Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Nickel Industries Wujudkan Pengelolaan Sampah dan Restorasi Ekosistem Tambang

Despian Nurhidayat
25/6/2025 20:24
Nickel Industries Wujudkan Pengelolaan Sampah dan Restorasi Ekosistem Tambang
Ilustrasi(Dok ist)

DALAM rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) 2025, Nickel Industries Limited (NIC) bersama anak usahanya PT Hengjaya Mineralindo menegaskan komitmen keberlanjutan lingkungan melalui dua inisiatif utama: pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan rehabilitasi lahan bekas tambang. Kedua program ini mencerminkan langkah nyata perusahaan dalam mendorong transisi industri nikel menuju praktik yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan.

Melalui program Makarti Jaya Lestari Olah Sampah (MALEO), Nickel Industries membentuk lima unit bank sampah di Desa Makarti Jaya pada 23 Juni 2025. Peluncuran ini berlangsung di SDN Makarti Jaya dan melibatkan 119 peserta dari berbagai pihak, termasuk Yayasan Peduli Negeri, Pemerintah Desa, Bumdes Makarti Jaya, masyarakat setempat, hingga mahasiswa KKN-PPM UGM. Selain peresmian, kegiatan ini juga diisi dengan aksi daur ulang sampah plastik menjadi ecobrick sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengurangi beban sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Chief Operating Officer Nickel Industries, Tony Lee Green, mengungkapkan bahwa Program MALEO dan peringatan HLHS bersama dengan beragam pemangku kepentingan merupakan momen penting perusahaan dalam menguatkan kolaborasi menuju lingkungan yang berkelanjutan. 

“Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini menjadi momentum strategis bagi kami untuk memperkuat kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, masyarakat, dan institusi terkait dalam mendorong inisiatif lingkungan, seperti program MALEO. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan ini mencerminkan komitmen Nickel Industries dalam mewujudkan transformasi bisnis yang berkelanjutan melalui praktik pengelolaan lingkungan yang inklusif, partisipatif, dan bertanggung jawab,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (25/6).

Komitmen perusahaan terhadap isu pengelolaan sampah di wilayah Bahodopi dilatarbelakangi oleh temuan internal pada 2023, yang menunjukkan bahwa timbulan sampah di Kecamatan Bahodopi mencapai 110 ton per hari, berasal dari rumah tangga dan aktivitas non-rumah tangga. Menanggapi hal ini, Nickel Industries menginisiasi pendekatan berbasis komunitas untuk mengelola limbah secara ekonomis dan ekologis.

Industrial Process Sustainability Lead Hengjaya Mineralindo, Chrisma Virginia, menegaskan bahwa kehadiran industri tambang dan nikel di Kabupaten Morowali, khususnya di Wilayah Bahodopi, membawa tantangan sekaligus peluang dalam pengelolaan sampah yang semakin kompleks. 

“Pertumbuhan jumlah penduduk sebagai dampak dari ekspansi tambang dan industri telah menyebabkan peningkatan signifikan pada timbulan sampah, yang menjadi tantangan serius bagi lingkungan setempat.Untuk itu, Nickel Industries berupaya membangun kapasitas masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah bernilai ekonomi, sekaligus mengurangi beban sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kini semakin terbatas. Melalui inisiatif MALEO, kami membentuk lima unit bank sampah sebagai pendorong ekonomi sirkular di tingkat dusun dengan harapan ini mampu menciptakan masyarakat yang sehat, mandiri secara ekonomi, dan berkeadilan sosial,” lanjutnya.

Tak hanya fokus pada isu persampahan, perusahaan juga menegaskan tanggung jawabnya dalam memulihkan ekosistem pascatambang. Pada 24 Juni 2025, Nickel Industries melalui Hengjaya Mineralindo melakukan kegiatan penghijauan di area reklamasi bekas pit Central West 8 di Desa Bete-Bete dan Tangofa. Sebanyak 100 bibit tanaman lokal dan endemik seperti alpukat, rambutan, dan Bitti (Vitex cofassus) ditanam dengan melibatkan lebih dari 100 partisipan dari kalangan karyawan, kontraktor, serta kelompok tani dan perempuan binaan perusahaan.

Kepala Teknik Tambang PT Hengjaya Mineralindo, Dwin Deswantoro, menyampaikan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) 2025 menjadi momentum reflektif bagi seluruh pelaku industri, termasuk perusahaan, untuk terus meningkatkan kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

“Peringatan HLHS mengingatkan kita bahwa pertambangan yang berkelanjutan harus mampu meninggalkan warisan positif bagi lingkungan dan generasi mendatang. Reklamasi lahan pascatambang merupakan salah satu wujud konkret dari komitmen kami dalam memulihkan fungsi ekosistem serta menjaga keseimbangan alam. Melalui penanaman berbagai jenis tanaman lokal dan endemik, kami berupaya mengembalikan produktivitas dan kehijauan lahan yang telah dimanfaatkan, agar tetap memberikan manfaat ekologis dan sosial bagi masyarakat di sekitarnya,” ujarnya.

Melalui kombinasi antara pengelolaan sampah partisipatif dan reklamasi ekosistem berbasis keanekaragaman hayati, Nickel Industries menunjukkan bahwa aktivitas industri dapat selaras dengan prinsip keberlanjutan. Inisiatif ini sejalan dengan visi Indonesia Bebas Sampah Plastik 2030, mendorong transformasi ekonomi hijau, dan memperkuat kontribusi sektor tambang terhadap pencapaian Indonesia Emas 2045. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya