Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

20 Tahun Tsunami Aceh, Mengingat Kembali Kisah Martunis Ronaldo yang Menjadi Simbol Harapan Aceh

Akmal Fauzi
25/12/2024 22:55
20 Tahun Tsunami Aceh, Mengingat Kembali Kisah Martunis Ronaldo yang Menjadi Simbol Harapan Aceh
Martunis bertemu dengan Cristiano Ronaldo(Instagram @martunis_Ronaldo)

MARTUNIS menjadi simbol harapan saat Aceh hancur diterjang gempa dan tsunami 20 tahun silam. Bocah yang saat itu berusia 7 tahun dijadikan anak angkat oleh bintang sepak bola Cristiano Ronaldo yang bermain di Manchester United (MU). Kisah Martunis menarik perhatian dunia. 

Martunis, Bocah Ajaib

Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis berencana bermain sepak bola. Ia sudah siap dengan memakai kostum nasional Portugal dengan nomor punggung 10 milik Rui Costa. Tapi tiba-tiba datang gelombang tsunami. Saat menyelamatkan diri menggunakan mobil bersama keluarganya, Martunis terseret gelombang ke permukaan air. Sementara itu, keluarganya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Ibu, kakak, dan adiknya hilang terseret arus tsunami, tetapi dirinya berhasil selamat. 

Martunis berhasil meraih sepotong kayu dan menjadikannya sebagai pelampung. Martunis terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala. Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005. Berita Martunis viral dan menarik perhatian dunia termasuk Cristiano Ronaldo.

Simpati Ronaldo

Menyaksikan musibah itu dari layar kaca, Ronaldo mengaku tersentuh dan ikut berduka. Apalagi saat dia melihat Martunis dengan raut wajah sedih dan lelah. Selama berhari-hari, bocah itu mengenakan baju yang tinggal satu-satunya, yang kebetulan adalah kaus seragam tim nasional Portugal.

"Jika segala sesuatunya sudah lebih tenang, saya akan mengundang anak itu ke Manchester. Dia bisa tinggal di rumah saya atau di hotel, dan akan saya ajak untuk menyaksikan pertandingan Manchester United," ujar Ronaldo seperti dikutip AFP di Manchester. (Media Indonesia edisi 18 Januari 2005) 

Untuk menghubungi si anak, Ronaldo akan meminta bantuan kepada wartawan stasiun televisi yang menayangkan gambar itu. Kepada Martunis ini, Ronaldo ingin berbuat sesuatu untuk meringankan beban sang bocah. Pemain yang bersama rekan-rekan sesama pemain bola sudah menyumbangkan dana untuk membantu wilayah yang terkena musibah ini bahkan bertekad untuk memberikan hadiah yang tidak terlupakan.

Tiba di Serambi Mekah

Pada 11 Juni 2005, Ronaldo datang ke 'Bumi Serambi Mekah'.  Pemain kelahiran Madeira, 5 Februari 1985 menyempatkan diri berdiri di depan Masjid Ulee Lhee untuk melihat bukti begitu dahsyatnya gempa berkekuatan 9.3 skala richter (SR) dan tsunami yang menewaskan sekitar 230.000 jiwa. Wajahnya menyiratkan kegalauan seakan membayangkan betapa hebatnya bencana yang terjadi. Ia juga bertemu dengan Martunis dan mengangkat Martunis sebagai anaknya.

Bagi publik Aceh, ia bahkan dianggap sebagai pahlawan karena simpatinya yang sangat besar kepada bocah setempat berusia tujuh tahun yang selamat dari bencana gempa dan tsunami, Martunis. Tak heran jika sambutan buatnya luar biasa.

Berguru di Sporting Lisbon

Pada pertengahan 2015, Martunis sempat direkrut Sporting Lisbon untuk masuk akademi U-19, Alcochete, tempat Ronaldo memulai karier mudanya pada 1997 hingga 2001. Akan tetapi, Martunis dilepas sejak pertengahan 2016. Ia mengaku tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan kompetitif di sana.

"Berada di Sporting CP 1 tahun sangat sulit, mengalami cedera selama 4 bulan lebih dan kemudian harus adaptasi cuaca, makanan, dan bahasa, semuanya itu butuh waktu dan proses," tulis Martunis saat itu.

Duta Kemanusiaan

Beberapa hari lalu, Martunis diangkat menjadi duta kemanusiaan global untuk platform digital Disaster dan Climate Technology Hub di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Sebagai duta dan penyintas bencana, Martunis akan berbicara pada dunia dan bekerja bersama relawan global dari berbagai organisasi kemanusiaan guna membawa suara korban bencana ke panggung global.

"Saya selalu merasa, hidup saya diselamatkan untuk suatu tujuan yang lebih besar. Saya ingin dunia tahu bahwa bencana bukan hanya statistik. Di balik angka-angka itu ada manusia, ada cerita, ada harapan yang hancur, namun selalu ada jalan Tuhan," kata Martunis dalam laman Global Volunteers Gathering, seperti dikutip Antara

Martunis yang memiliki sudut pandang penyintas bencana dapat berbicara banyak mengenai pemulihan dengan pemahaman mendalam tentang rasa kehilangan.

"Dunia ini saling terhubung dan tugas kita adalah memastikan tak ada seorang pun yang ditinggalkan ketika bencana melanda," sambungnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya