Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sejumlah warga, tokoh adat serta aparat desa Woloede, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipanggil pihak kepolisian sektor Mauponggo seusai membaca teks proklamasi tentang jalan rusak. Mereka dimintai keterangan terkait sikap yang mereka tunjukkan itu.
Tokoh adat Desa Woloede yang dipimpin Yosef Mola langsung memberikan keterangan dan kronologi perihal teks proklamsi yang dibaca. Teks tersebut dibacakan saat sambutan pada momen upaca HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Menurutnya, itu sama sekali tidak mengganggu jalannya upacara.
Yosef mengaku tidak memiliki niat jahat atau menghina bangsa Indonesia dengan mengubah atau melecehkan naskah proklamasi kemerdekaan RI yang otentik.
Hal itu dilakukan semata-mata menyuarakan jalan yang buruk selama 42 tahun.
Baca juga : 42 Tahun Warga Desa Woloede Hidup dengan Jalan Rusak
"Kami yang kaya akan hasil bumi tidak pernah bisa menikmati kehidupan yang baik karena tidak diimbangi dengan akses jalan yang baik. Kami mengharapkan dengan kejadian ini, pemerintah dapat membuka mata untuk memperhatikan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah kami yang sudah sering kami suarakan tapi belum pernah terjawab hingga saat ini," keluh Yosef.
Kapolsek Mauponggo IPTU Yakobus K Sanam mengatakan penggalan video berupa pembacaan teks proklamasi versi warga telah menimbulkan beragam persepsi dan kesalahpahaman sehingga perlu dilakukan klarifikasi dari para tokoh adat.
Selain itu menurut Yakobus, tidak ada kesalahan mendasar dalam pembacaan itu. Pemanggilan dilakukan hanya untuk mencegah polemik di masayarakat.
Baca juga : Polisi di Labuan Bajo Aniaya Warga, Kunci Motor Korban Diambil
"Ada penggalan video sehingga sebenarnya proklamasi yang disampikan Bapak Yosef terjadi pada saat sambutan dan syukuran, bukan pada acara item pembacaan detik-detik proklamasi. Ini seolah-olah pada upacara resmi, padahal beliau dikasih kesempatan pada saat acara kata sambutan," kata Yakobus pada Sabtu (24/8).
Yakobus mengungkapkan kondisi jalan menuju Desa Woloede memang sangat memprihatinkan padahal di desa itu memiliki hasil bumi berupa rempah dan buah yang sangat melimpah.
"Kadang mobil/truk dari luar mau masuk ke dalam setengah mati sekali. Kami rasa aspirasi itu sangat posititf kami mendukung untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat," pungkas Yakobus Sanam.
Warga dan tokoh adat akhirnya diperkenankan pulang selepas memberi klarifikasi. Warga desa tetap mengaharapakan upaya pemerintah agar bisa membangun jalan aspal di kampung karena itu merupakan akses jalan tercepat warga dari Kecamatan Mauponggo dan lima desa di bawah kaki gunug api aktif Ebulobo menuju kota. (Z-11)
Menurut Budi, uang itu menjadi penyebab jalan di Sumut rusak. Sebab, dana pembangunan dipotong sehingga kualitas jalan harus dikurangi.
Hari ini saya diterima langsung oleh Bapak Menteri PU di ruang kerja beliau.
Jalan berlubang yang tergenang air di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) depan SP Plaza, Sentosa Perdana, Sagulung, ditimbun warga dengan material bekas bangunan.
Pemerintah harus segera memperbaiki infrastruktur jalan terutama mencegah kejadian serupa terulang
Tak ayal, infrastruktur utama yang dilalui mereka setiap hari tak ubahnya sungai kering.
Pemko Padang tercatat sudah melakukan patching atau perbaikan di 101 ruas jalan rusak dan jalan berlubang.
MATERIAL vulkanis yang terus-menerus keluar dari Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Wunopito, Kota Lewoleba.
Jelajahi Manta Point Labuan Bajo, spot menyelam terbaik untuk bertemu pari manta. Temukan tips, lokasi, dan pengalaman seru di sini!
ERUPSI Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 18 Juni 2025 memengaruhi sejumlah aktivitas penerbangan di wilayah timur Indonesia.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, erupsi lima kali pada Selasa malam (17/6) dengan tinggi letusan mencapai 5.000 meter.
Cross Border Fest bukan sekadar hiburan dan musik, tapi juga perayaan identitas, menyatukan dua budaya dalam semangat persatuan dan keberagaman.
Keberhasilan menjadikan kedua SD tersebut sebagai tim siaga bencana melalui pembuatan denah risiko bencana, mengantongi SK Tim Siaga Bencana (TSB), miliki SOP gempa bumi, dan rencana aksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved