Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengusaha Rental Mobil yang Murah Hati Itu Telah Tiada

Amiruddin Abdullah Reubee
11/1/2025 18:44
Pengusaha Rental Mobil yang Murah Hati Itu Telah Tiada
Kapolsek Indrajaya Iptu Fauzie bertakziah ke kediaman bos rental Ilyas Abdurrahman, yang meninggal karena ditembak oknum TNI di rest area Tol Tangerang-Merak, Banten, Kamis (2/1/2025) lalu.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

HINGGA hari ke delapan Kamis (9/1), warga terus bertakziah ke kediaman tempat kelahiran Ilyas Abdurrahman bin Ya'kub, 50, di Gampong (Desa) Dayah Keurako, Kemukiman Lhok Kaju, Kecamatan, Indrajaya, Kabupaten Pidie, Aceh. Ilyas Abdurrahman adalah bos rental dari Makmur Rental yang meninggal ditembak oleh terduga pembawa lari mobil, di rest area Km 45 jalan tol Tangerang-Merak, Banten pada Kamis (2/1) lalu. 

Para kaum ibu berkerudung dan lelaki dewasa berkain sarung berkunjung guna menghibur tuan rumah yaitu kakak dari Ilyas bernama Fauziah, 52, dan sang adik Ainal Mardhiah, 39. Fauziah tinggal bersama suami dan anaknya di rumah panggung berkonstruksi adat Aceh. Itu merupakan rumah orangtua almarhum Ilyas membesarkan Ilyas dan keenam saudaranya. 

Sedangkan Ainal Mardhiah juga bersama anak dan suaminya mendiami rumah bekontruksi permanen di sebelah barat rumah tersebut. Hari-hari setelah Ilyas berpulang, mereka menerima tamu takziah di rumah Ainal Mardhiah tersebut. 

Perkampungan padalaman sejuk nan rindang yang ditumbuhi beragam pepohonan tersebut dikelilingi sawah membentang. Warga yang tinggal dengan jarak sekitar 8 km sebelah tenggara Kota Sigli, itu cukup ramah, bersahabat, dan mudah akrab ke setiap tamu. 

Suasana di rumah Ainal lebih ramai pada Kamis (9/1). Apalagi kemarin malam ada sedikit kenduri mengenang tujuh hari kepergian Ilyas, pemilik hampir 200 unit mobil rental yang dikenal sangat peduli keluarga, orang kampung, dan rekan sepergaulan. 

Sesuai reportase Media Indonesia, Kapolsek Indrajaya, Ipda Fauzie, bersama dua orang personelnya pada tiga hari lalu juga menyempatkan diri bertakziah ke kediaman saudara kandung Ilyas itu. Sebagaimana tradisi religi setempat, Iptu Fauzie juga ikut berbaur bersama tamu lainnya dan disuguhkan hidangan teh manis dan kue ala kadarnya. 

"Saya Kapolsek di sini, kedatangan ke rumah kakak untuk bersilaturahmi. Mudah-mudahan sekeluarga keluarga besar almarhum bersabar atas musibah ini. Kalau ada hal yang perlu kami bantu jangan enggan menyampaikan dan bila perlu silahkan datang ke kantor kami," tutur Fauzie menghibur keluarga besar Ilyas Abdurrahman di sela-sela duduk lesehan pada ruang tamu rumah duka. 

Pada kesempatan lain, Media Indonesia sempat berbincang-bincang dengan beberapa warga pedalaman itu secara terpisah. Semasa hidupnya Ilyas dikenal cukup ramah dan peduli kepada siapa saja. 

Pengusaha sukses di bidang rental mobil dan mempunyai banyak rumah sewa di Pulau Jawa itu setiap pulang ke kampung selalu shalat magrib berjemaah di meunasah (musala desa). Usai berzikir, bertahmid, dan berdoa, lelaki alumni SD Negeri 2 Lhok Kaju dan SMP Negeri 1 Indrajaya tersebut sering mengajak para jemaah salat yang umumnya petani sawah untuk mengajak ke kota guna makan di warung-warung terkenal. 

Bukan saja ke Kota Sigli, lelaki kelahiran 6 April 1975 itu tidak jarang membawa orang-orang kampungnya sampai makan mie Sure Aceh di Laweueng, Pidie, sekitar 30 km sebelah barat Lhok Kaju. Bahkan, ia sering memboyong jemaah salat magrib dengan mobilnya sampai makan sate sapi di Geureugok, Kabupaten Bireuen, yang berjarak sekitar 129 km dari kampung mereka. 

"Kalau Bang Ilyas minum kopi di kampung, semua orang dalam warung dibayar gratis. Mereka baru tahu saat hendak membayar, ternyata sudah duluan dibayar oleh beliau. Kadang dia ngopi sejenak langsung keluar, tanpa diberi tahu ke kita oleh pemilik warung, bahwa sudah duluan ada yang membayar," tutur Muhsin, warga Gampong Dayah Keurako. 

Rajin Berdonasi

Pada lokasi terpisah, kemurahan hati Ilyas Abdurrahman itu juga diceritakan M Gade, 60, yang juga warga Gampong Dayah Keurako. Dikatakan Gade, Ilyas sering pulang dari Tangerang ke Aceh menjelang memasuki bulan Ramadan, Idul Fitri atau Idul Adha

Beberapa hari tiba di kampungnya Kemukiman Lhok Kaju, anak lelaki ke-3 dari empat bersaudara putra dan 3 saudari putri itu membagi-bagikan paket bahan pokok seperti gula, minyak goreng, sirup, dan lainnya kepada warga kampung dan sekitar dalam rangka menghadapi bulan puasa dan hari raya. 

"Langsung dirinya sendiri bersama orang dekatnya, menyusuri lorong-lorong kecil dan menyapa semua warga seraya menyerahkan bantuan bahan pokok satu paket setiap rumah. Ilyas juga akrab menanyakan keadaan orang sakit atau yang sudah uzur tidak sanggup lagi keluar rumah," kataGade, sambil memotong kayu bahan bakar di depan rumahnya Gampong Dayah Keurako. 

Dituturkan Gade, kepribadian pengusaha Makmur Rental Mobil di Tangerang, Banten, itu tidak sombong dengan siapa pun. Bukan saja suka mengajak teman sekolah jalan-jalan ke berbagai tempat, tapi juga akrab menyapa anak-anak hingga orang dewasa. 

"Kepribadiannya bergaul. Kalau bukan karena kampung di sini, sulit kita mengetahui bahwa dia pengusaha sukses. Kalau pulang kampung, sering bersama istrinya, Rohaniah, duduk di sini ngobrol bahasa Aceh seperti masa remajanya dulu. Karena istrinya tidak bisa berbahasa Aceh, tentu duduk diam sambil senyum-senyum mendengar keceriaan obrolan kami," kata seorang perempuan kelahiran tahun 1981, pemilik kedai atau warung di Dayah Keurako. 

Tidak saja suka menyantuni orang miskin, menyalurkan daging kurban saat Idul Adha dan membantu musala hingga mewakafkan sebagian hartanya untuk balai pengajian. 

Ilyas juga paling peduli terhadap kakak serta adik perempuannya yang tinggal bersama anak istri di tempat kelahiran mereka itu. Begitu juga kepada tiga adiknya yang juga merantau bersama di Tangerang. 

Tahun lalu, almarhum bos mobil rental itu baru membeli dua petak tanah sawah untuk dua saudari perempuannya yang tinggal di kampung. Ilyas tidak ingin timbul anggapan dirinya kaya raya di perantauan, sedangkan saudara di kampung miskin papa. 

"Tahun lalu abang ngomong kepada saya, 'sekarang kubeli dua petak tanah sawah untuk tempat kamu bercocok tanam padi dengan Kak Fauziah. Jangan sampai orang mengatakan, aku kenyang di perantauan, sedangkan kamu lapar di kampung halaman'," tutur Ainal Mardhiah adik perempuan terakhir dari Ilyas Abubakar. 

Sesuai reportase Media Indonesia, di perkampungan Lhok Kaju hingga sempat ikut bertakziah ke rumah tempat kelahiran Ilyas Abdurrahman bersama Kapolsek Indrajaya Iptu Fauzie, banyak kisah kebaikan dan kemurahan hati lelaki tersebut disuguh oleh warga pedalaman itu. 

Saat mendengar kabar kepergian pengusaha murah hati itu pada Kamis dini hari lalu, sekejap saja mengundang kepiluan bagi keluarga besar, warga sekampung halaman hingga masyarakat se-Jabodetabek. Pasalnya lelaki pengusaha itu juga donatur setiap kegiatan sosial yang dilakukan organisasi masyarakat Aceh yang tergabung dalam Taman Iskandar Muda (TIM) dan Komunitas Ureueng Pidie (KUPI). 

Setelah kepulangan Ilyas Abdurrahman untuk selamanya, diharap akan terlahir puluhan Ilyas lainnya di tengah orang-orang miskin itu. 

"Ketaatan beragama suami saya Insya Allah diterima oleh Yang Maha Kuasa. Hari Rabu, 1 Januari, sehari sebelum meninggal dia berpuasa sunah Rajab. Tengah malam sekitar pukul satu Kamis dini hari waktu hendak berangkat mencari mobil yang dibawa lari tersebut, abang sempat menunaikan salat tahajud. Ternyata itu perjalanannya ke alam abadi. Harapan saya si pelaku itu mendapat pengusutan ysng transparan, tuntas, dan dihukum seadil-adilnya," tambah Rohaniah, istri Ilyas melalui telepon kepada Media Indonesia. (MR/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya