Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AKHIR-akhir ini, penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) menunjukkan peningkatan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Blora. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menyebutkan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Blora hingga Oktober 2024 tercatat mencapai 172 kasus baru.
Meski angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 190 kasus, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mengingatkan bahwa data tersebut bisa saja berubah hingga akhir tahun ini.
Melansir dari ANTARA dari total 172 kasus baru, kelompok wanita tuna susila (WTS) menjadi yang terbanyak terdampak, dengan 22 kasus. Sementara itu, kasus lelaki seks lelaki (LSL) tercatat sebanyak 14 kasus.
"Dari 16 kecamatan, jumlah kasus terendah ditemukan di Kecamatan Kradenan dengan satu kasus, sementara Kecamatan Blora mencatat 16 kasus dan Cepu memiliki kasus tertinggi dengan 34 kasus," papar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora Edi Widayat.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini mulai bermunculan tempat-tempat berisiko serta kelompok populasi seperti LSL dan waria yang belum sepenuhnya terjangkau oleh program penanganan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam upaya menekan angka penyebaran HIV/AIDS di wilayah yang terpapar.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4, yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi.
HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), kondisi yang membuat tubuh rentan terhadap berbagai penyakit serius jika tidak ditangani segera.
Penyakit ini sering kali menyerang kelompok rentan seperti pengguna narkoba suntik, pekerja seks, pasangan homoseksual, serta ibu hamil yang terinfeksi HIV
Setelah mengetahui tingginya jumlah pasien penyakit HIV, dinkes Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terus menggencarkan tes HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada kelompok-kelompok rentan untuk mendeteksi secara dini dan mencegah penyebaran penyakit berbahaya tersebut.
"Sasaran tes HIV mencakup kafe, lokalisasi, hingga warga binaan. Selain itu, kami juga melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah sebagai bagian dari upaya pencegahan," ujar Edi Widayat.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga aktif melakukan skrining VCT (Voluntary Counseling and Testing) sebagai langkah deteksi dini HIV.
"Pemerintah Kabupaten Blora turut mempermudah akses pengobatan bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sebagai bagian dari strategi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS," jelasnya.
Berdasarkan tingginya kasus HIV, penting untuk mengetahui gejala orang yang terjangkit HIV karena penyakit ini merupakan jenis penyakit menular.
Pusat Pengendalian Penyakit (Center for Disease Control/CDC) menyebutkan bahwa orang yang terjangkit HIV memiliki beberapa ciri atau gejala yang bisa muncul pada stadium lanjut, di antaranya:
1. Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas.
2. Batuk kering yang berlangsung terus-menerus.
3. Demam berulang atau berkeringat pada malam hari.
4. Kelelahan ekstrem yang tidak wajar.
5. Diare yang berlangsung lebih dari seminggu.
6. Kehilangan memori, depresi, atau gangguan saraf lainnya.
Salah satu cara mendeteksi HIV adalah dengan memeriksa jumlah sel darah putih. Orang yang terinfeksi HIV umumnya memiliki jumlah sel darah putih yang rendah. Namun, HIV bukanlah penyakit yang mudah untuk dikenali karena gejalanya sering mirip dengan penyakit lain.
Untuk itu, ada dua langkah utama yang perlu dilakukan, yaitu melakukan tes HIV seperti yang dilakukan dinkes Blora dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. (Z-9)
Skrining sudah dilakukan terhadap 177.984 orang, 83 orang positif,
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Di Kota Yogyakarta, jumlah kasus HIV tercatat sebanyak 1.425 kasus, dengan 337 di antaranya sudah masuk dalam kategori AIDS.
Kemenkes mencatat pada Maret 2025 sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) dari total estimasi 564 ribu ODHIV yang harus ditemukan pada 2025 untuk segera diberi penanganan.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022 tercatat 145 kasus, 2023 tercata 145 kasus, 2024 ada 169 kasus dan di 2025 ada 74 kasus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, menemukan 20 kasus baru HIV yang terjadi pada tahun 2025.
Total kasus HIV/AIDS di Kota Depok lima bulan terakhir (Januari-Mei) 2025 sebanyak 171 kasus, menurun dibanding tahun lalu.
DIREKTUR Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ina Agustina menyampaikan, 76% kasus HIV di Indonesia terkonsentrasi di 11 provinsi prioritas.
Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, khususnya di Kecamatan Tanah Jawa dalam beberapa bulan terakhir ini terus meningkat.
Pada 2024 ditemukan ada 242 kasus dengan rincian HIV berjumlah 194 kasus dan AIDS berjumlah 48 kasus di Gorontalo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved