Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pemerintahan Gampong Blang Kiree, Kecamatan Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar, mengumumkan 14 ekor sapi ternak warga mati mendadak. Sapi-sapi itu diduga mati karena terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Sapi-sapi tersebut mati dengan kondisi kuku membusuk serta tidak bisa makan. Kondisi tersebut sudah berlangsung selama dua pekan terakhir. Kebanyakan sapi mati tersebut berusia remaja," ujar Kepala Desa Blang Kiree, Nazaruddin, di Aceh besar, Rabu (22/11).
Ia mengatakan persoalan tersebut kini sudah ditangani oleh tim kesehatan hewan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Tim kesehatan hewan juga sudah melakukan penyuntikan terhadap sapi-sapi yang diduga sakit serta penyemprotan kandang-kandang ternak.
Baca juga: Peternak Sapi di Jawa Timur Bangkit Kembali
"Kami mengapresiasi gerak cepat tim kesehatan hewan ternak Pemerintah Kabupaten Aceh Besar termasuk pihak kecamatan yang langsung turun tangan menangani kejadian sapi mati mendadak ini," kata Nazaruddin.
Umi Kalsum, salah satu peternak sapi di Gampong Blang Kiree, mengatakan seekor sapi miliknya mati dengan kuku membusuk serta mengeluarkan bau tidak sedap. Sapi mati tersebut berusia anakan serta tidak dilepasliarkan dengan sapi-sapi lainnya.
Baca juga: Tujuh Sapi di Sragen Dilaporkan Mati Mendadak
"Induknya tidak apa-apa. Induk sapi tersebut juga sudah ditangani tim kesehatan hewan agar penyakit yang menyebabkan kematian tidak menular. Selain itu, kandang juga sudah disemprot guna mencegah penyakit tersebut," kata Ummi Kalsum.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar mengimbau peternak untuk tetap mewaspadai munculnya gejala penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak.
"Kami selalu mengimbau kepada para peternak agar melaporkan segera kepada petugas peternakan atau petugas kesehatan hewan, bila hewan ternak mereka mengalami gejala diduga PMK," tutur Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Jakfar. (AntZ-11)
JELANG perayaan Idulfitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap optimal di seluruh Indonesia.
Ketua MPR, Ahmad Muzani, memberikan apresiasi atas respons cepat yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pemkot telah menyarankan peternak agar melakukan penundaan pembelian atau penambahan hewan ternak dari luar kota sebagai langkah preventif.
Kementan mengungkapkan berdasarkan data iSIKHNAS, angka kematian hewan ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah 338 ekor. Stok Daging Sapi untuk Puasa dan Lebaran Aman
Dengan adanya peningkatan kasus PMK, Kementan mendistribusikan vaksin darurat sebanyak 50.000 dosis beserta obat, vitamin, dan disinfektan.
Kasus PMK di Klaten dapat diatasi, sehingga tidak ada kebijakan penutupan pasar hewan. Untuk pencegahan, DKPP pun berkoordinasi dengan PMI dan TNI-Polri.
Kabupaten Blora dipilih sebagai lokasi pengembangan Balai Ternak karena memiliki potensi besar dalam bidang peternakan domba.
Pemilihan Trenggalek sebagai lokasi program didasarkan pada potensi lokal yang tinggi dalam pengembangan peternakan domba.
Program Balai Ternak merupakan bagian dari upaya Baznas dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui pengelolaan ternak secara komunal.
Kementan distribusikan obat dan vitamin untuk ternak yang selamat dari banjir Bekasi.
Tantangan terbesar yang dihadapi peternak binaan Baznas meliputi kondisi geografis, aksesibilitas lokasi, cuaca, hingga fluktuasi harga pakan dan ternak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved