Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEPALA Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) Agus Sistyo Widjajati mengungkapkan ekonomi daerah itu pada triwulan IV 2023 tumbuh sebesar 4,14% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,08% (yoy).
Data pertumbuhan ekonomi ini berdasarkan rilis produk domestik regional bruto (PDRB) Nusa Tenggara Timur yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Pertumbuhan ini tercatat terjadi di seluruh lapangan usaha, sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan didorong oleh meningkatnya konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor," jelasnya di Kupang, Selasa (13/2).
Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia
Secara spasial wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra), perekonomian NTT memberikan sumbangan sebesar 22,72% dari total perekonomian wilayah ini. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Adapun lapangan usaha (LU) yang memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan IV 2023 yakni konstruksi sebesar 14,73% (yoy), penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 14,57% (yoy), perdagangan
sebesar 3,91% (yoy), administrasi pemerintahan sebesar 3,29% (yoy), dan pertanian sebesar 1,49% (yoy).
Menurutnya, pertumbuhan LU konstruksi didorong oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa Bendungan dan pengerjaan Infrastruktur Jalan Daerah (IJD) melalui Dana Inpres. Penyelenggaraan beberapa even di wilayah NTT menjadi faktor pendorong pertumbuhan LU penyediaan akomodasi dan makan minum.
Baca juga : Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Nasional pada 2024 Tumbuh 5,5%
Di sisi lain, pertumbuhan LU Perdagangan didorong oleh peningkatan kredit perdagangan. Kendati begitu, pertumbuhan ini tercatat melambat seiring dengan turunnya penjualan kendaraan bermotor.
Meningkatnya realisasi belanja APBD mencapai 86,5% dan APBN mencapai 94,7% menjadi faktor pendorong pertumbuhan LU Administrasi Pemerintahan.
Sementara itu, pertumbuhan LU Pertanian didorong oleh peningkatan hasil tangkapan perikanan.
Baca juga : Ini Ekspektasi Konsumen Indonesia Terhadap Perekonomian 6 Bulan Ke Depan
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi NTT ditopang oleh meningkatnya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), konsumsi pemerintah, dan tetap kuatnya konsumsi rumah tangga.
Akselerasi kinerja PMTB sejalan dengan kinerja LU Konstruksi yang meningkat tercermin dari peningkatan kredit investasi dan pengadaan semen. Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan seiring dengan peningkatan pada LU administrasi pemerintahan
Pemerintahan yang tercermin dari realisasi belanja operasional APBD dan APBN NTT. Konsumsi Rumah Tangga tetap tumbuh didorong oleh meningkatnya mobilitas dan juga kebutuhan komoditas masyarakat pada momen natal dan
tahun baru.
Baca juga : Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2023 Terpantau Melambat
Menurut Agus Sistyo Widjajati, kinerja net Iimpor pada triwulan IV 2023 didorong oleh meningkatnya nilai impor yang lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor. Impor gula dari Australia sebesar USD 15,4 juta menjadi penyumbang impor terbesar di NTT. Sementara itu, peningkatan ekspor komoditas ke Timor Leste yang mencapai nilai sebesar USD 4,6 juta menjadi pendorong utama nilai ekspor NTT pada triwulan IV 2023. (Z-6)
BANK Indonesia (BI) mengumumkan sistem pembayaran standar kode QR, QRIS resmi digunakan di Jepang
Selain itu, penjualan rumah tipe besar terkontraksi sebesar 14,95% (yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 11,69%(yoy).
Memperingati hari jadi ke-68 Provinsi Riau, Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Riau dan sejumlah mitra strategis menggelar Riau Economic Forum (REF) 2025.
Langkah KPK itu dilakukan dalam rangka mengembalikan uang hasil tindak pidana korupsi tersebut.
KPK pada 7 Agustus 2025, menetapkan anggota Komisi XI DPR RI periode 2019-2024 Satori (ST) dan Heri Gunawan (HG) sebagai tersangka kasus tersebut.
Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2025 tercatat sebesar US$152 miliar atau sekitar Rp2.482 triliun.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved