Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BERBEDA dari kebanyakan lukisan lainnya, lukisan kepala buddha yang dibuat Pelukis Eastingmedi kali ini terlihat seperti gambar timbul tiga dimensi, dengan detail bernuansa klasik yang terkesan seperti batuan sesunggguhnya. Sepintas pengunjung yang melihatnya tidak akan menyadari lukisan itu bukan patung yang terbuat dari batuan.
Lukisan kepala Budha itu berukuran kecil di mana terbuat dari recycle limbah sampah plastik yang dipanaskan. Di mana limbah plastik dipanaskan di atas api menggunakan sendok. Setelah mencair, dioleskan ke kanvas menggunakan pisau palet.
Teknik tersebut didemonstrasikan pelukis Eastingmedi. Limbah yang dia gunakan berasal dari plastik yang ada di kawasan rumahnya di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (15/11).
Baca juga: 'Woman with a Watch' Karya Picasso Terjual Rp2,1 Triliun di Balai Lelang Sotheby's
"Saya menghadirkan lukisan recycle limbah sampah plastik sebagai media lukis. Caranya, plastik dipanaskan diatas api dengan menggunakan sendok. Setelah mencair, lalu dioleskan ke kanvas dengan pisau palet untuk membentuk lukisan Kepala Buddha," tutur Eastingmedi, Kamis (16/11).
Sejumlah lukisan hasil daur ulang tersebut rencananya akan dibawa ke Jakarta untuk dipamerkan di ajang Art Jakarta di Kawasan Jiexpo Kemayoran, Jakarta mulai Jumat (17/11) hingga Minggu (19/11).
Baca juga: Membaca Sejarah Banda Neira Melalui Lukisan Berjudul Meneer
Tahun ini, Art Jakarta 2023 dijadwalkan akan menyambut kedatangan berbagai galeri dari Indonesia dan Negara Jiran Asia Tenggara. Di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Dari Indonesia, selain Pelukis Eastingmedi, ada juga Umar Chusaeni, Wawan Geni, Yasumi Ishii, Utami Atasia Ishii, Soneo Santoso, Januri, dan Hadi Soesanto. Nantinya setiap pelukis memamerkan tiga hingga lima karya.
Melalui lukisan itu, Eastingmedi berharap dapat melakukan perubahan kecil bagi lingkungannya. Terutama mengurangi limbah plastik yang tersebar di berbagai tempat di lingkungan rumahnya.
Easting mengaku teknik lukisannya bukan hal yang baru. Pasalnya sejak kecil ia kerap membakar plastik untuk mengetahui jenis warna yang dihasilkan. Seperti warna putih dari pipa paralon, hitam dari plastik kresek, botol minuman mineral, dan pembungkus kabel.
"Sampah plastik yang dipanaskan ini sebagai pengganti cat. Untuk warna hitam didapat dari bungkus kabel, warna coklat diproses dari botol minuman air mineral atau bisa juga dari tas plastik kresek. Sedangkan warna putih dihasilkan oleh pipa pralon," ungkap Eastingmedi.
Untuk menghasilkan satu lukisan dari limbah plastik tidak mudah. Proses pembuatannya butuh waktu yang lama dan tingkat kesulitan yang tidak sederhana. Semisal lukisan berukuran 40x50 sentimeter membutuhkan waktu sekitar sepekan. Belum lagi setiap pemanasan plastik membutuhkan perlakuan yang berbeda, pasalnya tingkat leleh plastik berbeda.
"Jadi pemanasannya itu yang berbeda, ada yang gampang meleleh, ada yang agak lama, sehingga butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu lukisan,"katanya.
Pada Pameran Art Jakarta nanti, setiap lukisan akan dijual dengan variasi harga yang berbeda berdasarkan ukuran dan tingkat kesulitannya. Untuk lukisan kepala buddha dari resaikel sampah plastik berukuran 40x50 sentimeter dihargai senilai Rp8 juta. Melalui lukisan dari sampah plastik itu, Eastingmedi berniat ingin ikut serta menjaga lingkungan dari sampah plastik yang sulit didaur ulang, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih.
"Kita harus ikut menjaga lingkungan agar lestari, meski yang kita lakukan hanya hal kecil, seperti memungut sampah, tapi itu akan membuat lingkungan bersih. Dengan pameran menggunakan media sampah plastik resaikel ini, menurut saya akan menarik dihadirkan di kota seperti Jakarta. Ini hanya contoh kecil yang bisa saya lakukan,"pungkas Estingmedi. (Z-3)
Erafone Jaga Bumi ini juga sebagai bagian komitmen dan implementasi ESG Erajaya group.
Sejak 1993, lanjut Arif, Danone Indonesia melalui AQUA, telah menjadi pionir dalam program daur ulang dan pengumpulan botol plastik paska konsumsi melalui Program AQUA Peduli.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
RealCycle Cup menggunakan lapisan nanopartikel besi (II) oksida, material tahan panas, tak beracun, dan mudah dipisahkan dari sampah pakai magnet
Dari daur ulang hingga kopi, pelaku kreatif di pinggiran Jakarta mengubah keterbatasan menjadi harapan. Inilah wajah baru ekonomi kreatif dari akar rumput.
Industri daur ulang di Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan, yang didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan,
Momentum ibadah kurban menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
PERINGATAN Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 di Temanggung, Jawa Tengah, tahun ini dipastikan bebas sampah plastik
Sampah plastik bukan sekadar masalah lingkungan. Ini adalah masalah sistemik yang butuh solusi lintas sektor.
JURU Kampanye Isu Plastik dan Perkotaan Greenpeace Indonesia Ibar Akbar mengatakan upaya dalam mengurangi sampah plastik oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) perlu didukung
Moorlife juga terus memperkuat posisinya lewat inovasi dengan memanfaatkan peluang di pasar dengan meluncurkan produk terbarunya yaitu Moorlife NexG.
Plastik mengandung beberapa zat-zat kimia berbahaya, seperti Bispehenol-A (BPA) dan PVC (Polyvinyl chloride). Zat ini tidak larut, sukar terurai, dan dapat berpindah saat terkena panas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved