Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KORBAN tewas akibat bencana alam tanah longsor di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau bertambah menjadi 48 orang. Dari kejadian ini juga, jumlah korban hilang tercatat sebanyak 6 orang.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan data tersebut berdasarkan data pada Senin (13/3) pukul 20.00 WIB.
"Polda Kepri telah mencatat korban sebanyak 48 korban yang meninggal dunia dimana kemarin telah ditemukan 2 korban lagi sehingga dari 46 menjadi 48," kata Ramadhan dalam jumpa pers, Selasa (14/3).
Baca juga: Polri Terjunkan 114 Personel Cari Korban Longsor di Natuna
Ramadhan menjelaskan bahwa tim evakuasi sampai saat ini masih terus berupaya untuk mencari korban yang dinyatakan hilang.
"Kemudian sebanyak 6 korban hilang dan 6 korban ini tentu masih terus dalan proses pencarian," imbuh dia.
Baca juga: Pemerintah Bakal Relokasi 100 Rumah yang Terdampak Longsor Natuna
Lebih lanjut, Ramadhan menjelaskan bahwa terdapat pula empat korban mengalami luka-luka.
"Kemudian ada empat korban luka-luka dalam peristiwa ini dimana satu korban luka berat dan tiga korban rawat jalan," tutupnya.
Seperti diketahui, telah terjadi tanah longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna pada hari Senin (6/3).
Tanah longsor itu telah menyebabkan puluhan korban meninggal dunia, hilang dan sebanyak 1.300 jiwa mengungsi. (Z-10).
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga menyebabkan kejadian longsor di Desa/Kecamatan Subang
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Tanah longsor terjadi di Dusun Pahing, Desa Pamulihan, Kecamatan Subang, Selasa (14/11) dinihari.
Tanah longsor di wilayah itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa (14/11) petang. Hujan berlangsung lama.
Sebuah tebing setinggi 70 meter longsor dan menimbun dua rumah.
Kabupaten Tasikmalaya berada di peringkat kedua kerawanan bencana terbanyak di Jawa Barat.
BPBD mengaku kesulitan melakukan evakuasi karena sulitnya akses alat berat ke lokasi longsor.
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo mengatakan petugas masih mengevakuasi masinis yang terjepit dalam tubuh kereta.
Muhadjir Effendy mengungkapan dua orang meninggal dunia, satu dalam proses evakuasi dan 22 korban luka akibat tabrakan kereta api KA Turangga-commuter line Baraya.
Basarnas masih berupaya melakukan evakuasi gerbong kereta KA Turangga Turangga relasi Surabaya Gubeng Bandung dan Commuter Line Bandung Raya.
Petugas berhasil mengevakuasi lokomotif KA Turangangga dan lokomotif commuter line Bandung Raya (Baraya) tengah malam dan langsung memperbaiki rel untuk bisa kembali dilalui.
HUJAN deras yang terjadi sejak Kamis, (11/1) siang membuat sejumlah kawasan di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar), kembali terendam banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved