Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kota Semarang Komitmen Wujudkan Daulat Pangan Melalui Festival Pisang Legi

Akhmad Safuan
12/11/2023 13:50
Kota Semarang Komitmen Wujudkan Daulat Pangan Melalui Festival Pisang Legi
Festival Pisang Legi di Simpang Lima Kota Semarang dikunjungi ribuan orang, Minggu (12/11)(MI/Akhmad Safuan)

WUJUDKAN sebagai daerah daulat pangan, Pemerintah Kota Semarang kembali gelar festival makanan pendamping beras di tengah harga kebutuhan, seperti beras, cabai, gula pasir, dan kedelai masih bertahan tinggi. Festival Promosi Pangan Lokal Enak dan Bergizi (Pisang Legi) dilangsungkan pada Minggu (12/11) di seputar bundaran Simpang Lima Semarang.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (12/11) hingga saat ini harga kebutuhan pokok di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah masih bertahan tinggi, seperti beras kelas medium Rp14.000-Rp15.000 per kilogram, cabai Rp90.000-Rp100.000 per kilogram dan gula pasir Rp14.500-Rp16.000 per kilogram, kemudian menyusul naik kedelai dari Rp10.600 menjadi Rp12.550 per kilogram.

Bersamaan kegiatan Car Free Day (CFD) yang diadakan setiap Minggu pagi, ribuan warga yang datang dari berbagai daerah Kota Semarang dan sekitar, tampak menyerbu ratusan stand makanan dengan bahan utama non-beras dan terigu dalam festival berslogan "Kenyang Gak Harus Nasi Beras" tersebut.

Baca juga: 20 Eks Napiter Menjadi Narasumber Seminar Nasional di Universitas Semarang

"Festival ini merupakan lanjutan dari Festival Makanan Pendamping Beras sebelumnya, kita berkomitmen mewujudkan daulat pangan melalui program Pisang Legi ini," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di sela-sela kegiatan festival Minggu (12/11).

Kota Semarang melaui festival makanan pendamping beras ini, lanjut Hevearita Gunaryanti Rahayu, membuktikan bahwa di tengah masih tingginya harga kebutuhan pokok saat ini memiliki banyak bahan makanan non-beras dan gandum yang mampu mengenyangkan dan sekaligus bergizi untuk dapat dikonsumsi.

Baca juga: BRIN: Indonesia Punya 300 Jenis Pisang Lokal

Selain memenuhi kebutuhan pangan, ungkap Hevearita, berbagai jenis bahan makanan di luar beras dan gandum ini harga sangat murah serta tersedia cukup banyak di sekitar tempat tinggal warga. "Bahkan melalui program urban farming berbagai jenis bahan makanan non-beras dan gandum dapat dibudidayakan di pekarangan dan lahan kosong," tambahnya.

Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy  saat menghadiri kegiatan program Pisang Legi di Simpanglima Semarang itu mengatakan sangat langkah Pemkot Semarang menuju kota berdaulat pangan. "Indonesia perlu mengurangi ketergantungan kepada beras sebagai bahan makanan pokok," imbuhnya.

Bukan berarti meniadakan nasi sebagai makanan pokok, demikian Sarwo Edhy, tetapi mengurangi dan mengganti kebutuhan konsumsi dengan bahan pangan alternatif dari sumber pangan lokal yang masih banyak dan mudah didapat di sekitarnya, bahkan ini juga menjadi peluang bagi UMKM bidang kuliner untuk mengembangkan usaha. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya