Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PETANI padi yang beralih ke semangka untuk mewaspadai fenomena El Nino dan menghindari musim kekeringan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, kini riang gembira. Mereka adalah petani sawah yang biasanya menanam padi musim gadu (musim tanam kedua).
Setelah menganalisa cuaca dan sesuai kearifan lokal, sebagian mereka memutuskan musim gadu kali ini memilih menanam semangka dan palawija lainnya. Tindakan cerdas tidak memaksa diri menanam padi ini untuk menghindari fenomena alam El Nino yang sejak tiga bulan terakhir yang terasa di kawasan setempat.
Kegirangan dan kegembiraan mereka sekarang karena hasil produksi panen buah semangka melimpah ruah. Itu sebabnya sangat tepat pilihan menanam buah tinggi kandungan air tersebut.
Baca juga : Siasati El Nino, Petani Padi di Aceh Tanam Semangka
Pemasaran buah kaya serat dan baik untuk pencernaan itu di Aceh sangat mudah. Lalu harganya juga cukup lumayan dan permintaan juga tinggi.
Amatan Media Indonesia pada Kamis dan Jumat (17/5) misalnya, harga semangka non biji di tingkat petani Rp5.000 per kg. Lalu untuk semangka berbiji yaitu Rp3.000 per kg.
Muhammad Amin petani di Desa Mesjid Reubee, Kecamatan Delima, kepada Media Indonesia, Jumat (17/5) mengatakan lahan yang ditanami semangka miliknya tidak luas yaitu sekitar 250 meter atau seperempat hektare (ha).
Baca juga : Hama Ulat Penggerek Batang Serang Lahan Sawah di Aceh
Sedangkan modal yang dikeluarkan Amin sekitar Rp2 juta. Ternyata hasil panen buah berkulit hijau lumut dan berdaging merah itu mencapai Rp8 juta.
"Umur panen pun tidak lama, yaitu berkisar 60-70 hari setelah tanam. Kemudian tidak membutuhkan pupuk banyak dan kebutuhan air juga sangat sedikit yaitu sesuai untuk musim kekeringan," tutur Amin.
Ini tentu, perolehan keuntungan hasil panen semangka jauh lebih besar dibandingkan pendapatan menanam padi. Apalagi menanam padi musim gadu yang dibayangi cuaca buruk atau fenomena El Nino.
Baca juga : Petani Padi di Pidie Diharapkan Selesai Tanam di Bulan Januari
Karena mendapatkan keuntungan lebih menjanjikan, ke depan petani setempat semakin tertarik menanam semangka dan berbagai palawija lainnya saat musim gadu. Ini jalan keluar mewaspadai fenomena El Nino atau musim kekeringan.
Pakar ilmu tanah dari Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, DR Helmi mengatakan, kalau musim kemarau dan cuaca panas tidak dianjurkan berani tanaman tinggi asupan air seperti padi sawah. Apalagi fenomena alam El Nino yang cukup sulit pertumbuhan tanaman.
Di antara cara bersahabat dengan El Nino tentu memilih tanaman pangan yang mampu beradaptasi. Kalau memaksa yang lain itu risiko kegagalan lebih besar.
"Kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman padi sawah mencapai 2 liter per hektare per detik. Sedangkan palawija hanya seperlima per hektare per detik" tutur Helmi putra asal Kabupaten Pidie yang juga alumnus Doktoral Nagoya University, Jepang. (MR/Z-7)
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Optimalisasi Lahan Rawa untuk Tanaman Padi
PPIU Program YESS memberikan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda di perdesaan untuk menjadi wirausahawan dan petani handal do Subang, Jawa Barat.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
SEKTOR pertanian Indonesia menghadapi persoalan sangat serius yang merupakan carry-over dari persoalan pada 2023, terutama dalam sistem produksi pangan pokok.
Berdasarkan data dari BPS, produksi padi secara nasional mencapai 54,75 juta ton.
Pemerintah Kabupaten Bekasi fokus mengembangkan varietas padi lokal salah satunya varietas unggulan yang dinamakan Pusaka Bhagasasi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved