Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMBELAJARAN berbasis tantangan bisa menjadi alternatif jawaban untuk mempersiapkan generasi muda penerus menjadi pembelajar yang mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.
"Salah satu permasalahan yang ada di depan kita adalah, bagaimana kita mampu memperkuat dan meneguhkan diri untuk menjawab beragam tantangan yang ada, proses pembelajaran berbasis tantangan bisa menjadi salah satu cara untuk mempersiapkan anak bangsa menjawab tantangan itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).
Pernyataan Lestari itu disampaikan pada acara Temu Tokoh di depan para mahasiswa Universitas Wahid Hasyim di Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (13/12) sore.
Baca juga : Milenial dan Gen Z Dominasi Percakapan Soal Debat Capres di Medsos, Anies Raih Eksposure Tertinggi
Lestari mengungkapkan, sebelumnya kita mengenal pembelajaran berbasis pemecahan masalah, pembelajaran berlandaskan penelitian dan proses belajar berdasarkan model tertentu (design-based learning).
Di tengah ragam ketidakpastian, tantangan, kekhawatiran dan fenomena sosial yang berkembang saat ini, Rerie, sapaan akrab Lestari, mengusulkan sebuah model belajar berbasis tantangan (challenge-based learning).
Baca juga : Di Forum COP-28, Budy Sugandi Soroti Pentingnya Literasi Iklim di Sekolah
Dalam pembelajaran berbasis tantangan, ungkap Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, direalisasikan dengan pendekatan multidisipliner yang mendorong siswa maupun mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari- hari untuk memecahkan masalah dunia nyata.
Sifat dan potensi kolaboratif yang dikembangkan pada pembelajaran berbasis tantangan, tambah Rerie, mengharuskan peserta didik membangun kerja sama dengan teman sebaya, guru, dan para ahli dalam komunitas untuk menjalani proses belajar.
Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, para peserta didik mampu berpikir kritis, mampu menerima, memaknai dan memecahkan ragam tantangan, diikuti kemampuan mengambil tindakan dan akhirnya berbagi pengalaman.
Secara ringkas, tambah dia, pembelajaran berbasis tantangan akan mengasah kemampuan rasional, emosional dan sosial yang bersumber dari pembiasaan menentukan prioritas dalam upaya menjawab berbagai tantangan.
Selain itu, tegas Rerie, generasi muda juga harus membekali diri dengan pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai dan norma yang kita miliki antara lain nilai-nilai agama, budaya, budi pekerti dan nilai-nilai kebangsaan warisan pendiri negeri.
Berbekal pembelajaran berbasis tantangan dan pelaksanaan nilai-nilai kebangsaan yang utuh dari setiap anak bangsa, Rerie meyakini, bangsa Indonesia mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan. (RO/Z-4)
Gunjingan banyak orang bahwa NasDem adalah partai pragmatis, lagi medioker, sebenarnya dilandasi dua alasan mendasar.
Presiden Prabowo Subianto bisa fokus pada program strategis nasional yang dihajatkan langsung kepada kebutuhan dasar rakyat.
Partai NasDem mendesak dialog konstitusional untuk menyikapi pemisahan pemilu nasional-lokal. DPR dan Pemerintah didesak untuk tidak lagi membenturkan putusan MK dengan UUD.
KETUA Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya merespons polemik hak royalti untuk pemutaran lagu di ruang publik. Ia meminta semua pihak mengedepankan falsafah Pancasila dan tidak saling serang.
REVISI Undang-Undang PPMI harus mempertimbangkan perlindungan menyeluruh yang responsif gender dan prinsip-prinsip HAM bagi para pekerja migran Indonesia (PMI).
Partai NasDem menyatakan komitmennya untuk membuka ruang bagi generasi muda dalam dunia politik.
Semangat persatuan yang dibangun harus benar-benar mampu diwujudkan dan dipraktikkan dalam keseharian masyarakat.
REVISI Undang-Undang PPMI harus mempertimbangkan perlindungan menyeluruh yang responsif gender dan prinsip-prinsip HAM bagi para pekerja migran Indonesia (PMI).
PENGUATAN peran orangtua dibutuhkan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas kesehatan keluarga di tanah air.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan literasi keuangan digital bagi perempuan penting sebagai bagian dari upaya pemberdayaan untuk mewujudkan kesejahteraan
Upaya peningkatan gizi keluarga harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman para ibu dan orang tua pada umumnya, terkait pemenuhan gizi seimbang keluarga.
UPAYA yang terukur untuk mewujudkan gerakan mengatasi kondisi darurat kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera direalisasikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved