Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
AREA Sendang Plampeyan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, dipadati ribuan orang dari berbagai daerah, Jumat (23/8). Mereka berkumpul di tempat itu dengan maksud dan tujuan untuk ngalap berkah kue apem yaqowiyu.
Setelah salat Jumat, apem yang ditunggu masyarakat itu disebar oleh panitia perayaan yaqowiyu. Sebar apem yaqowiyu ini merupakan tradisi budaya warisan Ki Ageng Gribig. Tahun ini apem yang disebar delapan ton.
Sebar apem yaqowiyu 1446 H, dihadiri Menko Perekonomian Erlangga Hartarto, Wamendes Paiman Raharjo, Januratmoko (anggota DPR RI), Bupati Sri Mulyani, Wakil Bupati Yoga Hardaya, dan GKR Permaisuri PB XIII.
Baca juga : Puncak Perayaan Yaa Qowiyyu di Jatinom Sebar Apem 4 Ton
Para pejabat yang hadir pada puncak perayaan yaqowiyu tersebut, mengawali sebar apem dari panggung kehormatan. Setelah itu, penyebaran apem dilanjutkan panitia dari dua menara yang ada di Lapangan Sendang Plampeyan.
Apem yaqowiyu yang disebar dari menara, diperebutkan ribuan orang yang telah menunggu di bawah terik matahari. Mereka memercayai apem warisan Ki Ageng Gribig yang disebar pada puncak perayaan yaqowiyu itu penuh berkah.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Erlangga Hartarto dalam sambutannya mengatakan bahwa sebar apem yaqowiyu sebagai tradisi budaya warisan Ki Ageng Gribig, merupakan agenda rutin tiap tahun pada bulan Sapar.
Baca juga : 50 Anggota DPRD Klaten Terpilih Hasil Pileg 2024 Dilantik
"Tradisi sebar apem yaqowiyu Jatinom, perlu terus dirawat, dengan harapan masyarakat selalu hidup rukun, tepa selira (sikap toleransi),
dan welas asih (perasaan sayang), serta mengutamakan kepentingan bersama," pesannya.
Sementara itu, Bupati Sri Mulyani saat ditemui pers mengatakan tradisi sebar apem yaqowiyu di Jatinom perlu dilestarikan. Untuk tahun ini, panitia menyiapkan apem delapan ton yang disebar untuk pengunjung di Lapangan Sendang Plampeyan.
"Tradisi sebar apem yaqowiyu perlu dirawat dan dilestarikan, karena dapat menarik bagi wisatawan lokal dan asing. Pun, Jatinom dengan tradisi tahunan ini berpotensi menjadi destinasi wisata religi di Kabupaten Klaten," jelasnya.
Baca juga : Komisi Penanggulangan AIDS Klaten Gelar Sosialisasi Pencegahan HIV/AIDS
Camat Jatinom, Agus Sunyata, menambahkan delapan ton apem yang disebar itu pengadaan pemerintah kecamatan dan sedekah masyarakat Jatinom. Untuk memeriahkan perayaan yaqowiyu, pihaknya juga menggelar berbagai seni budaya.
Salah satu warga asal Boyolali, Yanto, 47, saat ditemui mengatakan bahwa ia bersama istrinya, Sugiyarti, 42, tiap tahun datang ke perayaan sebar apem di Jatinom. Untuk kali ini, pasangan suami istri itu dapat apem empat biji.
"Alahamdulillah kami dapat empat biji. Nanti, sebagian kita makan dan sebagian lagi ditanam di sawah untuk menyuburkan lahan pertanian itu. Ya, untuk kesuburan tanah ini akan kita tanam di sawah. Semoga berkah," ujarnya. (N-2)
Dalam Festival Gejog Lesung di Lapangan Desa Barepan, didatangkan lesung yang diklaim paling tua di Kecamatan Cawas, yaitu buatan pada 1869.
Penyidikan kasus perdagangan satwa liar dilindungi di Klaten. Dua tersangka, S, 32, dan BP, 31, resmi diseret ke meja hijau setelah berkas perkara dinyatakan lengkap
Hadir menyaksikan karnaval budaya, Bupati Hamenang Wajar Ismoyo, Wakil Bupati Benny Indra Ardhianto, Ketua DPRD Edy Sasongko, Forkopimda, dan jajaran Kepala OPD Klaten.
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, digelar di Alun-alun Klaten, Minggu (17/8).
Workshop sinden yang merupakan program Dewan Kesenian Klaten 2025, diikuti 52 sinden/penyanyi dari 26 kecamatan di Kabupaten Klaten.
Bupati Klaten Desak Pencabutan Pasal Tembakau dalam PP 28/2024
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved