Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ribuan Warga di Flores Turun ke Jalan Serukan Tolak Geotermal

Ignas Kunda
05/6/2025 23:05
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ribuan Warga di Flores Turun ke Jalan Serukan Tolak Geotermal
Aksi menolak proyek geotermal di Flores.(Dok. MI)

RIBUAN masyarakat dari aliansi peduli lingkungan hidup di kabupaten Ende melakukan demonstrasi menolak pembangunan geotermal yang masif di lakukan pemerintah pusat melalui kementerian ESDM di pulau Flores. Aksi tersebut digelar dalam rangka memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Penetapan Flores menjadi Pulau Geotermal melalui surat keputusan kementerian ESDM tahun 2017 lalu hingga pengembangan pusat pengeboran geotermal Flores yang terus dilakukan hingga saat ini memicu aksi unjuk rasa besar-besaran di 3 Kabupaten di Pulau Flores seperti Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo, pada Kamis, (5/6).

Di Kabupaten Ende Sekitar dua ribuan warga turun ke jalan di kota Ende menentang pembangunan geotermal Flores. Ribuan warga ini mulai melakukan parade di Jalan Eltari menuju Gedung DPRD dan Bupati Ende. Di dampingi para imam atau para pastor katolik warga membentangkan spanduk sambil berorasi dan berteriak "tolak geotermal“ selama parade ini. Warga langsung masuk memenuhi halaman kantor bupati dan DPRD Ende untuk menyampaikan aspirasinya.

Warga kesal karena pengeboran geotermal yang sudah berjalan dari tahun 2000-an sudah mencemari lingkungan seperti air dan udara. Selain itu akibat pengeboran geotermal produktivitas pertanian  seperti kopi, cengkeh sayur-sayur serta komoditi lainnya yang menjadi penopoang ekonomi keluarga kerap menurun pada setiap tahunnya.

Vikep Ende, Romo Frederikus Wea Dopo, mengatakan masyarakat Flores khususnya ende yang 78 persen adalah petani ini sangat bergantung pada hutan tanah dan air, sehingga sangat menggangu kestabilan masyarakat bila tanah di Ende atau Flores dijadikan lokasi pengeboran geotermal apalagi banyak lahan yang dikorbankan hanya untuk geotermal. Tidak hanya itu akibat aktivitas pengeboran telah terjadi konflik horizontal dan kerusakan budaya di Flores, karena segala aspek budaya bergantung pada tanah dan hasil bumi di Flores.

"Kita menuntut lewat dprd dan pemerintah segera mencabut Flores sebagai pulau geotermal,“ kata Romo Edi sapaan akrab Romo Frederikus Wea Dopo.
 
Menurut Romo Edi Dopo, dampak geotermal di Sukoria, sekitar 90 persen umat sangat terganggu karena geotermal itu telah mengganggu tanaman pertanian warga serta kualitas air. Bagi Romo Edi energi terbarukan untuk kontes Flores kurang tepat, karena masih ada energi lain, seperti energi  air, angin, matahari, biomassa, dan arus laut. Menurut Romo Edi proyek ini tanpa ada sosialisasi dan transparansi atau keterlibatan warga melainkan hanya merupakan perbincangan antar individu dan korporasi tertentu. Sehingga penting gereja terlibat seperti dalam Laudato Si oleh mendiang Paus Fransiskus, dimana gereja melihat bumi sebagai ibu, dan dalam kultur Flores, bumi adalah suci.

"Kami tidak anti listrik. Kita mau mengajak supaya pembangunan energi listrik ini tidak mengganggu seluruh ekosistem, sosial, budaya, ekonomi yang terpenting persatuan dan kerukunan. Gereja mesti terlibat aktif dan peduli pada masalah yang dihadapi umat itulah panggilan sosisl dari kehidupan gereja,“ ungkap Romo Edi.

Dalam orasi warga juga kesal bahwa pemerintah pusat melakukan pembangunan geotermal di Flores tanpa ada persetujuan masyarakat Flores. Warga juga menilai penetapan Flores sebagai pulau Geotermal dilakukan sepihak tanpa melibatkan  masyarakat Flores. Warga menuntut pemerintah pusat mencabut keputusan Flores sebagai pulau geotermal dan menghentikan semua aktivitas pengeboran geotermal di Flores yang selama ini membahayakan keselamatan masyarakat.

Warga juga menilai geotermal hanya untuk kepentingan oligarki bukan untuk kepentingan warga masyarakat .Masa berjanji akan terus melakukan aksi yang lebih besar bila pemerintah pusat tidak segera mencabut SK Flores sebagai Pulau Geotermal dan menghentikan aktivitas pengeboran untuk geotermal. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya