Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Festival One Be untuk Pelestarian Kampung di Nagekeo

Ignas Kunda
23/9/2024 13:11
Festival One Be untuk Pelestarian Kampung di Nagekeo
Kadis Pariwisata Silvester Teda Sada bersama Asisten 1 Setda Nagekeo Immanuel Ndun.(Dok Pemkab Nagekeo)

DALAM melestarikan peradaban kampung Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar Festival Nagekeo One Be yang akan berlangsung 24-26 September ini. Dalam festival ini Dinas Pariwisata Nagekeo berkolaborasi dengan tujuh komunitas adat di tujuh kecamatan. 

Beberapa acara yang digelar seperti tradisi Zagho dari masyarakat Adat Lape, tradisi Ngoka dan Cenda dari masyarakat adat Toto, tradisi Ndoto Bheto Pile dan Ndua Uma Nuka Nua dari masyarakat adat Wajo. Selain itu, ada tradisi Tau Nuwa dari masyarakat adat Tutubhada, tradisi Esu Kose dari komunitas budaya Pagomogo, tradisi Bhei Kaju Waja dari masyarakat Jawapogo, serta tradisi To'a Lako dari komunitas budaya Olakile. 

Tidak hanya kegiatan budaya, dalam festival ini ada kegiatan petualangan seperti wisata ke Pulau Kinde serta tracking ke Kampung Adat Kawa. Asisten 1 Setda Nagekeo, Immanuel Ndun, sebagai koordinator pariwisata mengatakan pariwisata sebagai primadona baik nasional maupun daerah. Pariwisata sebagai sektor yang menyumbangkan pendapatan buat buat daerah seperti dalam program visi misi bupati sebelumnya yakni pariwisata dan pertanian sebagai unggulan. 

Baca juga : Mobil Wakil Rakyat Dianggarkan, Rumah Rakyat Dilanggar

Menurut Immanuel, dampak festival untuk meningkatkan promosi dan semacam sosialisasi kepada masyarakat keunggulan kompetitif seperti budaya serta hal khas di Nagekeo yang tidak ada di daerah lain seperti tinju adat. Melejitnya teknologi informasi untuk membuat daya tarik wisatawan datang ke Nagekeo. 

"Tahun ini mengambil tema kebangkitan kampung sebenarnya masa lalu yang tidak ada di negara maju. Kampung ini adalah jembatan masa lalu ke masa kini. Ada upaya revitalisasi berkelanjutan agar budaya lokal kita yang indah tidak boleh sirna di peradaban modern," katanya. 

Menurut Immanuel, kawasan utara punya kekuatan di Labuan Bajo dan akan berlanjut di kabupaten tetangga seperti Nagekeo dan Bajawa. Karena itu Nagekeo berkolaborasi dengan bupati sedaratan Flores agar bisa mengembangkan wisata di bagian utara. 

Baca juga : Labuan Bajo Alami Krisis BBM, Pariwisata Terancam Lumpuh

"Sebetulnya keunggulan masyarakat diuntungkan. Ketika turis datang, rakyat diuntungkan seperti hotel, restoran, warung lalu pemerintah diuntungkan pajak dari masyarakat. Pemerintah punya perhatian mau bangun ekonomi masyarakat," jelas Immanuel. 

Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo, Silvester Teda Sada, tema kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya tentang pelestarian budaya. Tahun ini soal kebangkitan kampung karena di kampung ialah api peradaban. Selain itu, menghidupkan kuliner untuk ekonomi kreatif serta panggung ekspresi buat para siswa. 

"Tahun ini kali kedua setelah pada tahun lalu. Nama sama One Be tema berbeda. Festival kita kali ini 
target masuk dalam Kharisma Event Nusantara. Ada dua target yaitu pergerakan orang dan percepatan ekonomi. Pariwisata harus menciptakan keramaian sehingga ekonomi bergeliat," kata Silvester. 

Baca juga : Sudah Tujuh Bupati Jalan Desa kian Buruk, Warga Minta Tolong Jokowi

Menurut Silvester, ada 13 syarat kurasi dalam Kharisma Event Nusantara di antaranya dengan nama yang sama Nagekeo konsisten mengelar festival. Selain itu ada kolaborasi dan swadaya dari masyarakat dalam menyumbang yang sudah dibuktikan pada festival tahun ini. 

"Event ini tidak menjadi ajang berurusan dengan politik tetapi hanya pariwisata. Untuk masuk di Kharisma Event Nusantara butuh partisipasi dari masyarakat dan kali ini swadaya dari tujuh komunitas. Untuk kegiatan ini, dukungan spontanitas masyarakat dalam bentuk uang dan barang sebagai bentuk kolaborasi. Ini juga sebagai bahan penilaian," pungkas Silvester. 

Silvester menambahkan untuk membiayai festival ini anggarannya dari APBD sekitar Rp127 juta kemudian dapat dukungan Provinsi NTT sebesar Rp90 juta. Selain itu ada komponen kontribusi dari pariwisata NTT ke kelompok komunitas sebesar Rp5 juta. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik