Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Unika Santo Paulus Ruteng Gelar Dies Natalis Ke-65

Media Indonesia
19/5/2024 14:23
Unika Santo Paulus Ruteng Gelar Dies Natalis Ke-65
Civitas akademika Universitas Katolik (Unika) Santo Paulus Ruteng pada Dies Natalis ke-65.(Dok Unika Santo Paulus Ruteng)

CIVITAS akademika Universitas Katolik (Unika) Santo Paulus Ruteng pada Dies Natalis ke-65 menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan. Salah satu dari sekian banyak kegiatan itu ialah pertunjukan atau pentas teater Randang Mosé di lapangan Misio, Unika Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu, 18 Mei 2024.

Teater Randang Mosé dimaknai sebagai selebrasi Hidup Bersama Ibu Bumi dan Bapa  Langit, Saudara Sungai dan Saudari Pohon, Opa Rumah dan Oma Lingkungan Hidup. Pemerhati dan praktisi budaya Manggarai Unika Ruteng, Ino Sutam, menjelaskan bahwa dalam teater Randang Mosé ini memunculkan drama kehidupan. 

Jadi hidup untuk mereka (pemeraga teatrikal) boleh dikatakan menjadi teodrama. Ini berarti sesuatu yang sakral dan profan bertemu yang dipentaskan dalam Randang Mosé. 

Baca juga : Umat Katolik Harus Berani Laporkan Kasus Kekerasan Seksual Anak

Unika dan budaya lokal kemanggaraian

Menurut Ino Sutam, dalam sejarah panjang lembaga pendidikan Katolik Unika Ruteng tidak terpisahkan dari budaya dan kebudayaan sebagai identitas kelokalan Manggarai.

Ia mengatakan sejak dari kursus kateketik hingga sekarang menjadi universitas, dalam rahim Unika selalu ada kebudayaan Manggarai, selalu ada kebudayaan lokal. "Di Unika yang namanya budaya daerah itu diajarkan dan itu menjadi praktik yang wajib," ungkap Ino Sutam, pastor Katolik yang sudah 23 tahun mengabdi di Unika Ruteng.

"Kita ada UKM budaya, bisa bahasa Manggarai, lalu sekarang ada lembaga pengembangan bahasa dan kebudayaan. Karena itulah maka kita coba rangkaikan itu tempo hari (Lomba Torok). Nah, hari ini kita ingin supaya itu dipentaskan."

Baca juga : Gagasan Pariwisata Holistik Manggarai, Jalan Rawat Budaya dan Religi

Menurutnya, teater Randang Mosé pada tahap ini lebih sebagai panggung ekspresi bagi para mahasiswa sebagai orang-orang muda pelanjut budaya Manggarai. "Kalau saya secara pribadi tidak terlalu mau ada penonton atau tidak ada penonton itu tidak jadi soal. Karena ini ajaran untuk generasi muda yang hadir dalam teater (Randang Mosé)."

Demikian Ino Sutam bahwa dirinya sudah mengajarkan para mahasiswa di Unika Ruteng tentang filosofi pohon, filosofi air, filosofi caci. "Dan, ternyata anak-anak ini yang selalu orang katakan orang muda ini tidak memperhatikan kebudayaan menurut saya itu salah. Saya katakan dalam pengalaman saya selama di Unika hampir 23 tahun itu salah sama sekali. Yang benar ialah mereka tidak dibimbing, mereka tidak diberi panggung." 

Hanya, jelas Ino Sutam, untuk ritus-ritus memang susah (diperankan anak muda) karena ritus itu punya persyaratan-persyaratan khusus yang menyebabkan mereka tidak bisa menjadi pelaku utama. "Itu yang kita lihat sebenarnya. Setelah mereka diberi kesempatan untuk torok, mereka bisa torok lebih baik daripada yang lebih tua (tetua)."

Baca juga : Merayakan Kearifan Lokal lewat Festival Budaya Manggarai 2023

Regenerasi budaya

Soal pewarisan kebudayaan, sesungguhnya nenek moyang orang Manggarai sudah menyampaikan itu dalam pelisanan yang ada goét Manggarai. Pelisanan dalam goét-goét itu semua memiliki arti regenerasi. 

Di antaranya seperti goét serong dise empo - mbate dise ame, pede dise ende letang dise ema, paka na'ay ngger wa paka bembang ngger peang. Lalu, wakak betong asa manga wake nipu tae, muntung gurung pu'u manga wungkut nipu curup, tepo betong senggok manga wolo nipu tombo, bete pering pengge manga laro nipu jaong, keti pering weri manga rede repeng nggejek. 

Lebih dari itu, ia meyakini bahwa budaya manggarai menjadi jalan kearifan bagi kita (orang-orang Manggarai) lewat Unika menjadi mbaru ba rangkung, osang ba momang dan niang ba di'a. "Unika menjadi rumah kehidupan juga menjadi pohon kehidupan yang memberi naungan, memberi buah, daun, kayu juga menjadi air kehidupan bagi kita semua." (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya