasuk kewajiban-kewajiban pemerintah. Maka, UU KIA dan aturan turunannya harus betul-betul diimplementasikan dengan baik,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga : Pemkot Denpasar Dukung RSIA Turunkan Kematian Ibu dan Anak

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), disebutkan bahwa kematian bayi paling tinggi diakibatkan karena bayi mengalami kelahiran secara prematur sebelum pekan ke-37 kehamilan. Hal tersebut sering kali disebabkan oleh pernikahan usia dini dan masalah selama kehamilan.

Angka kematian bayi di Indonesia berada di atas 15 kematian per 1.000 kelahiran bayi. Menurut KD, pemerintah harus mengambil langkah konkret dan terobosan kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut.

"Harus ada langkah konkret dan terobosan kebijakan dari pemerintah, tidak sekadar bersifat koordinatif seperti sekarang, tapi juga dapat dioptimalkan dengan anggaran agar lebih efektif dan agresif dalam menuntaskan permasalahan yang dihadapi ibu dan anak," ujarnya.

Baca juga : Angka Kematian Ibu Masih Tinggi

Legislator Dapil Jawa Timur V itu lalu mengatakan pula bahwa dukungan dari pemerintah harus dilaksanakan secara merata hingga ke daerah terpencil. Dengan begitu, semua ibu di Indonesia bisa mendapatkan edukasi dan pemahaman yang baik tentang gizi seimbang saat hamil hingga anak lahir.

"Termasuk, dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perawatan prenatal dan post-natal. Kampanye edukasi tentang gizi ibu hamil, bahaya pernikahan dini, dan pentingnya imunisasi bisa tentu akan sangat membantu mengurangi angka kematian bayi di Indonesia," kata dia.

Selain itu, KD juga menekankan pentingnya implementasi kebijakan yang mendukung kesehatan ibu dan anak, seperti cuti melahirkan yang lebih panjang bagi ibu bekerja dan perlindungan terhadap pernikahan usia dini. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya