Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEBAGAI bagian dari 'Festival Powerful Indonesia', Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan komunitas seni asal Bali, Kita Art Friends, mempersembahkan 'Indonesia: The Land of Art'.
Pameran Studio Seni ini digelar Langsung di Lobi Pendopo resor. Pameran ini mengundang para penggemar seni dari 11 Agustus hingga 3 November 2023 untuk mengalami momen magis saat seni melampaui hambatan dan berbicara kepada setiap jiwa, terlepas dari latar belakang, hasrat, atau preferensi seseorang.
'Indonesia: The Land of Art' menampilkan warisan seni Indonesia yang dinamis dan beragam melalui pilihan karya seni dari seniman Indonesia yang terkenal dan baru. Berbeda dari pameran seni lainnya, pameran ini menghadirkan galeri seni kepada penontonnya. Keajaiban artistik menunggu di setiap sudut Lobi Pendopo The Apurva Kempinski Bali, di mana studio seni hidup telah dirancang dengan cermat oleh Kita Art Friends untuk mewakili karakter setiap seniman.
Baca Juga: Menjelajah Rock Era 1960-2000an Lewat Anthologi Musik Indonesia The Apurva Kempinski Bali
Studio-studio ini memberi pengunjung pandangan sekilas ke dalam proses kreatif para seniman sementara pada saat yang sama, lingkungan baru dapat mendorong inspirasi untuk mahakarya para seniman yang akan datang. Pameran ini menghadirkan 12 seniman yang akan bergiliran menampilkan karya terbaik mereka di empat studio seni langsung per bulan untuk periode tiga bulan mendatang.
Selain studio seni, pengunjung akan mendapat hak istimewa untuk mengagumi mahakarya abadi dari seniman legendaris Indonesia; Hendra Gunawan, Nuraeni Hendra Gunawan, dan Made Wianta. Setiap karya seni yang dipamerkan telah dikuratori dengan hati-hati oleh Rizki A. Zaelani, Savitri Sastrawan, dan Yudha Bantono dengan indah mencerminkan hubungan mendalam para seniman dengan asalnya, menawarkan perspektif unik tentang masyarakat kontemporer sambil mempertahankan esensi tradisi.
Empat seniman pertama yang menampilkan karyanya di panggung studio seni hidup adalah Ugo Untoro, Nyoman Erawan, Made Wiradana, dan Vincent Prijadi. Studio live art dari seniman terkemuka Indonesia, Ugo Untoro, merepresentasikan gaya khasnya yang energik, mentah, dan edgy yang dipengaruhi oleh budaya jalanan dan seni grafiti dalam menggambarkan emosi universal dan kepedulian masyarakat melalui ekspresi yang meresahkan di kanvasnya.
Selain itu juga ada Nyoman Erawan yang telah mengekspresikan kreativitasnya dalam seni rupa selama lebih dari empat dekade. Karya Nyoman Erawan dengan pengaruh Bali yang kaya menonjolkan nilai-nilai artistik yang rusak dari sisa-sisa pola bakaran dalam prosesi Ngaben atau Ngaben Bali melalui lukisan, patung, instalasi seninya.
Di studio Made Wiradana, gayanya yang jenaka namun kontemporer tergambar melalui guratan-guratan pada lukisannya yang memancarkan keyakinannya bahwa masa lalu tidak akan pernah bisa hilang dari kesadaran manusia.
Melengkapi barisan yang luar biasa adalah seniman baru berbakat dari Surabaya – Jawa Timur, Vincent Prijadi Purwono. Vincent memanfaatkan lukisan sebagai media untuk mengekspresikan emosinya dan mengomunikasikan perspektifnya yang unik melalui karya seni yang rumit dan bersemangat. Dia juga yang menawarkan sekilas fokus dan kognitifnya yang luar biasa. (S-1)
Studio Folio bukan sekadar platform pameran, tetapi sebuah ekosistem terbuka tempat kolaborasi, diskusi, dan pertukaran ide terjadi secara aktif.
Pameran ini menjadi debut pertama Iurum di Indonesia, sekaligus pameran tunggalnya yang ke-10 secara global.
Sebagai “The Home of World Class Brands”, IndoBuildTech Expo 2025 menjadi platform interaksi bisnis onsite utama bagi lebih dari 550 Exhibitors.
Grand Ballroom Vivere Hotel, Artotel Curated hadir menjadi pilihan istimewa untuk menjadi saksi awal kisah cinta yang baru dengan menghadirkan ruangan elegan dan hangat.
Pameran Artjog, lanjut Irene, juga mencoba melampaui tujuan komersial semata dengan visi yang lebih luas, yaitu memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
DUA nama besar dalam lanskap budaya Indonesia--musikus legendaris Indra Lesmana dan resort pemenang penghargaan The Apurva Kempinski Bali--berkolaborasi dalam peluncuran Swara Apurva.
Praktik berkelanjutan tertanam dalam setiap aspek resor, mulai dari meminimalkan dampak lingkungan hingga mendukung praktik bisnis yang etis.
Peragaan busana oleh Torang Sitorus dengan mengapresiasi budaya melalui karya yang indah.
Album 'Dunia Saat Mata Terpejam' merupakan mahakarya musik visioner yang mencakup delapan komposisi menarik,
Buku ini menggali kehidupan dan kontribusi I Gusti Ngurah Rai, menangkap esensi dari komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap sejarah Bali yang membanggakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved