Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KASUS Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak kembali benyak bermunculan belakangan ini. Pemerintah pun telah menyiapkan empat juta dosis vaksin untuk segera diberikan ke hewan ternak.
"Kita sudah menyiapkan empat juta dosis, termasuk untuk Jawa Tengah dan DIY," kata Agung Suganda, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, saat membuka Workshop Kolaborasi Sistematis Penanganan dan Pengendalian Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Sabtu (11/1)
Jumlah dosis yang dikirimkan ke daerah tergantung permintaan dari masing-masing daerah. Tanpa surat permintaan, kata dia, pihaknya tidak mungkin mengirimkan vaksin tersebut.
Menurut dia, provinsi yang mengajukan permintaan vaksin, yaitu Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. "Vaksin langsung dikirim. Kami kirim sesuai kebutuhan," terang Agung.
Ia mengatakan dalam tahun ini, vaksinasi akan dilakukan dua kali, yaitu pada Januari dan Februari serta Juli dan Agustus.
Ia menyebut, kasus PMK dilaporkan terjadi di 1.834 desa, 678 kecamatan, 84 kabupaten/kota, di 11 provinsi. Kasus PMK dari 28 Desember 2024 sampai 9 Januari 2025 mencapai 14.630 ekor ternak sakit, 123 potong paksa, dan 338 mati. "Masyarakat tidak perlu panik, PMK tingkat kematiannya di bawah 2%," terang dia.
Vaksinasi merupakan salah satu hal yang dilakukan untuk pengendalian PMK. Selain itu, pengendalian PMK dilakukan dengan biosecurity dan pengawasan lalu lintas ternak.
Jika ditemukan hewan ternak yang mengalami PMK, hewan tersebut harus segera diisolasi dan diobati. Lokasi hewan ternak tersebut, seperti kandang ataupun pasar hewan, harus didisinfeksi selama empat hari.
"Jika di pasar hewan ditemukan hewan PMK, pasar ditutup sementara selama empat hari dan dilakukan disinfeksi. Kewenangannya berada di pemerintah kabupaten/kota," terang dia.
Selain itu, lalu lintas hewan ternak harus diperketat untuk mengendalikan kasus PMK sesegera mungkin. Kalau ketiga hal itu konsisten dilakukan, pengendalian PMK akan cepat dilakukan. "Dibanding 2022, PMK saat ini jauh lebih kecil," kata dia.
Di sisi lain, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM telah berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Hewan untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dekan Fapet UGM, Budi Guntoro, menjelaskan Satgas ini dibentuk melihat situasi dan kondisi kasus PMK di DIY dan nasional yang terus meningkat. "Fakultas Peternakan mempunyai SDM mahasiswa yang siap diterjunkan untuk sosialisasi biosecurity," terang dia.
Sebagai Ketua Forum Perguruan Tinggi Peternakan, Budi pun meminta kampus-kampus yang lain membentuk Satgas Penanggulangan PMK. (N-2)
Kementerian Pertanian memastikan akan terus menggenjot vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah strategis pengendalian PMK.
Penyuntikan 33.525 dosis vaksin diprioritaskan untuk sapi, karena hewan ternak sapi yang paling banyak terjangkit PMK.
Vaksin ini diharapkan dapat mempercepat program vaksinasi bagi hewan ternak, mengingat pentingnya menjaga kesehatan sapi, kambing, dan domba, jelang Idul Adha
vaksinasi lebih diprioritaskan untuk sapi betina karena perannya yang penting dalam pengembangbiakan hewan ternak.
Kementerian Pertanian mendistribusikan 652.300 dosis vaksin PMK ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sebagai bagian dari strategi nasional pengendalian penyakit mulut dan kuku.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan 652.300 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved