Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
AWAS, selain polusi udara masih tinggi, Kota Semarang juga mengalami krisis air bersih akibat kemarau. Kondisi ini membuat 8.616 warga ibukota Jawa Tengah terserang diare.
"Kasus diare meningkat akibat kemarau dan menipisnya ketersediaan air bersih," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam.
Berdasarkan data yang ada, ungkap Abdul Hakam, sejak Mei lalu jumlah kasus diare mencapai 8.616 orang. Tercatat pada Mei 2.717 kasus, Juni 3.111 kasus, dan akhir Juli 2.788 kasus. Sedangkan Agustus masih dilakukan perhitungan, tetapi jumlahnya capai ribuan kasus.
Baca juga: Atasi Kekeringan Cadangan Air Bersih Semarang Kian Menipis
Abdul Hakam mengatakan beberapa tahun terakhir kasus diare di Kota Semarang terjadi kenaikan cukup besar. Tahun 2021 sebanyak 21.765 kasus, tahun 2022 sebanyak 32.488 kasus, serta hingga Juli 2023 tercatat 21.059 kasus. "Jika kondisi kemarau terus berlanjut dan air bersih terus menipis diperkirakan akan meningkat lebih besar," imbuhnya.
Peningkatan itu karena menipisnya air bersih sehingga air yang dikonsumsi warga belum tentu steril atau bersih. Oleh karena itu ia meminta warga melakukan pemeriksaan air yang bakal dikonsumsi untuk memastikan bahwa air tersebut tidak mengandung bakteri E colli yang bisa menyebabkan penyakit diare.
Baca juga: Bantu Warga Desa tak Lagi Kekurangan Air Bersih
"Warga tidak perlu resah, jika menghadapi kondisi terkena diare tersebut segera atasi dengan oralit yakni air matang dicampur gula dan garam," ujar Abdul Hakam. (Z-3)
Penyebab utama diare ini terjadi karena masuknya kuman yang akan mengganggu aktivitas organ pencernaan. Diare ini dapat disembuhkan dengan beberapa pengobatan.
Bahwa ada banyak faktor yang dapat menyebabkan diare, seperti infeksi virus, alergi makanan, intoleransi laktosa, hingga efek samping dari obat-obatan.
Program ini merupakan bentuk edukasi untuk masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengobatan masalah kesehatan seperti diare dan sakit maag di saat perjalanan mudik.
Mencret-mencret saat mudik nanti bukannya sampai kampung halaman, malah mesti ke rumah sakit karena diare.
Banjir yang melanda Jakarta telah surut, tetapi ancaman penyakit masih mengintai.
Diare yang tidak ditangani dengan segera bisa memicu berbagai kondisi berbahaya, mulai dari dehidrasi berat hingga gagal ginjal pada anak.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan tindakan yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
PLT Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan cepat memberikan informasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lahan gambut.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved