Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
RUAS Jalan Lingkar Selatan atau tepatnya di depan Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi, Jawa Barat, merupakan daerah langganan banjir. Setiap kali turun hujan, ruas jalan tersebut tergenang air limpasan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) setempat pun merencanakan mengoptimalkan kolam retensi atau sumur resapan di sekitar kawasan terminal. Pasalnya, kolam retensi yang selama ini ada dinilai tidak berjalan maksimal.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTR Kota Sukabumi, Eris Endriawan, mengatakan pembangunan kolam retensi merupakan salah satu upaya menanggulangi banjir yang sering terjadi di kawasan tersebut. Pembangunannya sudah direncanakan Pemkot Sukabumi jauh-jauh hari.
Baca juga : Terus Bertambah, 38 Ruas Jalan dan 8 RT di Jakarta Terendam Banjir, Ini Daftarnya
"Namun baru bisa direalisasikan pembangunannya tahun ini," kata Eris, Minggu (3/3).
Anggaran pembangunannya ditaksir menelan biaya sekitar Rp5,3 miliar. Biayanya bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Fungsi kolam retensi nantinya bisa menampung air, lalu dialirkan, dan kemudian diserap. Dengan sistem seperti ini, maka air limpasan akibat curah hujan tinggi tidak lagi meluap hingga mengakibatkan banjir," ujarnya.
Baca juga : 4 Ruas Jalan di Jakarta Utara Tergenang Banjir
Eris menyebutkan pada 2023 sudah dibangun kolam retensi. Namun peran dan fungsinya belum maksimal. "Karena itu, pembangunan kolam retensi tahun ini bisa dikatakan melanjutkan. Tapi akan kita optimalkan karena banjir di kawasan terminal sudah cukup parah setiap kali turun hujan," tutur Eris.
Kolam retensi memiliki kedalaman sekitar lima meter. Sebelumnya, kolam retensi yang sudah dibangun hanya memiliki kedalaman dua meter sehingga tak bisa menampung banyak air.
"Kolam retensi ini nanti bisa juga digunakan untuk hal lain, seperti penyiraman taman atau untuk kebutuhan pemadam kebakaran saat terjadi kebakaran. Biasanya petugas pemadam kebakaran cukup kesulitan mencari sumber air. Nah, nanti ketika ada kolam retensi, bisa mengambilnya untuk kebutuhan pemadaman," tegasnya.
Baca juga : Hujan Deras, 13 RT di Jakarta Terendam Banjir
Sesuai rencana, pengerjaan pembangunan kolam retensi akan dimulai pada Mei tahun ini. Pengerjaannya memakan waktu sekitar 5-6 bulan.
"Kami berharap pengerjaannya bisa lebih cepat. Sehingga pemanfaatannya bisa segera dioptimalkan," pungkasnya.
(Z-9)
WALI Kota Sukabumi Ayep Zaki, menghadiri Rapat Sosialisasi dan Koordinasi Pengusulan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2026.
PERMUKIMAN warga di dua wilayah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terendam banjir akibat meluapnya aliran Sungai Cicatih, Minggu (3/8) malam.
KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menawarkan beasiswa kepada 5 anak nelayan di Kp. Ciwaru, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Temuan ini diyakini menjadi bukti kuat bahwa wilayah Gunung Tangkil dulunya merupakan bagian dari jalur perdagangan maritim antara Nusantara dan Tiongkok.
Turunnya hujan membuka asa bisa kembali menanam padi di tengah ketidakpastian kondisi cuaca
Pipanisasi merupakan langkah tepat memperkuat pondasi sektor pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang, Kabupaten Kulon Progo, resmi rampung 100%
Kepala Dinas PUTR Kota Sukabumi Sony Hermanto mengatakan saat ini progres pembangunan kolam retensi sudah mencapai 34-36% dari target
Pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang mulai membuat kolam retensi.
Pembangunan kolam retensi di Komplek Margahayu Raya progresnya berkisar sudah di angka 70%
Kemacetan di Jalan TB Simatupang disebabkan ada pembangunan kolam retensi oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk mengurangi banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved