KPA Klaten Temukan 1.480 Kasus HIV, Penderita Terbanyak Kelompok Umur 25-59 Tahun

KOMISI Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar sosialisasi HIV dan kewaspadaan perilaku LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di Pendapa Kabupaten Klaten, Rabu (25/9).

Kegiatan sosialisasi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto, mewakili Bupati Sri Mulyani, dan diikuti 200 peserta dari berbagai instansi dan lembaga termasuk guru, pelajar, dan mahasiswa.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Anggit Budiarto, Sri Mulyani menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada KPA Kabupaten Klaten yang menyelenggarakan sosialisasi HIV dan kewaspadaan perilaku LGBT.

Baca juga : BPBD Klaten Gilir Pembagian Air Bersih untuk 21.463 Warga

Melalui kegiatan sosialisasi tersebut, peserta akan dapat memahami dan mewaspadai isu-isu terkait HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang perlu ditanggulangi.

Perlu diketahui, HIV-AIDS adalah masalah kesehatan yang tidak bisa dianggap sepele. Walau banyak kemajuan dalam penanganannya, namun sampai saat ini masih menjadi masalah serius di dunia, khususnya di Kabupaten Klaten.

"Kita berupaya program penyelesaian AIDS pada 2030 bisa tercapai, yaitu tidak ada kasus infeksi baru HIV, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV," kata Sri Mulyani.

Baca juga : Jokowi Resmikan Tol, Perjalanan Solo-Yogya Kian Singkat

Berdasarkan data sampai dengan Mei 2024 di Kabupaten Klaten ada temuan 1.459 kasus HIV. Hampir di semua wilayah kecamatan terdapat kasus HIV, dan faktor risiko mayoritas terjadi pada pelaku homoseksual.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Klaten meminta KPA melalui sosialisasi ini memberikan informasi maupun edukasi yang akurat dan mendalam agar masyarakat dapat memahami cara pencegahan dan penanganan HIV.

Terkait perilaku LGBT, dari data temuan kasus itu erat dengan persoalan HIV, dan di Kabupaten Klaten terdapat pertumbuhan signifikan terhadap faktor risiko orang yang terinfeksi HIV berasal dari homoseksual.

Baca juga : DBD di Klaten Tembus 1.089 Kasus, 31 Orang Meninggal Dunia

"Kita perlu menyikapi LGBT dengan bijaksana, dengan membangun dialog yang konstruktif dan inklusif, tanpa stigma atau prasangka. Mari kita fokus pada pencegahan dengan menghormati hak azasi setiap individu,"
imbuhnya.

Melalui sosialisasi tersebut, Sri Mulyani mengajak semua pihak serta segenap pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat untuk memperkuat komitmen dalam pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS di Klaten.

Untuk pebcegahan dan pengendalian HIV-AIDS perlu memaksimalkan program pemberdayaan masyarakat dan lembaga pendidikan. Pun, penting melakukan tes HIV kepada masyarakat terutama calon pengantin dan ibu hamil.

Baca juga : Klaten Glontor 3,06 Juta Liter Air Bersih ke 14 Desa

"Saya berterima kasih kepada KPA Klaten yang memberikan dukungan penuh dan semangat dalam pencegahan dan penanganan HIV-AIDS. Mari kita berantas tuntas dan akhiri HIV-AIDS di Kabupaten Klaten," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris KPA Klaten Ronny Roekmito menyebutkan 1.480 kasus HIV temuan dari 2007-Juli 2024. Dari jumlah itu, penderita terbanyak kelompok umur 25-59 tahun, dengan jenis pekerjaan buruh 320 orang.

Penularan HIV bisa terjadi dari wanita pekerja seks, pelanggan pekerja seks, waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), pasangan pelanggan pekerja seks, dan pengguna narkotika suntik. Penularan tertinggi atau 160 kasus dari LSL.

Dalam sosialisasi HIV dan kewaspadaan perilaku LGBT, KPA Klaten juga menghadirkan narasumber Karni, psikolog dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. (N-2)