Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia: The Land of Art, Angkat Selera Seni Rupa Indonesia

Mediaindonesia.com
14/8/2023 09:50
Indonesia: The Land of Art, Angkat Selera Seni Rupa Indonesia
Para seniman yang karyanya ditampilkan di pameran 'Indonesia: Land of Art'(DOK KITA ART)

SEBAGAI bagian dari 'Festival Powerful Indonesia', Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan komunitas seni asal Bali, Kita Art Friends, mempersembahkan 'Indonesia: The Land of Art'. 

Pameran Studio Seni ini digelar Langsung di Lobi Pendopo resor. Pameran ini mengundang para penggemar seni dari 11 Agustus hingga 3 November 2023 untuk mengalami momen magis saat seni melampaui hambatan dan berbicara kepada setiap jiwa, terlepas dari latar belakang, hasrat, atau preferensi seseorang.

'Indonesia: The Land of Art' menampilkan warisan seni Indonesia yang dinamis dan beragam melalui pilihan karya seni dari seniman Indonesia yang terkenal dan baru. Berbeda dari pameran seni lainnya, pameran ini menghadirkan galeri seni kepada penontonnya. Keajaiban artistik menunggu di setiap sudut Lobi Pendopo The Apurva Kempinski Bali, di mana studio seni hidup telah dirancang dengan cermat oleh Kita Art Friends untuk mewakili karakter setiap seniman. 

Baca Juga: Menjelajah Rock Era 1960-2000an Lewat Anthologi Musik Indonesia The Apurva Kempinski Bali

Studio-studio ini memberi pengunjung pandangan sekilas ke dalam proses kreatif para seniman sementara pada saat yang sama, lingkungan baru dapat mendorong inspirasi untuk mahakarya para seniman yang akan datang. Pameran ini menghadirkan 12 seniman yang akan bergiliran menampilkan karya terbaik mereka di empat studio seni langsung per bulan untuk periode tiga bulan mendatang. 

Selain studio seni, pengunjung akan mendapat hak istimewa untuk mengagumi mahakarya abadi dari seniman legendaris Indonesia; Hendra Gunawan, Nuraeni Hendra Gunawan, dan Made Wianta. Setiap karya seni yang dipamerkan telah dikuratori dengan hati-hati oleh Rizki A. Zaelani, Savitri Sastrawan, dan Yudha Bantono dengan indah  mencerminkan hubungan mendalam para seniman dengan asalnya, menawarkan perspektif unik tentang masyarakat kontemporer sambil mempertahankan esensi tradisi.

Empat seniman pertama yang menampilkan karyanya di panggung studio seni hidup adalah Ugo Untoro, Nyoman Erawan, Made Wiradana, dan Vincent Prijadi. Studio live art dari seniman terkemuka Indonesia, Ugo Untoro, merepresentasikan gaya khasnya yang energik, mentah, dan edgy yang dipengaruhi oleh budaya jalanan dan seni grafiti dalam menggambarkan emosi universal dan kepedulian masyarakat melalui ekspresi yang meresahkan di kanvasnya. 

Selain itu juga ada Nyoman Erawan yang telah mengekspresikan kreativitasnya dalam seni rupa selama lebih dari empat dekade. Karya Nyoman Erawan dengan pengaruh Bali yang kaya menonjolkan nilai-nilai artistik yang rusak dari sisa-sisa pola bakaran dalam prosesi Ngaben atau Ngaben Bali melalui lukisan, patung, instalasi seninya. 

Di studio Made Wiradana, gayanya yang jenaka namun kontemporer tergambar melalui guratan-guratan pada lukisannya yang memancarkan keyakinannya bahwa masa lalu tidak akan pernah bisa hilang dari kesadaran manusia. 

Melengkapi barisan yang luar biasa adalah seniman baru berbakat dari Surabaya – Jawa Timur, Vincent Prijadi Purwono. Vincent memanfaatkan lukisan sebagai media untuk mengekspresikan emosinya dan mengomunikasikan perspektifnya yang unik melalui karya seni yang rumit dan bersemangat. Dia juga yang menawarkan sekilas fokus dan kognitifnya yang luar biasa. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya