Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEGIATAN Program Kreativitas Mahasiswi (PKM) semakin banyak memunculkan inovasi baru. Keberhasilan itu sebagaimana dilakukan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang tergabung dalam tim PKM Bidang Kewirausahaan.
Mereka kini menghasilkan inovasi produk-produk baru, misalnya eyebrow cream berbahan ekstrak limbah kulit pisang. Ini sebagai natural dye penutrisi alis mata. Produk ini diberi nama Recycle Eyebrow Cream.
Produk Recycle Eyebrow Cream ini merupakan hasil kolaborasi mahasiswi lintas bidang ilmu. Mereka terdiri dari Prodi Farmasi Syifa An Najwa (ketua tim), Rena Fahleny, Sofia Elisa, dan Salsabila Deria. Lalu Rossa Novalia, dari Prodi Teknologi Hasil Pertanian. Rosa dan temannya dibimbing oleh Nadia Isnaini, Apt. S.farm, M.Sc., dosen Farmasi FMIPA USK.
Syifa An Najwa, Ketua tim Produk Recycle Eyebrow Cream, Jumat (18/10) mengatakan, sekarang dunia kosmetik semakin tumbuh dan berkembang. Tren kosmetik bukan saja sebatas mempercantik diri, tetapi juga untuk perawatan.
Karena itu, Syifa dan timnya berkeinginan menyediakan kosmetik dekoratif alami yang ramah lingkungan dan aman bagi pemakai dengan ciri khas komoditi lokal Aceh. Dikatakannya, sejauh ini belum ada produk kecantikan, khususnya kosmetik alis, yang memakai bahan limbah alami dan pewarna alami.
Dalam proses pembuatan produk, mereka memilih bahan baku limbah kulit pisang. Bahan ini berpotensi menjadi basis sediaan krim yang baik. Dikatakannya, kulit pisang memiliki beragam kegunaan. Misalnya, baik untuk perawatan kulit atau kesehatan rambut. Bahkan kulit pisang kaya kandungan zat pelembab, emulsifier, pengental, dan beberapa lainnya.
Ada juga kandungan mangan, magnesium, dan potasium dalam kulit pisang memiliki potensi untuk memadatkan serta membentuk tekstur sehingga mudah diaplikasikan. "Terlebih lagi ketersediaan kulit pisang di Aceh masih mudah dan melimpah" tutur Syifa An Najwa.
Pengolahan produk ini menggunakan minyak kemiri sebagai pewarna alami. Bukan sekedar sebagai pewarna, zat aktifnya juga berpigmen dan memberikan banyak manfaat bagi rambut alis.
Lalu, kemiri mengandung banyak nutrisi yang baik untuk rambut, seperti vitamin E, vitamin C, zinc, selenium, asam gamma-linolenic, dan asam linoleat. Buah kemiri juga merupakan hasil pertanian di sebagian kawasan dalam Provinsi Aceh.
"Harus dari bahan alami. Karena sekarang banyak kosmetika kurang aman dan produknya tidak ramah lingkungan. Selain itu dengan menggabungkan kedua bahan khas daerah, akan menaikkan nilai perekonomian Aceh sendiri" tambah Syifa.
Melalui ide inovasi ini, Syifa bersama tim berhasil lolos seleksi dan memperoleh dana pengembangan dari Kemdikbudristek dalam program PKM 2024. Rencananya produk akan dibuat dalam bentuk kemasan berukuran 6 gram dengan harga Rp45 ribu. Kemudian produk ini dilengkapi aplikator yang dapat digunakan dalam pengaplikasian sehingga lebih praktis dan higienis.
Mereka berharap produk Recycle Eyebrow Cream dapat menjadi satu jalan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. "Tidak hanya mementingkan nilai-nilai ekonomi, tetapi juga sebagai upaya menjaga bumi," jelas Syifa.
Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof. Agussabti, menyampaikan rasa bangga terhadap inovasi mahasiswanya. "Terus berinovasi. Insya Allah setiap niat baik, dengan ilmu yang benar, dapat mendatangkan manfaat bagi banyak orang," tutur Agus. (N-2)
Itu merupakan wujud nyata kolaborasi atau kerjasama perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.
Konsep ini hadir sebagai solusi cerdas dalam mengatasi limbah pertanian dan perkebunan yang selama ini kerap menjadi persoalan pencemaran lingkungangan hidup.
Sehari sebelum keberangkatan mengadu nasib menuju pulau Jawa itu, sebuah kabar datang laksana guyuran hujan di tengah kemarau panjang.
Pelatihan diberikan pada warga Kampung Lut Kucak, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Antara lain adalah membentuk kelas tarian Likok Pulo. Itu merupakan tarian tradisional Aceh yang menonjolkan kekompakan dan nilai spiritual.
Lembaga bergengsi berada di London, Inggris itu menilai perguruan tinggi berdasarkan indikator reputasi akademik, reputasi lulusan dan rasio dosen-mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved