Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Daya Tarik Pikul Peo di Festival One Be Nagekeo

Ignas Kunda
25/9/2024 09:18
Daya Tarik Pikul Peo di Festival One Be Nagekeo
Yuvenn Bule, pemuda Desa Sukamaju sedang menari di atas Kayu Peo di Festival One Be di Nagekeo, NTT.(MI/Ignas Kunda)

FESTIVAL One Be di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) digelar sejak pada 24-26 September ini. Acara pembukaannya menampilkan ritual dari 7 kampung. Salah satu yang menarik warga adalah atraksi ritual bhei kaju waja dari masyarakat Kampung Sukamaju, Balewolo dan Paulundu, Desa Jawapogo Kecamatan Maponggo. 

Dua pemuda duduk di atas kayu peo, lalu kayu tersebut diangkat oleh puluhan lelaki lain diarak sejauh sekitar 2 kilo meter menyusuri jalan Soekarno Hatta di Kota Mbay sebelum masuk di Lapangan Berdikari Danga, lokasi pusat pagelaran festival. 

Tidak hanya berjalan bersama, para lelaki itu terus menari sembari bernyanyi syair adat sahut-sahutan dengan parang terus diangkat. Mereka semua mengenakan sarung adat motif kuning sehingga menarik minat para pengunjung. Mereka juga sesekali meneguk minuman adat tua atau moke. 

Baca juga : Festival One Be untuk Pelestarian Kampung di Nagekeo

"Bagus sekali, menarik, mereka jadi pembeda selama parade tadi karena bagi saya itu yang menarik dia menjadi highlight-nya biar banyak kami yang mudah tau dan bisa belajar. Harusnya pemda kasih tau ini dari beberapa bulan sebelum ini biar banyak anak muda tahu ada atraksi ini. Sayang ini macam sepi yang ramai hanya karena mereka juga ikut sebagai peserta, itu yang ramai orang cari makan di jajanan belakang," kata Nia, salah satu pengunjung Festival One Be

Yohanes Foy, 56, salah satu penari mengatakan, bagi orang Mauponggo, tradisi memikul kayu ini sebenarnya adalah memikul kayu pemali (tabu) yang disebut peo, yakni kayu keras bercabang dua, simbol persekutuan, persatuan anggota suku dengan suku-suku dalam kampung. 

Atraksi ini merupakan cuplikan rangkaian panjang prosesi tanam peo atau mula peo  dalam bahasa setempat. 

Baca juga : Mbay, Kota Sepedanya Flores, Gelar Festival Kota

Ketika peo sudah selesai diukir dan didandani di luar kampung, maka secara gotong royong masyarakatnya memikul masuk kampung diiringi bunyi gong gendang dan nyanyian syair-syair adatnya. 

"Ada penunggang pangkal kepala peo yang disebut saka pu'u, dan ada penunggang ujung ekor yang disebut saka lobo yang berkaitan dengan pemegang hak tanah di suatu kampung," katanya. 

Menurut Foy, peo menjadi penting karena merupakan lambang persatuan dalam kampung. Tadisi Peo ini akan berlangsung puluhan  tahun bahkan bisa ratusan tahun selama peo yang berdiri di tengah kampung masih dalam kondisi baik. 

Baca juga : Mobil Wakil Rakyat Dianggarkan, Rumah Rakyat Dilanggar

"Ini namanya peo tu'u atau kayu kering tapi ada juga peo ngeta yang dalam bentuk pohon hidup. Peo ini kalo sudah lapuk pangkalnya baru diangkat untuk dan ganti baru seperti acara hari ini, atau kedhu mewu pusi muri dalam bahasa kami," katanya. 

Yuven Bule, salah satu peserta yang menjadi penunggang kayu di atraksi tersebutm mengaku senang karena akhirnya, walaupun hanya sebagai atraksi, ia juga belajar dari orang tua pentingnya ritual ini yang juga ikut memandu mereka. 

Apalagi ritual ini baru bisa dijalankan puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Selain itu jenis kayu keras ini juga tidak sembarang diambil namun hanya menggunakan jenis kayu yebu dalam bahasa setempat. 

Baca juga : Partai NasDem Nagekeo Daftarkan Don-Marianus ke KPU

"Saya senang bisa belajar  dan tau kayu yebu, ambil pakai beli, pakai adat antar kerbau, emas, parang, seperti layaknya meminang seorang perempuan," katanya. 

Festival One Be ini akan dilanjutkan dengan menyusuri pantai utara Flores menuju Pulau Kinde selanjutnya akan dilanjutkan dengan camping di sabana moghu jara Kampung Ngeghedhawe serta menyusuri kampung adat Kawa. 

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo Silvester Teda Sada, tema tahun ini soal kebangkitan kampung karena di kampung adalah api peradaban. Festival One Be menjadi target agar bisa masuk Kharisma Event Nusantara. 

"Tahun ini festival dibebani agar masuk Kharisma Event Nusantara jadi ini baik buat Nagekeo ke depan dengan kekayaan budaya dan alam yang luar biasa," pungkas Silvester. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya