Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ERUPSI Gunung Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terus berlangsung. Berdasarkan hasil evaluasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jumlah gempa menunjukkan penurunan, tetapi gempa-gempa eembusan masih terekam. Selain itu, tremor juga masih terjadi dengan amplitudo rata-rata semakin mengecil.
"Sampai saat ini erupsi eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan, Jumat (5/7).
Ia mengatakan kemunculan gempa-gempa vulkanik mengindikasikan masih adanya tekanan pada tubuh gunung yang berkaitan dengan suplai fluida magnetic dangkal dan dalam. Selama periode pengamatan, lanjutnya, aliran lava baru pada arah selatan dan tenggara gunung, tidak mengalami perubahan Jarak.
Baca juga : Tinggi Letusan Gunung Lewotolok Capai 300 Meter, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat
Kemudian aliran lava ke arah tenggara terjauh masih pada Jarak 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah selatan. Selanjutnya, aliran lava ke arah barat masih sekitar 1,3 kilometer dari bibir kawah. Kondisi ini mengindikasikan laju aliran lava ke arah tenggara, selatan dan barat mengecil dan melambat dan kemungkinan telah berhenti.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Lewotolok, Yeremias Kristianto mengatakan, pada 5 Juli pukul 00.00-06.00 Wita tercatat 213 gempa embusan dengan amplitudo 1.6-16.7 millimeter dan durasi 32-103 detik.
Sedangkan sehari sebelumnya, yakni 4 Juli tercatat 213 gempa embusan dengan amplitudo 1,6-16,7 millimeter dan durasi 32-103 detik. Gempa embusan tersebut hampir sama banyak dengan yang terjadi pada 3 Juli, yakni 212 gempa hembusan dengan amplitudo 2,5-12,6 millimeter dengan durai 36-131 detik.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-300 meter di atas puncak kawah," ujarnya.
Menurut Yeremias, Gunung Lewtolok masih berstatus waspada atau level II sehingga masyarakat tetap diingatkan tidak beraktivitas di zona bahaya yang sudah ditetapkan. (Z-11)
Jalan Trans-Flores Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air.
Erupsi atau letusan eksplosit Gunung Lewotolok terus berlangsung dan menunjukkan peningkatan.
DUA gunung berapi menunjukkan peningkatan aktivitasnya, Kamis (28/3), yakni Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Dukono, di Maluku Utara.
Tidak teramati adanya erupsi, dan ini menunjukkan adanya penrunan aktivitas erupsi di Gunung Ruang
Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG, Oktory Prambada, menjelaskan faktor seperti curah hujan tinggi dan kondisi geologi memicu terjadinya longsor.
Gunung tersebut mengeluarkan lahar dan melontarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 500 meter di atas puncak gunung.
Di Jabar dan wilayah lain Indonesia masih banyak sesar-sesar aktif yang belum teridentifikasi dengan baik sehingga berpotensi menimbulkan dampak serius ketika gempa bumi terjadi.
PVMBG kembali menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas. Masyarakat di sekitar serta wisatawan diminta tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif.
BNPB, PVMBG, dan BMKG masih melakukan pemetaan wilayah di sekitar Gunungapi Marapi yang masuk dalam kawasan rawan bencana.
Hasil asesmen dari PVMBG dan BPBD, lokasi yang dipasangi LEWS berpotensi mengalami tanah gerak ketika musim hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved