Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengaktifkan tim reaksi cepat (TRC) guna mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Tercatat 118 desa yang tersebar pada 11 kecamatan di Kabupaten Banjar merupakan daerah rawan bencana.
"Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Kalsel tentang kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi beberapa waktu lalu, Pemkab termasuk BPBD Banjar telah melakukan langkah-langkah mitigasi bencana. Salah satunya adalah mengaktifkan tiga unit TRC yang bertugas siang dan malam hari," ungkap Kepala BPBD Banjar, Warsita, Senin (20/11).
Upaya mitigasi bencana lainnya adalah melaksanakan sosialisasi, melaksanakan rapat koordinasi, dan apel kesiapsiagaan bencana banjir. Kemudian juga memantau perkembangan kenaikan permukaan air melalui EWS yang terpasang di jalur Sungai Riam Kiwa dan Sungai Riam Kanan.
"Pekan depan kita akan menggelar apel kesiapsiagaan bencana banjir. Normalisasi sungai juga dilakukan oleh Dinas PUPR," kata Warsita.
Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten rawan bencana hidrometeorologi di Kalsel. Tercatat ada 118 desa di 11 kecamatan masuk kategori rawan bencana.
Baca juga:
> Cuaca Ekstrem Dominasi Bencana di Kota Sukabumi
> Awas, Gelombang Tinggi Mulai Mengancam Perairan Jawa Tengah
Data Pusdalops BPBD Banjar mencatat pada Februari-Maret 2023 bencana banjir menyebabkan 20.619 rumah yang dihuni 24.459 keluarga atau 77.500 jiwa terdampak banjir.
Sementara bencana angin kencang sepanjang sepanjang 2023 ini sebanyak 31 kali kejadian yang melanda 51 desa dan menyebabkan 381 rumah warga rusak.
Saat ini sejumlah daerah di Kalsel mulai mempersiapkan diri menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi atau disebut batingsor. Kepala BPBD Kalsel R Suria Fadliansyah mengatakan Gubernur Kalsel telah menerbitkan surat edaran tentang antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, puting beliung, tanah longsor, dan gelombang tinggi (batingsor) kepada bupati dan wali kota menjelang datangnya musim penghujan.
"Karhutla saat ini sudah jauh berkurang meski masih ada titik api di beberapa daerah. Kalsel saat ini menghadapi peralihan musim penghujan sehingga perlu kewaspadaan bencana hidrometeorologi seperti banjir, puting beliung, tanah longsor, dan gelombang tinggi," tutur Suria.
Diterbitkannya surat edaran ini juga mempertimbangkan kondisi cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda sejumlah daerah di Kalsel belakangan ini. (Z-6)
Ravidho Ramadhan menempuh program Doktoral di Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM itu menjadi doktor termuda
BRIN melalui Pusat Riset Geoinformatika bersama PT. Urban Spasial Indonesia mengembangkan pemanfaatan teknologi Light Decection and Ranging (LiDAR) untuk pemetaan kebencanaan.
Bencana hidrometeorologi merupakan peristiwa yang disebabkan oleh proses atmosfer, hidrologi, atau oseanografi, seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras.
Masyarakat yang mudik di periode ini diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperoleh informasi terkait peta bencana.
BNPB menyampaikan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor dan gelombang tinggi di kawasan Jawa
Sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di Jawa Tengah karena cuaca ekstrem.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved