Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengukuhkan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Selatan Apolo Safanpo menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Usai dikukuhkan di Merauke pada Rabu (6/12/2023), Apolo Safanpo mengatakan bahwa pihaknya bersama jajaran pejabat pemerintah provinsi dan kabupaten di Papua Selatan berupaya keras menurunkan prevalensi stunting dan mengejar target prevalensi 14% pada 2024.
Menurut Apolo, untuk mengejar target sesuai arahan Presiden Joko Widodo itu dilakukan dengan tiga langkah yaitu promotif, preventif, dan kuratif. "Tugas utama dari Penjabat Gubernur ialah menekan angka stunting dan mengejar target 14% pada 2024. Langkah yang diambil yaitu promotif. Ini kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan promosi kesehatan. Selanjutnya langkah preventif yaitu pencegahan terhadap suatu penyakit. Yang terakhir langkah kuratif, yaitu rangkaian kegiatan untuk mengobati," kata Apolo.
Selain Apolo Safanpo, ada enam pejabat lain yang dikukuhkan menjadi Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting. Keenam pejabat itu ialah Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Papua Selatan Sunarjo, Sekda Kabupaten Merauke Yeremias Paulus Ruben Ndiken, Kepala Bapperida Provinsi Papua Selatan Ulmi Listianingsih Wayeni, Plt Sekda Boven Digoel Pilemon Tabuni, Inspektur Daerah Provinsi Papua Selatan Sucahyo Agung, dan Kepala Dinas DP3AP2KB Kabupaten Merauke.
Baca juga: Rangkul Kaum Adat untuk Atas Stunting
Dalam sambutannya, Hasto optimistis di Provinsi Papua Selatan dapat menurunkan angka stunting. Ada beberapa indikator, yaitu Media Usia Kawin Pertama (MUKP) pada 2022 sebesar 20,9 dan 2023 sebesar 23,0. Hal ini menunjukkan Provinsi Papua Selatan memiliki tren positif berupa penurunan angka stunting.
"Usia kawin muda membuat angka stunting tinggi di wilayah Asmat dan Mappi masih cukup tinggi. Untuk itu, ia mengharapkan kepada Penjabat Gubernur bisa memberikan dorongan lebih kuat, agar angka kawin muda di dua daerah tersebut dapat ditekan," kata Hasto.
Baca juga: Bawaslu RI Diminta Tinjau Ulang Hasil Seleksi di 3 Kabupaten Papua Selatan
Dalam laporannya, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparai mengatakan pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting merupakan komitmen bersama untuk mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di wilayah Papua Selatan. "Dengan pengukuhan Pj. Gubernur Papua Selatan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, daya dorong penurunan angka stunting akan tercapai. Bapak Asuh merupakan bentuk intervensi langsung kepada keluarga yang berisiko stunting," kata Nerius. (Z-2)
Pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya penurunan tengkes.
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Polri harus responsif dan sensitif mengenai isu gender.
Sejumlah kegiatan untuk mengurangi kejahatan jalanan sudah dilakukan. Beberapa program sudah ada yang berjalan.
KEBAKARAN yang terjadi TPA Rawa Kucing, Tangerang, pada Jumat (20/10) lalu perlu menjadi perhatian dari setiap pemerintah pusat maupun daerah
Berdasarkan KBBI, preventif berarti sifat untuk mencegah (agar tidak terjadi apa-apa). Sederhananya, preventif berarti mencegah.
Pandemi Covid-19 mengakselerasi kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia akan gaya hidup sehat dan pentingnya menjaga kesehatan secara preventif.
Hipertensi merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung, gagal ginjal dan strok, yang ketiganya masuk dalam kategori penyakit katastropik yang berbiaya tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved