Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kementerian LH Gandeng Industri Semen Atasi Sampah

Denny Susanto
30/11/2024 13:09
Kementerian LH Gandeng Industri Semen Atasi Sampah
Data sampah di Kalimantan Selatan.(MI/Denny Susanto)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup RI akan menggandeng industri semen yang beroperasi di Kalimantan Selatan dalam upaya mengatasi masalah persampahan di wilayah tersebut. Produksi sampah di Kalsel mencapai 738 ribu ton per tahun dan hampir 20% tidak terkelola.

Hal itu dikemukakan Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, saat memimpin rapat koordinasi pengelolaan sampah di Banjarbaru, di Kalsel, kemarin. "Kita akan mereview kerja sama dengan swasta dalam hal ini industri semen yang beroperasi di Kalsel untuk mengatasi persoalan sampah. Salah satunya dengan teknologi pengolahan sampah yang disebut Refuse Derived Fuel (RDF)," kata Hanif.

RDF merupakan salah satu teknologi yang diharapkan dapat membantu mengurangi timbunan sampah. Dengan teknologi ini sampah dijadikan bahan bakar alternatif bagi industri. Di Kalsel ada dua industri semen yang beroperasi yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa (ITP) dan PT Chonch.

ITP diharapkan menjadi penampung RDF sampah yang berasal dari wilayah seperti Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Sedangkan PT Chonch menampung RDF dari daerah Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin dan Hulu Sungai.

Hanif mengatakan pihaknya akan meminta komitmen perusahaan semen tersebut terkait penggunaan bauran RDF. "Daerah seperti Kalsel dengan APBD yang terbatas akan sulit untuk pengadaan mesin incenerator skala besar untuk membakar sampah. Karena itu kita akan menggandeng industri semen yang beroperasi di Kalsel," tuturnya.

Plt Gubernur Kalsel, Muhidin, Jumat (29/11) mengatakan masalah kualitas lingkungan termasuk sampah akan menjadi prioritas Pemprov Kalsel. "Segera kami akan mengumpulkan semua kepala daerah di Kalsel untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah persampahan ini. Kita akan bekerjasama dengan Kementerian LH," ucapnya.

Volume produksi sampah di Provinsi Kalsel perhari mencapai 2.000 ton atau 738 ribu ton lebih per tahun. Ada sekitar 18,58% sampah tidak terkelola atau 137.250 ton. Sebagian masyarakat masih menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Komposisi sampah berupa 39,4% berasal dari sisa makanan,  19,20% sampah plastik, 12,30% sampah kayu dan sampah kertas/karton 10%. Sumber sampah 38,70% berasal dari sampah rumah tangga, pasar tradisional 19,1% dan pusat perniagaan 16,80%. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya