Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
FENOMENA alam El Nino yang mulai terasa di Provinsi Aceh membuat sebagian petani padi setempat lebih waspada terhadap gagal panen. Mereka menghindari kekeringan dan cuaca panas yang berujung gagal panen.
Itu terlihat dari sebagian petani sawah yang biasanya menanam padi gadu (musim tanam kedua) kini beralih ke tanaman yang sedikit membutuhkan air atau lebih tahan kekeringan. Di Kabupaten Pidie, misalnya, sebagian petani beralih ke tanaman semangka dan palawija lain.
Padahal lahan lokasi itu sering ditanami padi dua kali dalam setahun. Ini seperti di lahan sawah Blang Reubee, Kecamatan Delima. Petani lebih suka menanam semangka dan kedelai.
Baca juga : Fenomena El Nino, Petani Aceh Bisa Panen Gadu 15 Ribu Hektare
Lain lagi di Kemukiman Bambi dan Lampoh Saka, Kecamatan Peukan Baro. Mereka memilih menanam bawang merah dan kacang tanah.
"Sudah mulai musim kemarau, cuaca juga sangat panas, kami tidak menanam padi musim gadu kali ini. Supaya sawah tetap menghasilkan, tentu menanam semangka," tutur Hasbi, warga Desa Ceurih Keupula, Selasa (30/4).
Walau saat musim tanam rencengan (musim tanam pertama) sering terendam banjir akibat luapan sungai, tetapi saat ini sedang krisis debit air irigasi. Hanya sebagian kecil yang mendapat sumber air pengairan.
Pakar Ilmu Tanah yang juga Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, Helmi, mengatakan, setiap tanaman memiliki ciri dan kebutuhan air berbeda. Untuk tanaman padi, misalnya, kebutuhan air tergolong lebih besar yakni mencapai 2 liter per hektare (ha) per detik. Sedangkan palawija, termasuk semangka, membutuhkan air seperlima dari kebutuhan tanaman padi.
"Tidak semua tanaman cocok saat musim kemarau dan bukan semua tanaman bisa dibudidayakan ketika musim penghujan. Padi butuh sedikit tergenang pada bagian bawah walau hanya sesekali. Palawija hanya butuh kelembapan tanah walau tidak sering," tutur alumnus Nagoya Universiti Jepang. (Z-2)
Optimalisasi Lahan Rawa untuk Tanaman Padi
PPIU Program YESS memberikan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda di perdesaan untuk menjadi wirausahawan dan petani handal do Subang, Jawa Barat.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
SEKTOR pertanian Indonesia menghadapi persoalan sangat serius yang merupakan carry-over dari persoalan pada 2023, terutama dalam sistem produksi pangan pokok.
Berdasarkan data dari BPS, produksi padi secara nasional mencapai 54,75 juta ton.
Pemerintah Kabupaten Bekasi fokus mengembangkan varietas padi lokal salah satunya varietas unggulan yang dinamakan Pusaka Bhagasasi
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved