Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Sejumlah warga, tokoh adat serta aparat desa Woloede, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipanggil pihak kepolisian sektor Mauponggo seusai membaca teks proklamasi tentang jalan rusak. Mereka dimintai keterangan terkait sikap yang mereka tunjukkan itu.
Tokoh adat Desa Woloede yang dipimpin Yosef Mola langsung memberikan keterangan dan kronologi perihal teks proklamsi yang dibaca. Teks tersebut dibacakan saat sambutan pada momen upaca HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Menurutnya, itu sama sekali tidak mengganggu jalannya upacara.
Yosef mengaku tidak memiliki niat jahat atau menghina bangsa Indonesia dengan mengubah atau melecehkan naskah proklamasi kemerdekaan RI yang otentik.
Hal itu dilakukan semata-mata menyuarakan jalan yang buruk selama 42 tahun.
Baca juga : 42 Tahun Warga Desa Woloede Hidup dengan Jalan Rusak
"Kami yang kaya akan hasil bumi tidak pernah bisa menikmati kehidupan yang baik karena tidak diimbangi dengan akses jalan yang baik. Kami mengharapkan dengan kejadian ini, pemerintah dapat membuka mata untuk memperhatikan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah kami yang sudah sering kami suarakan tapi belum pernah terjawab hingga saat ini," keluh Yosef.
Kapolsek Mauponggo IPTU Yakobus K Sanam mengatakan penggalan video berupa pembacaan teks proklamasi versi warga telah menimbulkan beragam persepsi dan kesalahpahaman sehingga perlu dilakukan klarifikasi dari para tokoh adat.
Selain itu menurut Yakobus, tidak ada kesalahan mendasar dalam pembacaan itu. Pemanggilan dilakukan hanya untuk mencegah polemik di masayarakat.
Baca juga : Polisi di Labuan Bajo Aniaya Warga, Kunci Motor Korban Diambil
"Ada penggalan video sehingga sebenarnya proklamasi yang disampikan Bapak Yosef terjadi pada saat sambutan dan syukuran, bukan pada acara item pembacaan detik-detik proklamasi. Ini seolah-olah pada upacara resmi, padahal beliau dikasih kesempatan pada saat acara kata sambutan," kata Yakobus pada Sabtu (24/8).
Yakobus mengungkapkan kondisi jalan menuju Desa Woloede memang sangat memprihatinkan padahal di desa itu memiliki hasil bumi berupa rempah dan buah yang sangat melimpah.
"Kadang mobil/truk dari luar mau masuk ke dalam setengah mati sekali. Kami rasa aspirasi itu sangat posititf kami mendukung untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat," pungkas Yakobus Sanam.
Warga dan tokoh adat akhirnya diperkenankan pulang selepas memberi klarifikasi. Warga desa tetap mengaharapakan upaya pemerintah agar bisa membangun jalan aspal di kampung karena itu merupakan akses jalan tercepat warga dari Kecamatan Mauponggo dan lima desa di bawah kaki gunug api aktif Ebulobo menuju kota. (Z-11)
Kerusakan jalan sudah lama. Lebih dari sepuluh tahun
Menurut Budi, uang itu menjadi penyebab jalan di Sumut rusak. Sebab, dana pembangunan dipotong sehingga kualitas jalan harus dikurangi.
Hari ini saya diterima langsung oleh Bapak Menteri PU di ruang kerja beliau.
Jalan berlubang yang tergenang air di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) depan SP Plaza, Sentosa Perdana, Sagulung, ditimbun warga dengan material bekas bangunan.
Pemerintah harus segera memperbaiki infrastruktur jalan terutama mencegah kejadian serupa terulang
Tak ayal, infrastruktur utama yang dilalui mereka setiap hari tak ubahnya sungai kering.
Pulau Kera seluas 48 hektare berada di wilayah Kabupaten Kupang, tetapi hanya berjarak 5 mil dari Kota Kupang.
TIM Penyidik Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menahan tiga tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi dana rehabilitasi sekolah.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved