Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA kembali memperlihatkan komitmennya dalam mendukung negara-negara berkembang dengan mengadakan Workshop Manajemen Inseminasi Buatan (IB).
Kali ini, sembilan negara Afrika mengirimkan delegasi mereka ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari untuk mempelajari teknologi Inseminasi Buatan.
“Workshop ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI ke Afrika pada akhir tahun 2023 lalu. Sesuai arahan Presiden, kami mengundang perwakilan dari sembilan negara Afrika untuk belajar manajemen IB di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah saat membuka workshop tersebut pada Selasa (9/7).
Baca juga : UI: Indonesia Sukses Tingkatkan Produksi Pangan Nasional
Indonesia pertama kali memperkenalkan teknologi Inseminasi Buatan pada tahun 1957, dengan mendirikan pusat-pusat IB di berbagai lokasi.
Meskipun Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi banyak tantangan, Kementerian Pertanian berhasil mengatasi kendala dan sukses mengimplementasikan IB di seluruh negeri.
Selama dua minggu, 18 pejabat tinggi dari Nigeria, Zimbabwe, Kenya, Sudan, Tanzania, Senegal, Mozambik, Ethiopia, dan Madagaskar akan mempelajari manajemen Inseminasi Buatan.
Baca juga : UKP Beri Bantuan Santri di Serang untuk Wujudkan Ketahanan Pangan
Pelatihan ini akan dilanjutkan dengan Pelatihan Teknis untuk petugas Inseminasi Buatan dari negara-negara tersebut pada bulan Oktober 2024 mendatang.
Direktur Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional Tormarbulang Lumbantobing menyatakan bahwa workshop ini adalah bukti keseriusan Indonesia dalam membantu negara-negara berkembang, khususnya di Afrika.
“Workshop ini adalah salah satu upaya Indonesia untuk mewujudkan ketahanan dan keamanan pangan dunia, khususnya di negara-negara berkembang,” ujarnya.
Baca juga : Mentan Pantau Langsung Proses Uji Alsintan untuk Produksi Massal
Tormarbulang juga mengapresiasi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, khususnya BBIB Singosari, sebagai pelaksana kegiatan ini.
BBIB Singosari telah mengembangkan teknologi IB dan menciptakan beberapa inovasi, seperti produksi semen sexing, semen ikan, serta memiliki laboratorium berakreditasi ISO 17025 dan sistem manajemen mutu ISO 9001.
Mereka juga mengekspor produk semen ke berbagai negara, termasuk Malaysia, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, Afghanistan, Madagaskar, dan Kirgistan.
Baca juga : Kementan Genjot Produksi dan Ketahanan Pangan dengan Tanam Padi Gogo di Banten
Sejak tahun 2007, BBIB Singosari ditunjuk sebagai tempat pelatihan Inseminasi Buatan internasional.
“BBIB Singosari adalah balai Inseminasi Buatan terkemuka di Indonesia dengan pengalaman panjang dalam program IB, khususnya pada sapi. Mereka adalah kontributor terbesar dalam memasok semen beku nasional,” kata Nasrullah.
Perwakilan Direktorat Kerja sama Teknik Kementerian Luar Negeri Hendra Satya Permana, juga mengapresiasi kesediaan BBIB Singosari sebagai lokasi pelatihan.
Ia berterima kasih atas kepercayaan negara-negara Afrika kepada Indonesia yang dianggap memiliki keunggulan dalam teknologi Inseminasi Buatan.
“Kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika telah berlangsung lama. Indonesia menganggap negara-negara Afrika sebagai mitra, dan kerja sama saling menguntungkan ini harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Hendra menambahkan bahwa ketahanan pangan adalah masalah mendesak, terutama di negara berkembang. Oleh karena itu, kontribusi untuk menghadapi tantangan ini sangat penting.
Ia mengapresiasi negara-negara Afrika yang mengirimkan delegasi mereka untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi tantangan keamanan pangan. (Z-10)
DOSEN Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr.agr. Ir. Raden Siti Darodjah, mengembangkan alat inseminasi buatan untuk hewan ternak.
Lewat intervensi dua program andalan itu rata-rata populasi ternak di Indonesia naik sebesar 8% per tahun.
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengolaborasikan peternak dan perguruan tinggi untuk mengembangkan domba batur di kawasan Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jateng.
PENYEBARAN virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar) semakin mengkhawatirkan. Tercatat sebanyak 1.050 ekor hewan hewan ternak terinfeksi virus PMK.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, akan ada mobilitas hewan ternak dari daerah ke Kota Depok.
Untuk menjaga sapi terhindar dari PMK peternak bisa melakukan pelbagai hal. Seperti yang dilakukannya, dengan menjaga kualitas pakan. Karena jika pakan bermutu tinggi diberikan kepada sapi
Kebutuhan hewan ternak untuk kurban pada hari raya Idul Adha 1445 hirjiah tersebut tercukupi karena stok hewan ternak di Sulteng melimpah.
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) menyusun panduan ibadah kurban 1443 H/2022 untuk antisipasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah marak di sejumlah daerah.
"(Hewan PMK bergejala) lepuh pada kuku hingga terlepas dan/atau menyebabkan pincang atau tidak bisa berjalan serta menyebabkan sangat kurus, hukumnya tidak sah dijadikan hewan kurban."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved