Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jaga Keanekaragaman Hayati, Kalsel Andalkan Kebun Raya Banua

Denny Susanto
09/8/2024 09:23
Jaga Keanekaragaman Hayati, Kalsel Andalkan Kebun Raya Banua
Kebun Raya Banua pusat pelestarian biodiversity di Kalsel (9/8/2024).(MI/Denny Susanto)

PROVINSI Kalimantan Selatan turut mendukung pelestarian dan pengembangan keanekaragaman hayati di Kalimantan melalui pengelolaan Kebun Raya Banua dan ruang terbuka hijau (RTH).

Terlebih, Indonesia merupakan negara dengan jumlah keanekaragaman hayati (biodiversitas) terbesar di dunia dengan 22 tipe ekosistem alami yang tersebar pada tujuh wilayah ekoregion dengan kekhasan masing-masing.

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, menegaskan komitmen Pemprov Kalsel mendukung Indonesian Biodiversity Strategy & Action Plan (IBSAP) 2025-2045 sebagai komitmen pelestarian dan peningkatan keanekaragaman hayati.

Baca juga : Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim

"Kalsel sangat mendukung kegiatan tersebut dan telah melakukan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Kebun Raya Banua yang berperan sebagai habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna serta menjaga keseimbangan ekosistem," kata Sahbirin, Jumat (9/8).

Kalsel memiliki kekayaan flora dan fauna yang besar. Salah satunya pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, serta program revolusi hijau yang telah digalakkan selama ini. Pada kesempatan itu, Gubernur Kalsel menerima buku dokumen IBSAP 2025-2045. 

Sebelumnya, Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin pada peluncuran dokumen IBSAP 2025-2045 di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, mengatakan keanekaragaman hayati sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia.

Baca juga : Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, BW KEHATI Adakan Pendataan Flora dan Fauna Perkotaan

"Mulai dari kebutuhan makanan, energi, air hingga seluruh sistem kehidupan di bumi bergantung pada kelestarian ekosistemnya," kata Ma'ruf, Kamis (8/8).

Wapres mengungkapkan, meski berbagai upaya telah dilakukan, krisis keanekaragaman hayati masih sering terjadi, seperti peningkatan polusi yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan berdampak pada hilangnya keanekaragam hayati.

"Dampak krisis ini harus bisa ditangani secara komprehensif dan progresif agar sumber pangan kita bagi generasi mendatang tetap tersedia dan turut mengakselerasi pembangunan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan IBSAP bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan berkelanjutan, memperkuat tata kelola keanekaragaman hayati melalui pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan finansial, penguatan regulasi, dan penegakan hukum.

"Optimalisasi pengelolaan keanekaragaman hayati memerlukan komitmen berkelanjutan dari berbagai pihak, melalui konsistensi dan sinergitas program. BRIN telah menghasilkan data yang mendukung integrasi keanekaragaman hayati dalam kebijakan nasional," katanya. (DY/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya