Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Abu Vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki Menumpuk di Jalan Raya Picu Lakalantas

Alexander P Taum
10/7/2025 18:41
Abu Vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki Menumpuk di Jalan Raya Picu Lakalantas
Warga Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura sedang melintas di jalan raya yang dipenuhi material Gunung Lewotobi Laki-laki berupa pasir dan kerikil(Istimewa)

DUA pengendara sepeda motor yang sedang melintas di jalan Trans Larantuka - Maumere mengalami luka ringan usai kendaraan mereka tergelincir di atas permukaan jalan yang dipenuhi material Gunung Lewotobi Laki-Laki, Rabu (9/7), pukul 19.20 Wita.

Alfian dan Ella, kakak beradik yang sementara melakukan perjalanan dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur, menuju ke rumah mereka di Mage Sayang - Maumere ini terpaksa harus dirawat sementara oleh warga Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura -Sikka.

Alfian mengalami luka lecet di pergelangan kaki dan tangan, sementara adiknya mengalami luka pada telapak kaki dan rahang.

Alfian mengatakan, sejak memasuki wilayah Dulipali, ia sudah berhati-hati karena sepanjang jalan dipenuhi pasir dan kerikil.  Selain itu jarak pandangnya juga terganggu karena abu vulkanis yang menyebar ketika ada kendaraan yang lewat di depannya.

"Saya mengendarai motor dengan kecepatan rendah karena sepanjang jalan dari Nobo ke wilayah Sikka dipenuhi material gunung berapi. Saya juga menjaga keseimbangan selama perjalanan tetapi memang hari ini kami cukup sial. Ada satu mobil yang lewat dan debu menghalangi pandangan saya," kata Alfin usai diobati warga setempat.

"Kami tiba-tiba terseret dan akhirnya jatuh. Beberapa saat kemudian warga datang tolong kami," ujar Alfin.

Sehari sebelumnya, seorang ibu dan anak yang juga hendak ke Maumere tergelincir di salah satu tikungan di Boganatar karena aspal yang dipenuhi oleh pasir dan kerikil. Keduanya kehilangan keseimbangan sehingga jatuh dan mengalami luka lecet pada pergelangan kaki dan tangan.

Menurut Martha Marcelina, warga Boganatar, sudah tiga kali dirinya menolong pengendara yang mengalami kecelakaan sejak erupsi yang terjadi pada 7 Juli lalu. Kecelakaan lalu lintas itu terjadi karena masih banyak material berupa pasir dan kerikil menumpuk di atas aspal.

"Apalagi selama ini tidak pernah turun hujan sehingga sama sekali tidak tersapu," ungkap Marcelina.

Kata dia, meskipun saat ini pemerintah tengah fokus memberikan  bantuan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Desa Kringa dan sekitarnya, ia  berharap upaya pemerintah bersama masyarakat untuk membersihkan ruas jalan yang dipenuhi material tersebut.

"Selain agar tidak terjadi kecelakaan lagi, kami ingin udara yang kami hirup sedikit demi sedikit bersih. Sejak erupsi, jalanan kami ini berdebu. Kami tidak pernah hirup udara bersih. Jadi  kami harap pemerintah bisa melihat situasi ini juga," kata Marcelina. 

Gunung berapi Lewotobi Laki-laki masih berstatus level IV (Awas) hingga hari ini. 

Pada Senin (7/7) lalu gunung berapi dengan ketinggian 1.584 mdpl itu mengalami erupsi dahsyat. Kolom abu mencapai 18.000 meter. Erupsi tersebut memuntahkan material vulkanis berupa kerikil, pasir, dan abu.

Adapun 22 desa di wilayah Kecamatan Talibura turut terdampak letusan itu. Dampak cukup parah dialami lima desa di wilayah bagian timur di kecamatan tersebut yakni Desa Hikong, Udekduen, Kringa, Timu Tawa, dan Ojang.
 
"Erupsi disertai hujan pasir dan kerikil berlangsung selama 30 menit. Seketika itu atap rumah, halaman, dan jalanan dipenuhi pasir dan kerikil," kata Marselina. (PT/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya