Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kematian Hewan Ternak Akibat PMK Melandai, Kementan Optimistis Stok Daging Sapi untuk Puasa dan Lebaran Aman

Naufal Zuhdi
10/1/2025 17:39
Kematian Hewan Ternak Akibat PMK Melandai, Kementan Optimistis Stok Daging Sapi untuk Puasa dan Lebaran Aman
Petugas kesehatan hewan menyemprotkan cairan disinfektan untuk pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh,(ANTARA FOTO/Ampelsa)

 

DIREKTUR Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda mengungkapkan bahwa berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), angka kematian hewan ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak 28 Desember 2024-9 Januari 2025 adalah sebanyak 338 ekor.

"Kematian harian akibat PMK ini terus mengalami penurunan sebagai dampak dari kegiatan pengobatan yang saat ini gencar dilakukan oleh para petugas di samping pengobatan secara mandiri oleh peternak," ucap Agung saat dihubungi, Jumat (10/1).

Sejak awal Desember 2024, sambung dia, pemerintah telah menerbitkan surat edaran kepada seluruh Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota dan diperkuat oleh Surat Menteri Pertanian 3 Januari 2025 kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan langkah-langkah antisipasi peningkatan dan penyebaran kasus PMK dengan cara mengawasi lalu lintas ternak khususnya di pasar ternak dan melakukan desinfeksi serta edukasi kepada para peternak/pedagang agar tidak menjual ternak yang sakit. 

"Dengan dilakukannya pengobatan pada ternak sakit dan vaksinasi pada ternak sehat di 6 Provinsi di Pulau Jawa, maka kami optimis bahwa kasus PMK akan terus melandai dan kematian juga akan semakin turun, sehingga kita tidak perlu khawatir ketersediaan daging sapi menjelang HBKN puasa dan lebaran tahun ini," imbuhnya.

Agung mengungkapkan, pihaknya juga telah meninjau beberapa feedloter dan peternak penggemukan sapi baik sapi lokal maupun ex-impor masih memiliki cukup banyak stok sapi yang siap untuk kebutuhan tersebut sehingga ketersediaan dari sapi lokal masih aman. 

"Peternak feedloter ini umumnya rutin melakukan vaksinasi PMK sehingga sapinya aman dari PMK. Selain itu, hasil pantauan di gudang importir stok daging sapi juga stok relatif aman untuk kebutuhan puasa dan lebaran tahun ini. Rakortas Bidang Pangan juga sudah menentukan neraca impor sapi beku dan sapi bakalan tahun 2025, dan Kementan sudah menerbitkan rekomendasi impor-impornya," tandasnya.

Di sisi lain, Agung menegaskan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini telah mewabah kepada hewan ternak di Indonesia merupakan penyakit hewan yang memiliki mortalitas kurang dari 2%.

"Yang penting lagi PMK ini bukan penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia (bukan zoonosis), sehingga jika dilakukan potong paksa maka dagingnya masih tetap dikonsumsi manusia. Namun darah dan kotorannya masih berpotensi mengandung virus dan dapat menular pada ternak sehingga harus diamankan (dikubur/masuk tempat pembuangan limbah) dan tidak terbawa ke kandang-kandang yang ternaknya belum divaksin," pungkas Agung. (Fal/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya