Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
CYCLING de Jabar 2023, ajang bersepeda jarak jauh menyusuri trek bagian selatan Propinsi Jawa Barat sepanjang 369 kilometer.
Ajang balap sepeda ini terbagi dua etape yaitu dari titik Geopark Ciletuh hingga kawasan Pantai Pangandaran, Jawa Barat, telah berakhir pada Minggu siang (9/7).
Pada ajang tersebut, bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Jabar dan tim medis Dinkes Kabupaten/Kota, Siloam Hospitals Bogor turut serta mendampingi kegiatan bersepeda yang diikuti 154 peserta tingkat nasional, termasuk peserta dari Belanda, Malaysia, dan Thailand.
Cycling de Jabar adalah event bersepeda yang digelar media massa Kompas bersama Pemprov Jabar dan stakeholders lainnya.
Baca juga: Cycling de Jabar 2023, Upaya Pemprov Promosikan Wisata Jawa Barat Selatan
Rute pertama dimulai pukul 07.00 WIB di Geopark Ciletuh Kabupaten Sukabumi dan mencapai garis finis di Ranca Buaya Kabupaten Garut, Jawa Barat, sekitar pukul 13.30 WIB.
Pada etape pertama Cycling de Jabar ini sangat menantang dan berat. Tanjakan ekstrem yang terjal sudah mulai mereka temui di 10 kilometer pertama.
Selanjutnya rute berkelok menyusuri sejumlah perbukitan dengan beberapa jalur diwarnai garis pantai yang bersih dan memukau.
Baca juga: ISSI Kirim Sembilan Pembalap ke Kejuaraan Asia di Thailand
Di etape ke dua, peserta Cycling de Jabar menempuh jarak sejauh 168,8 km, dimulai dari rute Ranca Buaya dan menyelesaikan perjalanan di Alun-alun Paamprokan Pangandaran dengan batas waktu 10 jam.
Pada lomba di tahun ke dua ini, panitia menyediakan empat kategori perlombaan yaitu Men Elite, Women Elite, Master A Non Atlet (30-40 tahun), dan B Non Atlet (41-50 tahun).
Optimalisasi Layanan Medis
Peserta lomba yang menempuh jarak tempuh ratusan kilometer menjadi atensi tersendiri bagi tim kesehatan Cycling de Jabar, termasuk bagi tim medis Siloam Hospitals Bogor yang ditugaskan untuk mengawal perjalanan peserta selama dua hari perjalanan hingga kegiatan Cycling de Jabar tuntas terlaksana.
"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk mengawal perjalanan peserta. Karenanya kami secara optimal menyiapkan sejumlah alat medis sesuai kebutuhan lomba, termasuk mobil ambulans Siloam dengan grade tertinggi," tutur dr Novi Dwiyanti dari Siloam Hospitals Bogor.
Novi yang dibantu perawat Wahid mempersiapkan sejumlah kebutuhan layanan mencakup perlengkapan Defib untuk kasus henti jantung perlu tatalaksana kejut jantung,
Baca juga: Terapkan Siloam 5.0, Kinerja SILO Meningkat
Minor set untuk penaganan luka robek perlu dijahit luka, drug box yang dilengkapi obat nyeri,obat lambung,obat pelemas otot,obat henti jantung dan alat infus.
"Kami juga membawa tas ambulans berisi perlengkapan intubasi, perlengkapan oksigenasi,perlengkapan untuk pasien yang mengalami fraktur seperti bidai," imbuh Novi.
Dalam kesempatan penanganan peserta, terdapat lima peserta yang berhasil ditangani oleh tim medis Siloam Hospitals Bogor. Jumlah tersebut tidak termasuk peserta lainnya yang turut ditangani pihak medis Dinkes Pemprov Jabar dan Dinkes Kabupaten/Kota.
Baca juga: Tangani Kebutuhan Unik Pasien, Siloam Hadirkan Layanan Spesialisasi
Dua peserta kami tangani saat mengalami kelelahan dan kram otot di etape pertama dan tiga peserta lainnya kami tangani usai perjalanan di etape dua untuk mengganti luka perban dan paska nyeri", tutur Novi menambahkan.
Menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi, pihaknya menyiapkan persiapan yang lebih matang didukung dengan komitmen yang baik dari semua pihak.
Kebutuhan medis yang mendampingi peserta sepanjang jalur di antaranya enam unit ambulans dari RSUD, lima unit dari PSC 11, dan satu unit ambulans dari RS Siloam Bogor. Total tenaga kesehatan yang bertugas sebanyak 96 tenaga kesehatan.
“Semua unit ambulans memantau sepanjang rute dan mendampingi sepanjang perjalanan hingga finish, pun kesiapan tenaga kesehatan”, pungkas Vini. (RO/S-4)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Dalam kasus malapraktik ini tidak boleh ada institusi maupun oknum yang berupaya menghambat proses hukum yang tengah ditempuh pasien yang menjadi korban.
EMS Angels Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada tim layanan medis darurat yang menunjukkan keunggulan dalam penanganan pasien stroke sebelum tiba di rumah sakit.
Inseminasi intrauterin dan in vitro fertilization alias bayi tabung sama-sama bertujuan mengatasi masalah kesuburan dan memfasilitasi kehamilan. Namun, pendekatan keduanya berbeda.
Selain festival kesehatan, digelar pula edukasi melalui bincang sehat bertajuk 'Mengenal dan Mencegah Jantung Koroner'.
Prosedur Ebus memberi gambaran akurat mengenai kondisi paru-paru serta memungkinkan dokter mengambil sampel jaringan guna diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Prosedurnya dilakukan lebih cepat, tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien, pemulihan lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi lebih rendah dibandingkan operasi terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved