GEBYAR Malang City Expo 2023 di Kota Malang, Jawa Timur, berhasil
membukukan transaksi mencapai Rp2 miliar dalam waktu empat hari. Transaksi sebesar itu menguntungkan UMKM yang mengikuti gelaran itu.
"Total transaksi Rp2 miliar dari 59 stan," tegas Kepala Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi, Senin 13/3).
Malang City Expo 2023 dihelat di Kartini Imperial Building, Jalan
Tangkuban Perahu 1 B, Kota Malang, Kamis (9/3) sampai Minggu (12/3).
Ratusan UMKM mengikuti pameran produk sekaligus mendongkrak daya beli
masyarakat.
Eko menjelaskan saat ini ada 85 ribu UMKM di Kota Malang. Adapun yang sudah terkurasi sebanyak 21.128, sedangkan yang sudah memiliki nomor induk berusaha sebanyak 5.120 UMKM.
Namun, belum banyak pelaku usaha yang mengantongi sertifikat halal.
"UMKM pemilik sertifikasi halal hanya sekitar 2.000. Kami menargetkan
ada tambahan 5.000 UMKM mengantongi sertifikasi halal pada 2023,"
katanya.
Guna mencapai target itu, lanjut Eko, Diskopindag akan merambah rukun
warga dan rukun tetangga melibatkan sahabat UMKM.
Selain menggelar pameran produk, Pemkot Malang berupaya memperluas pasar dengan memberikan fasilitas jual beli melalui aplikasi Malang Beli Produk Lokal (Malpro).
Aplikasi itu berisi 165 produk UMKM yang siap melayani konsumen. Sistem
pengiriman dengan cara kemas di tempat dan diantar sampai rumah pembeli.
Keberadaan aplikasi ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
persoalan gini rasio. Pasalnya, angka kesenjangan pendapatan di Kota
Malang terus meningkat sejak lima tahun terakhir.
Kendati angka kemiskinan sesuai data BPS turun 0,25% menjadi 4,37% pada
2022 ketimbang tahun 2021 sebesar 4,62%, akan tetapi gini rasio berada
di angka 0,421 sekaligus tertinggi sejak 2018.
Karena itu, Pemkot Malang berupaya menumbuhkan pendapatan warga yang
berada pada ekonomi menengah ke bawah. Caranya, daya beli masyarakat
terhadap produk UMKM ditingkatkan guna meningkatkan pendapatan warga
yang diambang miskin. Imbasnya, gini rasio yang semakin lebar beberapa
tahun terakhir bisa ditekan.
Wali Kota Malang Sutiaji mengakui gini rasio karena terjadinya
percepatan pertumbuhan ekonomi hanya pada ekonomi makro. Tetapi,
pertumbuhan tidak seimbang terjadi pada ekonomi di bawah.
"Ini tugas kita, solusinya melalui aplikasi belanja kita," ucap
Sutiaji. (N-2)