Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
WHO (World Health Organization) mendefinisikan stunting atau tengkes sebagai masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Saat ini pemerintah Indonesia pun terus mengalakkan untuk pencegahan stunting pada balita.
Terkait ini, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jefri R P Siagian SIK MH turut peduli dan mendukung program pemerintah untuk pencegahan dan penanggulangan stunting pada balita khususnya di wilayah kota Pekanbaru, Riau.
Ini ia wujudkan dengan menyambangi langsung para balita yang diduga terdampak stunting, di Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Riau, hari ini.
Baca juga: Merdeka dari Stunting
Kapolresta Pekanbaru turut membawa rombongan tim dokter kesehatan Polresta Pekanbaru untuk mengecek dan memberikan penyuluhan kesehatan di rumah warga yang memiliki balita kategori stunting.
Jefri mengatakan harus ada perhatian dan penanganan cepat pada anak yang terdampak stunting.
Ia mengajak semua elemen masyarakat dan instansi terkait untuk memberikan perhatian langsung dalam mendukung program pemerintah.
"Saya turun karena ingin melihat langsung anak-anak yang terdampak stunting."
"Kita semua tidak boleh hanya bergantung pada pemerintah daerah, mari kita semua bahu-membahu untuk peduli atas hal ini," ucap dia.
Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat sehingga lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Kombes Pol Jefri terlihat sedih dan haru melihat keadaan balita-balita yang dikunjunginya. Ia berusaha menghibur beberapa anak balita yang kena dampak stunting.
Baca juga: Dampak Stunting terhadap Kemampuan Kognitif Anak
"Kami juga berusaha meringankan beban warga dengan memberikan bantuan berupa sembako dan makanan pendukung untuk meningkatkan gizi anak-anak yang terdampak stunting."
"Sebab, salah satu faktor utama terjadinya stunting karena faktor ekonomi kehidupan keluarga mereka yang kurang mampu," ungkap Jefri.
Kegiatan ini dilengkapi dengan memberikan bantuan vitamin dan santunan kepada keluarga balita stunting.
Jefri menambahkan program ini akan selalu rutin dilakukan apalagi program Polresta Pekanbaru untuk kepedulian masyarakat sudah berjalan rutin setiap minggu, mulai dari program Jumat Berbagi hingga Jumat Curhat kepada masyarakat.
"Harapan kami adalah agar anak-anak yang terdampak stunting ini bisa tumbuh sehat dan semangat menjalani kehidupan. Apalagi di masa pertumbuhannya sangat dibutuhkan asumsi gizi yang cukup bagi mereka," tutup Jefri. (RO/S-2)
DINAS Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru bersama aparat kepolisian kembali melakukan penertiban Kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL).
PEMERINTAH Kota (Pemko) Pekanbaru akan mengajukan perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Hal ini setelah kenaikan PBB menjadi sorotan publik.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Pekanbaru akan melakukan penggalangan dana untuk membantu warga Palestina. Penggalangan dana itu dilakukan sebelum peringatan HUT ke-80 RI
Dalam operasi gabungan di Pekanbaru, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dishub Kota Pekanbaru, Khairulnas mengatakan, terdapat 48 kendaraan truk ODOL yang ditemukan masih melintas.
PEMERINTAH Kota (Pemko) Pekanbaru, melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) memperketat pengawasan terhadap peredaran beras oplosan.
ASAP dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai menyelimuti Kota Pekanbaru, Kota Pekanbaru masih mempertimbangkan terkait libur sekolah bagi peserta didik
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kasus meninggalnya balita bernama Raya di Sukabumi, Jawa Barat, yang tubuhnya dipenuhi cacing.
Meski dikatakan ada kepedulian, namun tak cukup, sangat telat, karena R sudah meninggal.
OCHA mencatat 11.877 balita di Gaza mengalami gizi buruk akut.
Fosil di Gran Dolina ungkap balita Homo antecessor dipenggal dan dimakan 850.000 tahun lalu, bukti kanibalisme tertua di Eropa.
Aksi kekerasan yang dilakukan di rumah pelaku, dan direkam sendiri menggunakan ponsel, lalu disebarkan sebagai bentuk intimidasi kepada istrinya yang tengah menggugat cerai.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved