Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
LEMBAGA Kemanusiaan dan Pembangunan Internasional Catholic Relief Series (CRS) meluncurkan program Comunity Resilience to Recurring Chatastropes (Correct) di Flores Timur, di Sunrise Hotel Kelurahan Weri Larantuka Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (25/3).
CRS merupakan lembaga yang fokus bergerak pada misi kemanusiaan. Dalam kegiatan ini, CRS mengusung tema “Peningkatan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana yang berulang di Flores Timur”.
Setelah tiga tahun berjalan mendukung kerja-kerja pemerintah mengurangi resiko bencana di Flores Timur dan belajar dari keberhasilan program-program CRS melalui program FloDesa (2021-2023) dan Incident (2022-Sekarang), kini, CRS akan melanjutkan kerjanya kembali di Flores Timur melalui Proyek Correct.
Baca juga : Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Kembali Terjadi
Kurang lebih 5 desa di Flores Timur yang terdampak erupsi gunung Lewotobi yang akan menjadi sasaran program peningkatan ketahanan masyarakat selama 3 tahun ke depan.
Untuk itu, CRS Indonesia akan bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Badan Penanggulanangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan beberapa Stakeholder yang lain.
Selain itu, CRS juga akan meneruskan kerja samanya dengan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) sebagai mitra kerja mereka di Flores Timur.
Baca juga : Ribuan Pengungsi Erupsi Lewotobi Mulai Kesulitan Air Bersih
Country Manager CRS Indonesia Yeni Suryani mengatakan pentingnya kolaborasi, peran dan keselarasan dalam menjalankan program pembangunan.
Correct dirancang selaras dengan program pembangunan di Kabupaten Flores Timur terutama terkait pengurangan resiko bencana dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Masyarakat memiliki kapasitas mengindentifikasi sumber daya yang dimiliki dan mengembangkannya sehingga mampu mengambil peran kunci dalam usaha pengurangan resiko bencana serta dalam merespon bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing.
Baca juga : Gempa Guguran Gunung Lewotobi di NTT Masih Terus Terjadi
"Kita melakukan Launching Program Correct hari ini untuk memperkenalkan ke masyarakat tentang program tersebut sekaligus menyusun program kerja tahunan sebagaimana yang di amanatkan dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara CRS – USCCB dengan Kementrian Sosial RI bahwa Program CRS harus sejalan dengan rencana pembangunan pemerintah daerah dan pelaksaannya harus bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah terkait," jelas Yeni.
CRS, melalui Program Correct, fokus membantu ketahanan atau pemulihan ekonomi masyarakat pasca bencana yang berulang di Flores Timur.
"Kita akan memberikan mereka pelatihan-pelatihan untuk mendorong masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi melalui simpan-pinjam internal Komunitas (SILC- Saving and Internal Landing Communities) serta mengenalkan solusi mata pencaharian alternatif kepada masyarakat," kata Yeni.
Baca juga : Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Berstatus Awas, Tanggap Darurat Diperpanjang
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan Inklusi dan Partisipasi bermakna dari kelompok rentan.
Proyek Correct ini didanai oleh seorang filantrosfis Margareth A Cargill. Program ini sudah memasuki fase IV dan fokus pada penguatan kapasitas pengurangan resiko bencana masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Proyek Correct mendukung upaya masyarakat dalam melakukan penganekaragaman mata pencaharian, mendorong antisipasi pemulihan ekonomi paskah bencana melalui simpan pinjam internal komunitas SILC serta mengenalkan solusi mata pencaharian alternatif.
Proyek Correct diluncurkan secara simbolis oleh Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi.
“Saya sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh MACP dan CRS Indonesia. Dukungam yang diberikan ini telah memberikan dampak nyata yang dapat di lihat dari terus meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di wilayah kami,” ungkap Rihi. (Z-1)
Berdiri di Desa Mondu, Kecamatan Kanatang, Prainatang dikenal sebagai salah satu kampung megalitik tertua di Sumba Timur.
Air Terjun Tanggedu namanya, tempat yang dijuluki "Grand Canyon-nya Indonesia" karena keindahan tebing-tebing batu dan kolam alaminya yang jernih.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Pulau Kera seluas 48 hektare berada di wilayah Kabupaten Kupang, tetapi hanya berjarak 5 mil dari Kota Kupang.
TIM Penyidik Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menahan tiga tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi dana rehabilitasi sekolah.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
GUNUNG berapi Lewotobi Laki-laki yang berada di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada Jumat (1/8) pukul 20.48 Wita.
Meski hujan tak berlangsung lama, banjir lahar dingin sempat mengagetkan warga.
Bantuan berupa telur ayam, pampers, selimut, handuk, air mineral dan peralatan mandi diberikan kepada 114 balita di Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Senin (14/7).
Setelah erupsi gunung Lewotobi Laki-laki, warga di lima desa di wilayah kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT menggalami gangguan infeksi pernafasan atas (ISPA) dan diare
DUA pengendara sepeda motor yang sedang melintas di jalan Trans Larantuka - Maumere mengalami luka ringan usai kendaraan mereka tergelincir di atas permukaan jalan.
PULUHAN penerbangan yang dibatalkan akibat erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Senin (7/7) hingga Selasa pagi (8/7) kembali beroperasi seperti biasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved