Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEMASUKI bulan Ramadhan harga kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Priangan Timur termasuk Kota Tasikmalaya, Jawa Barat terus merangkak naik terjadi pada cabai merah, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur, minyak goreng dan beras. Kenaikan tersebut, banyak dikeluhkan warga karena harganya mahal
Heryadi (47), warga Kampung Cihideung, Kota Tasikmalaya mengatakan, harga kebutuhan bahan pokok terutama di bulan Ramadhan terus mengalami kenaikan terjadi pada daging sapi semula dijual Rp110 ribu menjadi Rp140 ribu per kg, bawang merah Rp55 ribu, cabai merah Rp130 ribu, telur ayam Rp37 ribu per kg, beras premium biasa Rp17 ribu dan premium super Rp18 ribu per kg. Kenaikan tersebut, banyak warga mengeluhkan terutamanya daging dan beras masih mahal.
"Kenaikan harga daging sapi potong di pasar Cikurubuk sangat memberatkan terutamanya bagi para pelanggan maupun pembeli hingga pembelian semula 2 kg menjadi 1 kg. Namun, para pembeli yang awalnya itu fokus membeli daging sapi potong malah beralih ke beberapa ikan tawar lantaran harganya tinggi tetapi ada sebagian yang membeli," katanya, Selasa (12/3).
Baca juga : Hari Pertama Puasa Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok di Depok Melambung Tinggi
Sementara itu, pedagang beras di Kios pasar Pancasila, Hendra mengatakan, harga beras masih mengalami kenaikan di beberapa para pedagang dan sekarang masih belum stabil lantaran pasokan dari luar daerah belum masa panen hingga sebagian sudah melakukannya. Kebutuhan beras kualitas premium sekarang dijualnya Rp 16 ribu, Rp 17 ribu dan Rp 18 ribu per kg, tetapi untuk kualitas medium selama ini mengalami kekosongan di semua pasar.
"Untuk kebutuhan beras premium yang dijual di pasaran dikirim dari Singaparna, Indramayu, Semarang, Majalengka, Cianjur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kenaikan tersebut, karena petani sulit mendapatkan gabah kering giling (GKG) yang mana harganya Rp 10 ribu per kg dan gabah kering pungut (GKP) sudah berada di angka Rp8.500 per kg," ujarnya.
Sementara, pedagang sapi potong di Pasar Cikurubuk, Tatang, 60, mengatakan, penjualan dan kebutuhan sapi potong memasuki bulan Ramadhan menurun tapi harga justru semakin naik. Namun, untuk sekarang para pedagang hanya bisa memotong 1-2 ekor dari normal biasanya 4-5 ekor dengan harga jual Rp140 ribu per kg.
"Bulan Ramadhan tahun ini pembeli mengalami penurunan dan pedagang daging sapi potong juga menurun hingga semua memanfaatkan sapi lokal tidak ada sapi luar daerah. Kenaikan harga daging sapi berimbas pada wabah PMK masih terjadi dan untuk sekarang ini harganya merangkak naik semula Rp110, Rp120 ribu per kg menjadi Rp140 ribu per kg," paparnya. (AD/Z-7)
Pagelaran Kreasi dan Puspa Kriya pada tahun 2024 mengusung tema Sinergi membangun usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dalam ekosistem digital yang berkelanjutan.
Transaksi QRIS ini telah diimplementasikan oleh lebih dari 452 ribu pelaku usaha, lembaga sosial, hingga pemerintah daerah untuk menyediakan beragam kanal pembayaran bagi masyarakat.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Pelanggan mengeluh karena harganya sangat tinggi. Mereka terpaksa mengurangi pembelian.
Hashim mengaku tidak menyangka kehadiran emak-emak dalam deklarasi dukungan untuk Prabowo Subianto begitu banyak.
TINGGINYA harga beras saat ini, tak begitu saja dinikmati oleh para petani di Purwakarta Jawa Barat, yang terbebani dengan harga pupuk dan obat pertanian yang mahal.
DALAM rangkaian kunjungan kerja di Majene, Sulawesi Barat, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turut memantau jalannya Gerakan Pangan Murah Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mengungkap temuan 212 merek beras diduga melakukan pengoplosan dan pelanggaran mutu, memantik perhatian publik.
MARAKNYA beras oplosan berpotensi menyebabkan harga beras menjadi naik.
DISTRIBUSI beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh pemerintah mulai dilakukan sejak Juni 2025.
Melambungnya harga beras tersebut, telah mengusik pendapatan atau terganggu keuntungan yang mereka peroleh dari hasil penjualan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved